NovelToon NovelToon
GETIH REGET

GETIH REGET

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Selingkuh / Romantis / Tumbal / Hantu
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Lind Setyani

Hubungan rumah tangga Nadin dengan suaminya semakin hari semakin memanas sejak kepindahan mereka ke rumah baru. Nadin mencurigai perlakuan aneh suaminya sejak kedatangan pembantu barunya, belum lagi kejadian-kejadian aneh yang kerap kali ia dapatkan mulai dari dirinya yang sering di ganggu sosok menyeramkan dan rumah yang kerap kali berbau anyir. Tidak ada gelagat aneh yang di tunjukkan pembantunya itu, akan tetapi Nadin menaruh kecurigaan besar terhadap pembantunya.

Kecurigaan Nadin terbukti saat ia tidak sengaja mempergoki suaminya yang tengah bergumul dengan sang pembantu di saat dirinya sedang tidak di rumah. Di tengah keputusannya untuk bercerai ia justru di buat bingung dengan sang suami yang mendadak menjadi sakit-sakitan. Sampai akhirnya semua mendapat titik terang saat Nadin di datangi temannya yang memiliki kelebihan khusus dan menjabarkan semua hal-hal aneh yang sedang di hadapi Nadin.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lind Setyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAYANGAN DI DAPUR

Saat tengah malam Nadin terbangun karena perutnya yang terasa lamar, di lihatnya Reno yang tidur dengan posisi memunggunginya. Ingin rasanya ia membangunkan suaminya untuk meminta di antar ke dapur tapi saat mengingat kejadian tadi sore ia menjadi urung dan memilih pergi sendiri. Nadin mengambil ponselnya di atas nakan, saat menyalakannya ternyata baru jam satu sebelas malam.

Nadin berjalan ke luar dan menyalakan lampu ruang tengah dan lampu dapur. Saat ia membuka tudung saji di atas meja masih ada sisa lauk dan sayur. Tidak mau berlama-lama karena jujur ia sedikit merasa takut juga jika tengah malam begini berada di dapur sendirian. Di saat nadin akan menyuapkan sesendok nasi ke mulutnya tiba-tiba lampu padan dan hidup lagi. Nadin menengadah ke atas untuk melihat lampu yang belum lama di ganti oleh suaminya tapi mengapa sudah konslet lagi.

Beberapa detik Nadin terus memandangi ke arah bohlam lampu, ia seakan menunggu apakah lampu akan kembali mati lagi. Merasa lampu sudah kembali baik-baik saja Nadin melanjutkan makannya yang sempat tertunda.

Suasana lengang dan sunyi tidak ada suara apapun hanya ada denting sendok dan piring dari tangan Nadin yang tengah menghabiskan makanannya. Tinggal beberapa seuap lagi nasi di piring Nadin tapi belum sampai selesai ia di kejutkan oleh suara dari arah jendela. Nadin memandang lurus ke depan di mana posisi jendela tepat berada di seberangnya. Suara yang ia sedang seperti sebuah ketukan tadi hanya terdengar sekali saja lalu semua kembali sunyi.

Kali ini persaan Nadin sudah tidak enak ia bahkan sudah tidak berselera untuk menghabiskan sisa nasi di piringnya. Nadin dengan terburu-buru menenggak gelas air dan bersiap kembali ke kamar tapi tiba-tiba lampu dapur kembali mati. Kali ini lampu benar-benar padam, Nadin yang masih posisi duduk dengan gelas air di tangannya memandang lurus ke depan.

Pandangannya jatuh di jendela dengan gorden yang sedikit bergerak seakan tertiup angin padahal jendela dalam ke adaan tertutup. Tapi bukan itu yang membuat fokus Nadin terpaku lurus, akan tetapi sebuah bayangan yang berdiri di samping jendela yang tingginya hampir seperti dirinya.

Gelas yang Nadin pegang jatuh ke lantai akibat keterkejutannya dan perasaan takutnya, tangannya bergetar menahan takut dengan pandangan mata yang tidak bisa ia alihkan dari posisi bayangan tersebut. Tenggorokannya terasa tercekat dan tidak bisa mengeluarkan suara apapun. Dari apa yang Nadin lihat sosok hitam itu menyerupai seorang wanita dengan tubuh kurus dan rambutnya yang menjuntai panjang, sosok itu seakan menatap lekat ke arah Nadin berada.

Sampai akhirnya tubuh Nadin yang terasa kaku mulai bisa ia gerakkan seiring dengan lampu yang menyala dan saat itu juga sosok tadi sudah hilang dari dekat jendela. Nadin tidak mau mengulur waktu lagi, dengan tergesa ia berdiri dan berlari menuju kamar. Tapi sialnya Nadin tidak sadar jika tadi ia menjatuhkan gelas yang membuat pecahannya menyebar di lantai sehingga beberapa becahan dari kacanya menancap di telapak kakinya.

“Mas! Mas Reno!” Nadin berteriak untuk memanggil suaminya.

Ia meringis merasakan sakit pada telapak kakinya yang mulai mengeluarkan darah. Beberapa kali Nadi terus memanggil suaminya tapi tidak mendapat jawaban, karena tidak mau berlama-lama lagi di dapur Nadin memilih jalan tertatih-tatih menuju kamar dengan air mata yang sudah membanjiri pipinya.

Di dalam kamar Nadin duduk di tepi ranjang, tangisnya mulai terisak karena merasa takut dan sakit secara bersamaan. Reno yang merasa terusik bangun untuk melihat apa yang sedang istrinya itu lakukan.

“Kamu kenapa Nad?” Reno bangun untuk melihat istrinya yang menangis dengan posisi duduk membelakanginya.

Tidak ada jawaban dari istrinya hanya suara tangis yang terus ke luar. Reno mencoba mendekatinya untuk mengetahui penyebab Nadin yang menangis di tengah malam begini. Barulah Reno bisa melihat ada bercak darah di lantai yang berasal dari telapak kaki Nadin.

“Mas, aku baru saja lihat hantu di dapur.” Dengan terbata Nadin akhirnya mau mengeluarkan suara.

“Kamu ngelindur ya,” Reno justru mengernyit heran dengan omongan Nadin yang terkesan ngelindur.

Tidak ada jawaban lagi dari Nadin, ia memilih menangis sedangkan Reno mengambil kotak P3K untuk mengobati kaki istrinya. Tidak ada perbincangan lagi, Nadin juga malas mengeluarakan suara karena suaminya juga tidak akan percaya. Reno dengan telaten membersihkan darah yang masih terus keluar dari kaki Nadin, dapat Reno lihat jika luka itu berasal dari pecahan kaca karena masih ada serpihannya yang tertinggal menancap di telapak kaki. Setelah pendarahannya selesai Reno menutup lukanya dengan perban sebelum itu juga ia sudah memberikannya obat merah.

Nadin juga sudah sedikit merasa tenang, setelah selesai mereka berdua melanjutkan tidur kembali tanpa adanya pembicaraan lagi. Hanya Reno yang bisa tertidur kembali sedangkan Nadin masih terus terbayang dengan kejadian yang baru saja ia alami.

...****************...

Pagi harinya Nadin tidak berangkat ke toko karena sulit berjalan akibat luka dari pecahan beling yang ia dapat tadi malam. Sebelum Reno berangkat ke toko miliknya, ia mengantar terlebih dahulu istrinya ke puskesmas terdekat untuk memeriksakan lukanya.

 Tidak ada bantahan dari Nadin, sedari pagi ia terus berdiam diri karena malas berbicara dengan suaminya. Sedangkan Reno juga tidak terlihat khawatir seperi dulu saat di diami oleh Nadin, ia justru ikut memilih diam juga. Di rumah sakit luka Nadin di bersihkan dan di perban kembali supaya tidak terkena debu, ia juga menebus beberapa obat supaya mempercepat penyembuhannya.

Sampai di rumah pun mereka terus saling diam, hanya berbicara beberapa kata saja. Nadin yang melihat ketidakpeduliannya Reno semakin merasa sakit hati karena perubahan sikapnya. Ia terus bertanya-tanya apa yang sekiranya membuat suaminya itu menjadi seperti ini hanya dalam beberapa minggu saja padahal sebelumnya tidak pernah ada masalah apapun.

Sesampainya di rumah Nadin harus berjalan sendiri mengikuti Reno yang lebih dulu masuk. Nadin menggerutu sepanjang perjalanannya menghadapi tingkah Reno yang semakin membuatnya muak saja.

Heran melihat gerak-gerik Reno yang seakan-akan tengah terburu-buru menuju ke dapur Nadin memilih terus mengikutinya alih-alih menuju kamar untuk meletakkan tasnya. Ia memilih meletakkan tasnya di sofa ruang tengah dan berjalan pelan menuju ke arah dapur.

Di sana ada Irma yang tengah memotongi sebuah apel sedangkan Reno sudah duduk di kursi meja makan. Terdengar pula Reno yang memanggil Irma untuk membuatkannya kopi hitam yang akhir-akhir ini sedang ia gemari.

Nadin ikut bergabung suaminya di meja makan sekalian untuk sarapan karena tadi pagi mereka berdua tidak sempat makan terlebih dahulu.

        

        

1
Apa ini jadi awal terbuka rahasia pembantunya?
Baru baca, dah bersambung aja.../Facepalm/
Tapi nenek itu siapa? Jangan2 itu berhubungan dengan Naya lagi/Blush/
Disclaimer!!

Hmm... maaf nih, ya. Aku bukan ingin membenarkan karena aku lebih tahu atau gimana. Tapi sebenarnya, ada beberapa dialog yang bisa dipisah, dan membuat antar karakter/tokoh terasa lebih ke memang sedang melakukan percakapan.

Aku tak ada niatan untuk menggurui, tapi ini hanya masukan dariku sebagai pembaca./Pray/

Misalnya, saat awal Nadin masuk, sebenarnya ia bisa diberi gambaran kecil kenapa ia bertanya, "Mas, kamu kenapa?" terus "Masih ada yang sakit?" dan tindakan sebelum benar-benar masuk lalu bertanya. Jadi, tak mendadak bertanya.😅

Semangat ya, thor. Aku tunggu update selanjutnya~/Determined//Smile/
Linn: terima kasih kak atas masukannya☺ untuk kedepannya saya akan lebih memperhatikannya lgi seperti saran kakak🙏
total 1 replies
Bingung mau komen apa
Linn: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Meski kebanyakan narasi, tapi kakak cepat juga upnya. Baru selesai kemarin baca, eh udah ada lagi/Facepalm/
Linn: aamiin terima kasih banyak☺☺
total 3 replies
Lanjut, thor~/Determined/
Kesalahan yang mereka lakukan adalah tak adanya komunikasi.
Ini bisa di sedikit dipadatkan, untuk bagian meletakkan tas. Cuma saran dariku.
Sepertinya, aku bisa menebak orangnya deh~😅
Delapan kilo?🤔 What?!
Oh pantaslah/Facepalm/
Jikapun begitu, bukannya Nadin masih bisa ke toko, ya🤔
Aku penasaran, siapa wanita yang ada di prolog, ya?
Izin mampir, kak.🙏
Lagi menjelajah novel horor soalnya, hehe~😅
Linn: wahh terimakasih kak sudah mampir di cerita saya😍
total 1 replies
Arif Tegal
emang ada tah
Linn: ada kak, hanya saja mungkin sudah jarang yang menggunakannya.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!