Di universitas ada seorang gadis yang nampak sangat misterius. Penampilannya amat persis seperti kutu buku, dengan kacamata tebal, baju sederhana, buku yang selalu dalam genggaman. Bahkan cara berjalannya pun nampak begitu sangat lamban, sampai-sampai kerap kali jadi bahan tertawaan bagi orang sekitar
Beberapa orangpun mulai berani melakukan pembullyan terhadap sang gadis, namun nahas. Tak lama setelah perundingan tersebut, tersebar kabar jika pelaku pembullyan di temukan dalam keadaan mencengangkan. Tubuh mereka di penuhi luka hingga membuat ngeri bagi siapapun yang melihatnya. Mereka juga pernah sekali di temukan dalam keadaan tidak bernyawa di gedung belakang universitas. Berita panas itu menyebar begitu cepat memenuhi artikel kampus. Tak ada yang tahu, siapa sebenarnya sang Gadis? Benarkah dia pelaku tersembunyi itu ataukah ada oranglain yang membantu di belakang sang gadis?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tu es belle, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bekas luka
"Arie, ka-mu habis berantem?"
Yang di tanya sempat terdiam, Ariela mengerutkan dahi "Maksud kamu apa Al?" tanya balik Ariela
"itu..." ujar Alana sambil menunjuk leher belakang Ariela yang nampak membiru
Ariela meraba tengkuknya secara perlahan, saat menyentuh bagian yang terluka dia sedikit meringis "kamu berantem lagi sama-"
"aku jatuh" bantah Ariela secara cepat
"Dimana?"
Seakan lupa, Alana lebih mementingkan kondisi sahabatnya dari pada rasa penasaran yang begitu tinggi
"Terus kamu nggak apa kan?" tanya Alana
Dia meraba tubuh sahabatnya secara pelan, kemudian berputar memastikan tak ada luka apapun, mulai dari kepala hingga siku dan lutut Ariela.
"kita ke rumah sakit ya!"
"gak usah, aku baik-baik aja kok Al. Tenang cuma kepeleset di kamar mandi, xixixixi" kata Ariela sambil tertawa kecil
"kamu ini, makasih udah khawatir. Aku gak apa, tenang aja Al" sambung Ariela lagi sambil menepuk punggung tangan sahabat karibnya
"yakin? Kalau sakit ngomong aja ya, ingat aku khawatir. kamu jangan diam-diam aja!"
"iya, iya cantiknya aku" puji Ariela membuat Alana tersenyum malas, dia merotasi matanya kemudian berkata dengan galak pada Ariela "Kamu ya, aku beneran khawatir ini. Jangan mengalihkan pembicaraan!"
"Tenang, tenang. Aku sehat kok"
Pemirsa, pagi ini telah di umumkan hasil persidangan dari seorang anak pengusaha tambang sekaligus pejabat Mentri sosial kota dibebaskan dengan jaminan. Adrian Nughti dinyatakan tidak bersalah usai pemeriksaan yang dilakukan selama 24 jam oleh polisi dan telah melewati pemeriksaan sidik jari
"cih, dasar. Uang bisa membeli segalanya. Lihat saja wajah bodoh Adrian aku, jijik sekali ingin muntah aku melihatnya"
Alana dan Ariela menoleh ke depan, suasana kantin universitas seketika di hebohkan oleh pemberitaan pembebasan Adrian. Tersangka pembunuhan beberapa waktu lalu
"Ganteng tapi kriminal"
"cih, memalukan. Jika aku orangtuanya sudah pasti tidak punya muka, berani sekali dia tampil di media"
"hiuh, jika melihat wajah tampannya persis seperti menonton film psikopat"
Alana menyenggol bahu sahabatnya seraya berucap tanpa suara "cabut yuk"
Ariela mengangguk, keduanya pergi melangkah meninggalkan kantin. Langkah keduanya diiringi pembicaraan kecil, sampai di ujung jalan Ariela dan Alana berpisah.
"See you later" ucap Alana yang hanya di balas senyum manis Ariela
...****************...
Cetar......
Suara cambukkan bagai kilatan gemuruh petir dalam ruang kosong bercahaya kuning. Seorang pria tanpa baju tergeletak mengenaskan diatas lantai dengan luka menganga akibat cambukkan di punggung pria itu
Cetar...
Lagi dan lagi suara itu terus menyakiti pria yang entah apa kesalahannya. Algojo seperti menemukan mainan baru, dia dengan senang hati terus saja melakukan perintah bos mereka.
"Dasar bodoh, andai saja kau mau jujur Nona pasti bisa memberimu sedikit keringanan"
Uhuk...uhukk...
Tak puas hanya cambukkan kepala pria itu kembali mendapat hantaman sebuah balok besar dengan begitu kuat sampai korban memuntahkan darah segar. Siapapun melihatnya akan merasa ngeri, bahkan wajah pria yang sedang tergeletak itu sangat sulit di kenali akibat terlalu banyak darah yang sudah mengering dan menutupi sebagian wajahnya.
Byur,.... "Argh..."
Tanpa berpikir panjang, seember air es dicurahkan di atas kepala pria itu, rasanya sangat sakit. Seperti otak akan meleleh, bukannya merasa kasihan sedikitpun tiga Algojo bertelanjang dada didepan sana malah tertawa terbahak-bahak sampai rasanya isi perut mereka ingin keluar
Sungguh gila, bahkan iblis saja akan merasa kecewa atas kelakukan mereka bertiga.
Di lanjut kak author, semangat selalu ya 👍👍
penasaran bngt...