(Perhatian! Cerita ini mengandung beberapa adegan kekerasan dan dewasa! Mohon bijak untuk membaca)
Alexander Wijaya, seorang pria berdarah dingin dan kejam. Tidak pernah tertarik dengan wanita manapun bahkan yang cantik dan sexy sekalipun. Yang ada di dalam pikirannya hanya ada balas dendam..
Namun siapa yang mengira, saat dirinya menculik seorang gadis bernama Anna Elizabeth Pratama, anak dari musuh besarnya. Gairah di dalam tubuhnya tiba-tiba muncul saat berada di dekat gadis itu. Padahal selama ini wanita manapun tidak pernah bisa membuatnya bergairah.
Lalu bagaimanakah dengan balas dendamnya??
Apakah dia akan menyerah dan bertekuk lutut pada gadis itu??
Atau dia akan tetap bersikeras membalaskan dendamnya??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana Maria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Escape
-
Lidya menatap cemas pada penjaga di depannya yang melangkah mendekat. Sial!! Apakah aku akan ketahuan? ujarnya dalam hati.
Penjaga itu menatap Lidya dan juga gadis disebelah, kemudian mengangkat bahu acuh.
"Terserahlah... Jangan berjalan terlalu jauh jika tidak ingin menjadi santapan hewan buas" ujarnya sambil berlalu.
Lidya menghela nafasnya lega.. Hampir saja dia ketahuan sedang membawa seorang tawanan. Untung saja penjaga itu tidak pernah tau dan melihat seorang gadis tawanan tuannya yang telah beberapa hari tinggal di rumah itu.
Setelah dirasa aman Lidya kembali membawa Anna pergi mendekati gerbang pintu belakang.
Lidya menempelkan kartu kunci miliknya, kemudian menuntun Anna melangkah keluar dari halaman rumah itu dan berjalan mendekati hutan yang luas dan gelap.
Anna menatap sekeliling dan bergidik ngeri. Apakah dia bisa lolos keluar dari hutan ini dengan selamat? Hutan ini sangat luas. Dan di dalam sana ada banyak sekali hewan buas.
Tapi dia tidak punya pilihan lain. Sekarang atau tidak sama sekali.. Hanya ini satu-satunya cara agar dia bisa keluar dari tempat itu.
Lidya menghentikan langkahnya saat mereka sudah tiba di depan jalan menuju ke dalam hutan.
"Nona.. Aku hanya bisa mengantarmu sampai sini" ujar Lidya.
Kemudian Lidya memberikan kartu kunci miliknya, sebuah peta kecil dan senter.
"Ini.. ambilah kartu ini, ini adalah kunci untuk membuka gerbang depan.. dan ini sebuah peta jalan untuk hutan ini" ujarnya.
Anna mengambilnya, lalu menatap Lidya ragu..
"Te.. Terimakasih" ujarnya gugup.
"Apa Nona takut?" tanya Lidya.
"Ti.. Tidak.. Aku.. hanya gugup" ujarnya.
"Baiklah... Tidak ada waktu lagi, berjalan di hutan ini bisa memakan waktu berjam-jam. Nona harus berhasil keluar sebelum Tuan Alex kembali" ujar Lidya.
Anna hanya menganggukkan kepalanya. Dia harus bisa keluar dari sini.. harus!! Tekadnya dalam hati.
Anna menatap Lidya lalu memeluknya,
"Terimakasih.. Telah membantuku dan mengorbankan dirimu" ujarnya tulus.
Lidya membalas pelukannya,
"Sama-sama, semoga berhasil" ucapnya.
Anna melepaskan pelukannya, kemudian dia mulai melangkah masuk kedalam hutan..
'Semoga berhasil Nona.. Kuharap para binatang itu akan memperlakukanmu sedikit lembut' seru Lidya dalam hatinya sambil tersenyum penuh kemenangan.
-
Alex memarkirkan mobil mewahnya di depan sebuah hotel bintang 5. Dia melangkah keluar dan sorot kamera yang semula menyoroti si pemilik acara, kini berbalik ke arah Alex yang sedang berjalan bak model profesional. Wajahnya yang tampan membuat seluruh perhatian orang-orang disana tertuju padanya.
Tuan Wong dan Nyonya Wong si pemilik acara menyapa dan menghampiri Alex.
"Woah.. Woah.. Lihat siapa yang datang.. Tuan Alexander Wijaya. CEO muda, tampan dan berbakat!" ujarnya bangga sambil berjabat tangan.
Alex hanya tersenyum tipis dan bersalaman dengan pasangan paruh baya itu.
"Selamat malam Tuan dan Nyonya.. Selamat atas bisnis baru kalian" ujar Alex.
Kemudian Tuan Wong menuntun masuk Alex ke dalam ruangan acara.
Terlihat seorang wanita muda cantik menghampiri Tuan Wong dan Alex.
"Papa!" serunya manja pada Tuan Wong.
Tuan Wong tersenyum pada wanita itu dan mendekatkannya pada Alex.
"Alex kenalkan ini putriku satu-satunya, namanya Gracia Welles Wong" ujarnya bangga.
Alex menjabat tangan wanita itu dengan ekspresi datarnya.
"Alex" ucapnya singkat.
"Ayolah.. Tuan Alex, jangan terlalu kaku.. Anakku masih single. Kurasa kau juga sama kan? tidak ada salahnya melakukan pendekatan haha" ujar Tuan Wong sambil tersenyum menggoda.
Alex hanya tersenyum tipis menanggapinya. Sedangkan Gracia tersenyum penuh arti. Pria tampan dan kaya masih single? cukup mengejutkan menurutnya. Bukankah itu suatu kebetulan yang luar biasa.. Siapa tau mereka cocok, pikirnya.
"Kalian mengobrolah berdua" ujarnya.
Tuan Wong kembali menyapa beberapa tamu yang baru tiba, meninggalkan Alex dan Gracia berdua.
Alex terlihat acuh dan mengambil minuman yang berada di atas meja.
Gracia terlihat canggung namun memberanikan diri untuk membuka pembicaraan.
"Ehmm.. Kudengar kau pernah kuliah disalah satu Universitas terbaik di Amerika ya?" tanyanya gugup
"Ya" jawab Alex singkat, sambil menatap ke sekitar.
Gracia menganggukkan kepalanya menanggapi jawaban Alex. 'singkat sekali' ujarnya dalam hati. Kemudian dia memikirkan pertanyaan apalagi yang akan dia lontarkan untuk mencairkan suasana canggung ini.
"Ehmm.. Kau orang yang hebat.. Masih muda sudah menjadi seorang pengusaha yang sukses.. Bolehkah aku belajar darimu?" tanyanya tersenyum penuh harap.
"Tidak" balas Alex, singkat dan tajam.
Gracia tercengang mendengar jawaban singkat Alex. Apa-apaan pria ini..
" Jika tidak ada keperluan lagi, aku akan pergi.. urusanku masih banyak" ujarnya ketus, dan pergi meninggalkan Gracia seorang diri.
"Cih... Sombong sekali!!" gerutunya.
Tetapi tiba-tiba seringai muncul di bibirnya. 'Huh.. Pria yang menarik.. Kita lihat saja, aku akan membuatmu jatuh ke dalam pelukanku' benaknya.
Alex berjalan ke dalam ruangan yang dipenuhi oleh para tamu undangan. Sebenarnya dia sangat malas untuk pergi ke acara-acara seperti ini, tapi sebagai sesama rekan bisnis dia harus hadir dan terbiasa dengan hal seperti ini.
Banyak para pengusaha yang hadir di acara ini. Dan sebanyak yang Alex tau, para pengusaha ini adalah seorang badut-badut handal. Mereka akan bersikap ramah dan memuji satu sama lain, namun menusuk dari belakang.
Mencari kelemahan satu sama lain untuk menjadi senjata,
Kemudian saling menjatuhkan untuk mendapatkan kedudukan tertinggi.
Dan itu juga yang dia lakukan saat ini..
"Alex!!"
Terdengar seseorang memanggil namanya. Kemudian dia menoleh mencari siapa yang memanggilnya.
Terlihat Roy sedang berjalan menghampirinya sambil tersenyum.
Roy juga merupakan seorang pengusaha muda yang tampan dan berbakat. Namun predikat playboy sudah menempel erat pada citranya. Walaupun begitu, tetap saja masih banyak para wanita yang mengejarnya untuk berkencan.
"Yoo.. Alex, What's up!! Kukira kau tidak akan hadir malam ini" ujarnya sambil merangkul Alex.
"Singkirkan tangan kotor mu!" ujar Alex dingin sambil menepis tangan Roy.
"Ya ampun anak ini.." keluh Roy.
"Oh iya.. Bagaimana dengan kasus William? Apa Sudah ada kemajuan?" tanyanya.
Alex terdiam sejenak,
"Akan kubiarkan dia bergerak terlebih dahulu, lalu selanjutnya aku yang akan membereskannya" ujarnya.
Roy hanya mengangguk mengerti.
"Lalu bagaimana dengan putrinya?" tanyanya.
"Itu bukan urusanmu" jawab Alex ketus.
"Ya.. Ya.. aku hanya bertanya.. Memang sulit berbicara dengan kulkas sepertimu" ujarnya.
"Oh iya.. Kulihat kau tadi berbincang dengan putri dari Tuan Wong. Apakah kau tertarik padanya?" ujar Roy menggoda.
"Tidak sama sekali" jawab Alex dingin.
"Ya ampun.. Sudah kuduga! Sebenarnya wanita seperti apa sih yang akan membuat seorang Alex Wijaya ini bertekuk lutut? Wanita secantik itu saja tidak mempan untuknya.. Aku sungguh menantikan hal itu, dimana kau akan jatuh cinta dan dibutakan oleh cinta.. Sifat mu pasti akan berubah 180 derajat" ujar Roy ketus.
Alex hanya acuh mendengarkan perkataan Roy. 'Hal itu tidak akan pernah terjadi' yakinnya dalam hati.
-
Anna mengarahkan senter nya ke sekeliling arah. Ya Tuhan, ini benar-benar gelap..
Nyalinya seketika menciut saat terdengar lolongan serigala dari kejauhan. Anna mengambil peta yang di berikan oleh Lidya tadi dan membukanya.
Di dalam peta itu tergambar beberapa titik hutan yang menjadi tempat tinggal beberapa hewan buas. Tapi Anna benar-benar bingung bagaimana arah dari peta itu. Lidya tidak menulisnya dengan jelas.
Tapi Anna akhirnya memilih untuk mengikuti instingnya dan mencoba kembali melangkah.
Saat Anna mulai melangkahkan kakinya cukup jauh, terdengar suara geraman hewan buas yang mendekat. Apakah itu hewan buas?
Anna mengarahkan senternya ke sekeliling mencari keberadaan hewan tersebut.
Dari kejauhan Anna melihat ada 2 ekor harimau. Anna membelalakkan matanya cemas, kemudian melangkah mundur perlahan. 2 ekor harimau itu kembali mengaum kelaparan, seperti sedang mencari mangsa.
Namun tiba-tiba Anna mencium bau amis..
'Tunggu bau amis dari mana ini?' benaknya.
Anna mencium ke sekeliling untuk mencari sumber bau amis itu..
Tunggu..
Bau amis itu sepertinya berasal dari baju yang ku pakai..
Oh Tidak.. Kenapa aku baru menyadarinya!!!
Bersambung...
Keep support this story 🤗
betul2 menjijikkan 😡😡😡
💪💪💪
Alex yg baru ketemu aja sdh ada sesuatu sama Anna pdhal benci.. aplagi Daniel yg main bareng dr kecil. wahh segitu mempesonanya Anna