Pertemuan antara lelaki bernama Saddam dengan perempuan bernama Ifah yang ternyata ibu kosnya Ifah adalah gurunya Saddam disaat SMA.
Ingin tau cerita lengkapnya, yuk simak novelnya Hani_Hany, menarik loh... jangan lupa like, komen, dan ajak para readers yang lain untuk membaca. yuks
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 9
"AlhamduLillah akhirnya tiba dikos dengan selamat." batin Ifah.
Memasuki tahun baru 2018 Ifah diundang oleh orang tua Saddam untuk makan malam.
"Saddam, ajak Ifah kesini." ucap ibu antusias.
"Iya bu. Nanti malam aku ajak dia kesini." jawab Saddam.
"Iya biar makan malam disini sambil ngobrol²." imbuh ibu Setya.
"Iya bu." jawab Saddam singkat. "Aku chat dulu deh jangan sampai ada kegiatannya dengan teman²nya." batin Saddam.
"Hay Ifah. Lagi apa de?" tanya Saddam melalui chat.
"Iye kak. Ini lagi revisi Proposal tesis. Ada apa kak?" balas chat Ifah.
"Nanti malam ada acara gak?"
"Belum ada sih kak. Kenapa?" tanya Ifah.
"Kalau gitu nanti sudah maghrib siap² ya untuk ku jemput karena ibu mengundang makan malam di rumah." jelasnya panjang.
"Ok. Insya Allah Ifah akan bersiap kak. Terima kasih."
"Sama² de. Kapan ke Masamba lagi? Biar aku antar."
"Belum tau kak, kalau bisa dikirim lewat wa lebih enak tapi nanti tanya teman aku dulu kak."
"Ok. Kabari saja nah!" jawab Saddam mengakhiri percakapan mereka di chat.
"Nanti malam?" batin Ifah. "Gak ada kegiatan apa² sih! Cari baju deh untuk nanti malam. Ini kan sudah kelar juga." gumamnya pelan.
Malamnya Ifah dijemput.
"Maaf lama." ucap Saddam ketika baru datang.
"Kenapa lama?" tanya Ifah. "Kirain gak jadi, hampir ganti pakaian tidur." ucapnya lagi.
"Iya tadi masih harus disuruh ini dan itu sama ibu. Jadilah kan aku sudah janji." jawab Saddam. "Naik lah, nanti keburu malam." imbuhnya.
Ifah naik diboncengan Saddam lalu kendaraan pun melaju dengan kecepatan sedang. Tiba di rumah ibu Setya, Ifah disambut baik untuk calon menantu pertama.
"Masuk Ifah. Apa kabar?" tanya ibu Setya basa basi.
"Baik bu." jawab Ifah ramah sambil tersenyum lalu duduk.
"Ayo langsung saja makan ke dalam di meja makan." ajaknya.
"Baik bu." jawab Ifah singkat lalu ke meja makan bersama Saddam dan ayahnya.
Makan malam pun berjalan lancar sambil mengobrol ringan.
"Bagaimana kuliahnya?" tanya ayah.
"Baik. Alhamdulillah sementara olah data." jawab Ifah jujur.
"Katanya baru semester tiga, kok sudah olah data?" tanyanya lagi.
"Iye ayah. Karena ambil Magister."
"Oh. Pantas, karena tidak ada kejelasan. Hanya dibilang kuliah di IAIN semester tiga. Begitu!" ucapnya.
"Iye." jawab Ifah singkat. Usai makan malam Ifah diajak ngobrol sebentar lalu diantar pulang oleh Saddam.
"Bagaimana kabar keluarga di Kampung Ifah?" tanya Ayah.
"Alhamdulillah bak yah." jawab Ifah lagi.
"Jadi adik kamu dimana?" tanya ibu.
"Adik bungsu di kos, kalau yang tengah di rumah sama papa."
"Oh. Sudah selesai kuliah ya adiknya?"
"Sudah bu, yang di rumah namanya Nayla, kalau yang di kos namanya Annisa." jawab Ifah.
"Lalu mamanya kemana?" tanya ayah lagi.
"Ada, mama tiri. Kalau mama kandung sudah wafat tahun 2013 lalu." jawab Ifah sedih.
"Oh. Maaf. Semoga almarhumah berada di sisi Allah. Aamiin."
"Aamiin."
"Doa anak sholehah insha Allah dikabulkan oleh Allah sebagai bekal orang tua di alam sana." imbuhnya. Ifah hanya mengangguk saja.
"Ayah. Aku antar Ifah pulang ya, sudah jam 9 malam." pamit Saddam.
"Iya. Antar lah." sahut ibu.
"Kami pamit ayah ibu." ucap Ifah seraya mencium punggung tangan orang tua Saddam. "Terima kasih undangannya." imbuhnya.
"Sama².. Jangan bosan² main kesini ya Ifah." Ucap ibu, Ifah mengangguk lalu keluar rumah beriringan bersama Saddam.
"Singgah di Pondok dulu ya?" tanya Saddam. "Ada kayaknya anak² disana." imbuhnya.
"Iya kak." jawab Ifah singkat ketika mereka sudah berada diatas motor. Lalu mereka menuju Pondok untuk mengecek anak² mahasiswa teman dari Saddam yang tinggal disana.
"Oh sepi." ucap Saddam ketika mereka turun dari motor.
"Kosong ya?" tanya Ifah.
"Kayaknya anak² keluar."
"Mungkin bikin acara." sahut Ifah.
"Bisa jadi. Sini duduk dulu, aku mau cek mereka di kamar." ucap Saddam lalu meninggalkan Ifah sendiri untuk melihat isi kamar ternyata kosong.
"Mereka keluar." imbuh Saddam. "Kamu mau minum?" tanyanya.
"Gak usah kak."
"Ok. Kalau gitu ayo aku antar pulang, gak enak berduaan, gak ada pale anak²." ajak Saddam lalu berdiri diikuti Ifah dibelakang.
"Berapa orang tinggal disini kak?" tanya Ifah ketika mereka akan menaiki motor Saddam.
"Ada sekitar berapa ya?? Lima kayaknya." jawab Saddam sambil berpikir. "Ada aku, Galang, Farid, Alam, dan Ikbal. Biasa juga ada Riko, Jaya, Risal, Hasyim, banyak sih biasa datang tapi tidak menetap hanya sesekali bermalam." jelas Saddam.
"Oh begitu. Ramai juga kak." ucap Ifah.
"Iya. Enak na bilang anak² kalau nongkrong disini karena sepi dan sejuk." jawab Saddam sambil melajukan kendaraannya dengan kecepatan sedang. Tiba di kos Ifah langsung turun dan Saddam langsung pulang.
"Makasih kak." ucap Ifah.
"Sama² yank. Biasakan panggil begitu karena kita sudah resmi siap ke pelaminan." ucap Saddam.
"Iya ya-nk hati²." jawab Ifah malu². "By." setelah salam dan melambaikan tangan Ifah masuk ke kosnya lalu naik ke lantai dua.
"Harus terbiasa manggil sayang." batin Ifah sambil senyum sendiri. Tiba dikos lalu bersih² badan, shalat dan istirahat.
"Sudah pulang kak, sudah makan?" tanya Nisa.
"Sudah de. Kamu?" tanya Ifah balik.
"Sudah kak." lalu mereka melakukan aktivitas masing² dan tidur.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Bersambung
Happy reading!