Suamiku Yang Cacat

Keisha tersenyum berdiri menerima sebuah bahan pangan oleh si ibu yang dia tolong beberapa hari lalu, Keisha menerima setengah karung gandum, kebetulan bulan ini para petani lagi panen. “Dengan senang hati saya akan menerimanya bibi, kebetulan di rumah saya sedang tidak ada apa-apa.” Ucap Keisha berkata cukup polos langsung to the point gitu.

“Dengan begitu saya cukup senang membantu di waktu yang cukup pas!” balas si ibu, yanki si ibu Nami.

Ya ibu Nami orang yang dirinya tolong melakukan persalinan beberapa hari lalu, kini wanita itu datang dengan niat balas Budi bersama ibunya tak lupa bayi kecil di dalam gendongannya.

Keisha tersenyum lalu menoel-noel pipi bayi yang baru beberapa hari ini lahir. “Ibu jika boleh jaga makan ya, supaya asi ibu lancar, jangan asal makan, dan selalu jaga kebersihan agar bayi ibu tetap sehat dan tidak terkena stunting nantinya,” tukas Keisha mengajak bayi itu berinteraksi.

“Maksudnya bagaimana nak?” tanya si ibu, menatap Keisha penuh ingin ketahuan.

“Maksudnya adalah ibu harus menjaga pola makan biar ibu dan si kecil sehat, rajin-rajin untuk mengkonsumsi sayur supaya air asi ibu mengalir dengan lancar.” Jelas Keisha tersenyum hangat.

Si ibu juga tersenyum haru dan tersentuh akan kepedulian Keisha. “Ibu sangat bersyukur karena telah bertemu dengan orang sebaik dirimu nak, ibu hanya bisa berterimakasih tanpa bisa memberikan imbalan yang banyak!” tukas si ibu mengelus pipi bayi laki-laki yang kini tampak sudah tertidur di dalam gendongannya.

Nami beruntung di bantu oleh Keisha, sebab saat dirinya masih tinggal di wilayah ibu kota dirinya sempat melihat proses persalinan yang begitu kejam menurutnya, bagaimana tidak si ibu disuruh mengejan di waktu yang belum tepat, maka para tabib persalinan pun mengeluarkan bayi dengan paksa, dan itu sungguh menyakitkan.

. . .

Selesai berbicara dengan Nami Keisha kini kembali mengikuti Chris yang entah pulang kenapa. Keisha kembali memaksa ikut, kemarin dia belum puas gegara seorang wanita yang kena cacar membutuhkan pertolongannya.

“Wah, ternyata seru juga ya!” seru Keisha di belakang Chris yang celingukan melihat aktivitas orang-orang yang tengah bekerja.

“Ck, cepatlah atau aku tinggal!” dengus Chris melihat sifat kekanak-kanakan Keisha yang entah berapa umur gadis ini dia tidak tahu, tetapi menjengkelkan sekali, benar kata tuannya gadis ini memang mengesalkan.

“Sabar napa! Aku kan pengen liat-liat juga!” balas Keisha kesal.

Sehingga kesabaran Chris kembali diuji akibat. “Apa lagi!” dengusnya jengkel.

“Itu, mau itu!” tunjuknya.

“Apa!?” tanya Chris.

“Itu!”

“Ya itu, apa!?” kesal Chris.

“Ya mana aku tahu, pokoknya itu, aku mau yang itu!” kesal Keisha seperti anak kecil, malu sama umur napa Kei!

“Mending di turuti saja keinginan anaknya tuan!” sela seorang wanita dari belakang.

Chris yang mendengar kata ‘anak’ melotot kaget. Apakah dirinya memang setua itu? Wah ada yang tidak beres dengan mata si wanita ini, padahal jelas-jelas di desa ini dia menyandang predikat pria paling tampan, tapi ini? Wah tidak beres.

“Dengar itu papa, jadi ayo belikan!” seru Keisha.

“Papa?” gumam Chris bingung.

Keisha jadi tepuk mulut. “Maksudku ayah, ayo belikan!” Keisha menunjuk puppy eyes.

“Apa maksudmu menatapku seperti itu?” tanya Chris bingung.

“Ah banyak nanya Lo!” geram Keisha sehingga.

“Lain kali jangan merengek meminta hal yang tidak kamu suka, koin perak ku jadi berkurang!” Sinis Chris berjalan masuk ke sebuah rumah yang cukup mewah di desa tersebut.

“Siapa suruh rasanya terlalu manis!” balas Keisha tak mau kalah.

“Itu kan permen gula tentu rasanya manis bodoh!” Chris mendorong kepala Keisha sehingga si empunya berteriak kesal.

Mereka berdua terlihat seperti kakak beradik yang sangat suka adu mulut.

. . .

Chris dan Keisha mendatangi kediaman Baron untuk mengurus surat kependudukan Keisha yang akan tinggal di desa tersebut, ya di kekaisaran ini setiap ada pendatang baru akan langsung dibuatkan izin tinggal, agar terdaftar sebagai rakyat kekaisaran. Jika tidak ada surat izin tinggal maka orang tersebut akan langsung dihukum dan dibuang oleh kekaisaran.

Keisha diakui sebagai seorang adik dari Chris Marin seorang prajurit istana yang kini sudah pensiun di usia muda menemani sang tuan yang buruk rupa tinggal di sebuah gubuk reot, siapa yang tidak tahu tentang mereka, Chris si prajurit tampan yang selalu dibicarakan akibat kebaikan dan keramahannya dalam berbicara, dan Lucas dia lebih dikenal sebagai pria cacat nan buruk rupa, dan dari situlah Lucas selalu mengurung diri selama bertahun-tahun.

Sang Baron terpikat akan kecantikan Keisha yang begitu cantik dan berbeda seperti para gadis yang ditemuinya selama ini, cantik dan sangat mulus, kulit putihnya juga sangat cantik.

“Pulang aja yuk!” bisik Keisha tidak suka akan tatapan si Baron yang seperti ingin men*lanj*nginya mentah-mentah.

“Adikmu sungguh cantik tuan Chris, saya yakin jika para petinggi istana melihatnya pasti akan langsung tertarik, begitu juga dengan saya!” senyum si Baron dengan wajah menjengkelkan.

“Dan, saya tidak akan membiarkan mereka untuk bisa tertarik dengan adik saya!” jawab Chris sengit, dia tahu pria tua ini menginginkan Keisha untuk di jadikan budak n*fsu, di zaman ini kecantikan adalah petaka bagi seorang wanita atau gadis dari kalangan bawah.

Karena apa? Ya pasti kalian tahu, betapa bejatnya orang-orang.

“Hahah, ternyata kamu sangat menjaga adikmu ya, sayang sekali putriku tidak secantik adikmu, sehingga para pangeran tidak ada yang tertarik!” dengus sang Baron malah curhat.

“Urusannya sudah selesai kan? Jadi kakak ayo kita pulang, kita juga perlu memasak untuk Lucas! Dia pasti rindu karena aku sudah meninggalkannya terlalu lama!” seru Keisha tersenyum cerah.

“Kami izin pergi, salam!”

Si Baron tua mengangguk mengusap jenggotnya menatap penuh minat pada Keisha yang berbalik pergi.

Chris dan Keisha memasang sepatu mereka lalu pergi melewati beberapa prajurit yang menjaga kediaman sang Baron.

Seorang gadis dari kejauhan menatap Keisha dengan pandangan rumit, wajahnya yang tertutupi oleh tudung jubah pergi dari balik sudut rumah.

“Sumpah itu aki-aki jabatannya setinggi apa sih? Pengen banget gue suntik mati, dasar pedofil gila, jelek banget sumpah!” gerutu Keisha di sepanjang jalan.

Chris yang tidak terlalu mengerti bahasa aneh Keisha hanya diam malas menanggapi gadis cerewet ini, tapi dia cukup terhibur dengan adanya Keisha di kehidupannya, dia merasa seperti adiknya yang sudah tiada kembali hidup untuknya yang hampa ini.

. . .

Pada waktu sore Keisha berlalu memasuki pekarangan gubuk berteriak memanggil Lucas yang kini hanya duduk di depan rumah.

“Lucas, ya ampun mommy rindu banget!” teriaknya memeluk Lucas sekilas.

“Menyingkirkan gadis aneh kau sangat bau!” sentak Lucas kelas, bau ketek soalnya.

“Ah … bohong, bilang saja jika kamu rindu aku, ya kan? Ngaku aja gak sih!?” Keisha malah semakin menjadi-jadi menggoda Lucas.

“Berhentilah bersikap tidak sopan, cepat pergilah memasak kamu berjanji akan memasakkan kami berdua makanan yang enak!” usir Chris mendorong Keisha masuk.

“Nanti dulu–”

“Sudah cepat sana, aku lapar!”

“Ck!”

Chris tahu suasana hati sang tuan sedang tidak baik-baik saja, pasti ada sesuatu yang terjadi selama dia pergi tadi.

. . .