Audrey mengira hari pernikahan yang ada di depan matanya saat ini akan membawa kebahagiaan. Menikah dengan kekasih yang begitu dicintainya adalah mimpinya sejak dulu. Namun, dalam sekejap mata, hari yang dinanti adalah hari yang begitu menyakitkan baginya. Dimana dia harus menerima kenyataan jika kekasihnya malah memilih bersanding dengan Kakak tirinya. Hatinya rapuh, disaksikan gaun pengantin yang melekat indah di tubuhnya. Seorang Kakak yang ia sayang dengan tega mengkhianatinya tanpa perasaan.
Bagaimana kisah Audrey selanjutnya? Akankah wanita cantik itu depresi atau malah melakukan hal yang tidak bisa di bayangkan. Baca yuk!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mhaya Yanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
GTJ 9
"Bagaimana hmm?" tanya Jason ketika melihat Audrey tengah melamun di balkon kamarnya. Tatapannya lurus ke depan, menatap langit biru yang terbentang luas di depannya. Tak ada pergerakan sama sekali dari Audrey meskipun ia mendengar suara Jason, menoleh pun wanita itu merasa enggan pada si pemilik suara. "Kenapa?" tanya Jason lagi setelah menghembuskan nafasnya dengan kasar, tak sampai disitu, Jason sekarang sudah memegang pinggang Audrey agar wanita itu melihat ke arahnya.
"Sebenarnya apa yang kamu mau dari aku?" tanya Audrey cepat kala tubuhnya di balik oleh Jason tanpa persetujuannya. "Kamu ada niat jahat sama aku!" lanjutnya lagi memberitahu kekhawatiran di dalam dadanya.
Alis Jason terangkat satu dengan tatapan mengarah pada Audrey dengan mata sipitnya. "Kenapa kamu menuduhku seperti itu?" Bukannya menjawab, Jason malah memberikan pertanyaan yang membuat Audrey semakin memberikan jarak antara keduanya. Bahkan, tangan kekar Jason yang berada di pinggangnya terlepas seketika.
"Apa aku salah berpikir seperti itu? Kamu datang dan memaksaku untuk menikah denganmu. Dan sekarang, kamu bilang kalau semua asetmu atas namaku. Maaf, aku bukan orang bodoh yang seenaknya bisa kamu bohongi. Aku tau kamu punya maksut tertentu, Kan? Sampai kamu rela seperti ini!" Papar Audrey mengeluarkan semua isi pikirannya.
"Bukannya kamu sendiri yang meminta ku untuk membuat Jay dan istrinya menderita!" tukas Jason yang kembali mendekatkan dirinya pada Audrey yang semakin menjauhkan tubuhnya.
Mendengar itu, Audrey terdiam sembari mengingat-ingat. Dan benar apa yang diucapkan Jason jika dirinya menyuruh Jason untuk membuat Jay menderita. Namun, yang menjadi permasalahan bagi Audrey. Apa alasan yang mendasari sosok Jason memperlakukan Audrey layaknya cinderella di istananya sendiri jika tidak ada alasan yang mendasari? Ditambah lagi Jason adalah paman Jay, tapi dengan sukarela membantunya untuk membuat Jay menderita. Bukankah itu hal yang tidak wajar pikir Audrey.
"Aku tidak bisa percaya begitu saja denganmu!" ujar Audrey hendak pergi meninggalkan Jason sendiri.
"Lalu, bagaimana janjimu?" ucap Jason yang langsung saja membuat tangan Audrey menggantung sebelum memegang handle pintu. Tubuhnya menoleh ke belakang, menatap Jason yang ternyata juga menatapnya.
"Janji apa?" tanya Audrey bingung, seingatnya ia tak pernah berjanji terlebih itu pada sosok pria yang menurutnya asing di depannya ini.
"Kamu akan memberikan hakku jika aku membuat Jay menderita," sahutnya cepat, tatapannya tak lekang menusuk ke arah Audrey yang terlihat kelabakan di buatnya.
Tak ada sahutan lagi dari Audrey, wanita itu nampak cemas sembari meremas jari- jemarinya dengan kasar. Yah, setelah mendengar ucapan Jason, pikirannya melalang buana entah kemana. Ia teringat dengan perihal semalaman yang membuatnya kesulitan untuk memejamkan matanya. Hawa panas terus mendominasi meskipun ada AC yang terus menyala sepanjang malam, Tapi, semuanya sia-sia, hanya karena pikiran Audrey terus saja tertuju pada adegan panasnya bersama dengan Jason.
"Sudah mengingatnya!" Seru Jason yang sekarang sudah berada di depan Audrey, bahkan sudah menarik pinggang ramping itu hingga menempel sempurna dengannya.
Audrey yang sadar, ia memalingkan wajahnya ke arah lain ketika tatapan Jason membuatnya salah tingkah. Dadanya tiba-tiba bergemuruh hebat setelah manik hitam keduanya saling bertemu dengan begitu dekat. "Ak..."
"Kamu tidak bisa lepas lagi dariku gadis nakal!" ujar Jason tanpa aba-aba menggendong Audrey layaknya karung beras yang tersampir di bahunya.
Bersambung...