NovelToon NovelToon
Ragna: Merasuki Tubuh Anak Idiot

Ragna: Merasuki Tubuh Anak Idiot

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Reinkarnasi / Matabatin
Popularitas:23.9k
Nilai: 5
Nama Author: Matatabi no Neko-chan

Dituduh sebagai pemuja Iblis, Carvina melakukan bunuh diri dengan meminum racun.
Terombang-ambing dalam kegelapan sembari membawa luka dan menjadi tawanan iblis, tiba-tiba saja dia terbangun dalam tubuh seorang anak kecil yang ternyata memiliki keterbelakangan mental.
Diperlakukan layaknya hewan, dia mulai membalas perlakuan mereka satu persatu.
Bagaimana kisahnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Matatabi no Neko-chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sembilan

Albert berusaha mengikhlaskan kepergian keponakan kecilnya. Mungkin dengan begitu, dia tidak akan mengalami penyiksaan dan merasakan sakit lagi.

Seharusnya Albert tidak percaya dengan Clara, tetapi mengingat latar keluarga yang berkuasa membuat pria itu tidak kuasa menolak. Apalagi saat itu dia masih bersekolah sambil membangun usaha, yang sayangnya kini telah beralih kepemilikan.

"Apa kau mau balas dendam?" Ragna bertanya sambil menatap Albert yang duduk melamun di ruang tamu. Kaki kecilnya melangkah mendekati pria yang sibuk meratapi hidupnya.

Albert mendongak. Dia menatap Ragna yang berjalan mendekat ke arahnya. "Bagaimana caranya? Aku tidak memiliki kekuasaan untuk membalas mereka. Hukum bisa dibeli, mereka yang punya kekuasaan kebal akan hukum," Albert menjawab putus asa.

Ragna tersenyum. Apalagi saat melihat aura kegelapan keluar dari tubuh pria itu. Tangan kecilnya di julurkan ke depan, menyentuh wajah tampan pria itu, "Kita bisa bekerjasama. Jika kau ingin balas dendam, katakan padaku. Aku dengan senang hati mengabulkannya. Jika kau tak memiliki kekuasaan, setidaknya kekuatan kecil cukup membuat mereka menderita."

Ragna mengeluarkan sulur dengan duri hitam. Pancaran kegelapan tiba-tiba keluar dari tubuh gadis kecil itu. Aura di sekitarnya berubah drastis, berat dan dingin sekaligus mengerikan.

Albert melihat jelas, sesosok gadis amat cantik bersurai ash blue, mata jingga kemerahan tajam dengan wajah dingin serta sorot mata tajam keluar dari tubuh Ragna yang menampilkan sorot mata kosong.

Di belakang sosok itu, terlihat sesosok pria berparas indah dengan mata merah menyala menyeringai ke arahnya. Sepasang sayap hitam serta tanduk di dahinya membuat Albert sadar.

Jiwa yang mengisi raga keponakannya bukan jiwa sembarangan.

Dia harus membalaskan kematian kakak dan keponakannya, serta membalas penghinaan yang selama ini dia dapatkan.

Albert memantapkan niatnya dan menatap Ragna dengan ekspresi serius, "Aku bersedia. Tolong, bantu aku membalaskan dendam keponakanku dan kakakku."

Carvina dan Jeremy menyeringai.

Carvina memasuki tubuh Ragna seolah ditarik kembali, sementara sosok pria itu menghilang. Seketika suasana kembali normal. Aura kegelapan yang mengerikan sdrta sulur dengan diri hitam tiba-tiba menghilang begitu saja, membuat Albert bisa bernafas lega.

Dia menatap tubuh Ragna yang berdiri di depannya dalam diam. Albert ingin sekali memeluk tubuh keponakannya, tetapi dia urungkan saat melihat wujud yang merasuki tubuh keponakannya.

"Bersikaplah seperti biasanya, Paman. Jangan membocorkan apa yang kau lihat, atau aku akan membunuhmu."

"Baik."

'Deg'

Dua orang anak kecil di tempat berbeda tersentak saat merasakan energi gelap yang terpancar di suatu tempat, meski samar-samar tetapi familiar. Seketika rasa rindu menyergap relung hati mereka.

Kedua anak itu berdiri di balkon secara menatap langit malam berbintang. Dia berharap akan bertemu dengan pemilik energi itu suatu hari nanti.

"Nona, apakah itu kau? Aku berharap kita bertemu lagi." Gumam mereka bersamaan di tempat berbeda.

Semilir angin memainkan rambut mereka. Menerbangkan dedaunan ke angkasa sebelum menjatuhkannya di suatu tempat.

Keduanya memejamkan mata, bertepatan dengan munculnya bintang jatuh di atas mereka.

'Tok' 'Tok'

Albert yang tengah menonton siaran televisi bersama Ragna menatap pintu apartemen nya. Untungnya suasana canggung berhasil dicairkan dan kini mereka mulai mengakrabkan diri.

"Kau tunggu di sini."

"Mm."

Albert memutuskan membuka pintu apartemen miliknya dan terlihat Joshua berdiri sambil nyengir dengan beberapa paperbag di kedua tangannya, terlihat dua orang pria dan seorang wanita dibelakangnya memasang wajah penasaran.

"Aku hanya ingin mengunjungi mu. Tadi aku tak sengaja berpapasan dengan mereka dan mengikuti ku kemari," Joshua berkata sambil memasang wajah tak enak miliknya.

Albert tak menjawab. Dia memilih menggeserkan tubuhnya ke samping seolah memberi isyarat untuk masuk.

Joshua memasuki apartemen Albert dengan santai, disusul oleh ketiganya dengan sedikit canggung.

'Blam'

Ragna melihat Joshua disusul empat orang asing memasuki apartemen Albert. Pria itu memasang ekspresi terkejut lalu berubah ceria. Dia menghampiri Ragna dengan semangat.

"Halo, Nona kecil. Apakah kau sudah sehat?" Joshua meletakkan paperbag di meja kecil yang berada di depan Ragna.

"Halo, Om. Aku sudah sehat," Ragna menjawab santai dan menatap empat orang yang menatapnya penasaran.

"Siapa anak ini?"

"Dia cantik sekali."

"Apakah ini anak Albert? Kapan dia menikah?"

Tatapan penasaran seketika terdengar begitu melihat Ragna yang duduk di ruang tamu sekaligus ruang keluarga.

"Dia keponakanku." Albert menjawab saat melihat tatapan bertanya dari empat orang yang mengikuti Joshua yang dibalas dengan anggukan.

"Aku tak tau jika kau memiliki keponakan," Celetuk seorang pria dan menatap remeh dirinya.

"Benar. Aku hampir mengira jika dia anakmu."

"Hai~ aku Lina. Siapa namamu?" Seorang wanita bertanya dengan ramah sambil menjulurkan tangannya ingin bersalaman. Senyum manis terpasang di wajah cantiknya. Tetapi Ragna melihat jika wanita bernama Lina ini bukan perempuan yang baik. Apalagi saat melihat senyum wanita di hadapannya yang membuat gadis kecil itu ingin meludah di sana.

"Ragna." Ragna menjawab singkat tanpa menyambut uluran tangan Lina.

Lina menarik uluran tangannya sambil tersenyum canggung.

"Lah, nih bocah nggak ada sopan santunnya," Celetuk salah satu pria dan menatap Ragna tajam, seolah tak suka dengan tindakannya.

"Maaf, dia tidak terbiasa dengan orang asing," Albert menyahut. Dia mengangkat Ragna dan mendudukkan di pangkuannya. "Kalau ingin mengumpatinya, sebaiknya keluar dari sini."

Pria itu berdecak. Mau tak mau dia memilih diam dan menatap Ragna dengan tatapan tak suka.

"Ah, aku tidak tau. Maafkan aku," Lina menunduk sambil memasang wajah sedih.

Suara isakan terdengar begitu saja, membuat Albert menunduk. Dia melihat Ragna menangis di pangkuannya.

"Ada apa, hmm?" Tanya Albert sambil menghapus air mata Ragna yang mengalir deras.

"Apa aku membuat kesalahan? Apa aku akan dimarahi? Kenapa mereka menatapku seperti itu?" Ragan bertanya sambil terisak. Gadis kecil itu turun dari pangkuan Albert dan segera berlari masuk ke kamar pria itu, tak lupa menutup pintu dengan kencang yang menghasilkan debaman keras.

Albert menghela nafas. Dia menatap pria yang berkata ketus pada keponakannya tajam, "Kau pikir setiap anak kecil itu memiliki pribadi yang sama?"

"Dia saja yang cengeng." Pria itu, Ikhsan berkata ketus.

"Aku heran. Kau selalu seperti itu setiap Lina menunduk sedih. Dan seorang anak kecil yang tak terbiasa dengan kehadiran orang asing, pasti merasa takut dan itu hal wajar. Lalu kau menyalahkannya? Seorang anak kecil?" Tukas Joshua tak percaya.

"Sebaiknya kalian pulang." Albert segera menyusul Ragna yang sudah lebih dulu memasuki kamarnya. Meninggalkan Lina dan tiga pria lainnya dalam diam.

"Ini salahku. Aku tak tau jika akan seperti ini." Lina menatap mereka dengan mata berkaca-kaca.

"Itu bukan salahmu." Kian berusaha menghibur Lina.

"Iya, jangan khawatir. Dia hanya anak pemalu saja."

"Kau umur berapa, sih? Cengeng sekali." Joshua segera beranjak menyusul Albert, mengabaikan Lina yang menatap dirinya tajam.

Ragna menatap pemandangan kota dari balik jendela kamar Albert, bertepatan datangnya seekor kupu-kupu merah darah. Kupu-kupu itu hinggap di jemari kecil miliknya dan sebuah informasi masuk ke dalam kepala gadis kecil itu.

"Kembalilah." Dia bergumam.

Kupu-kupu itu menghilang dari pandangan mata bertepatan dengan Albert memasuki kamar itu dengan wajah frustasi.

"Ragna, kau baik-baik saja?"

Ragan menoleh dan mendapati Albert berdiri di dekat pintu sambil memasang wajah khawatir.

"Aku baik-baik saja."

Gadis kecil itu menghampiri Albert. Pria itu berjongkok mensejajarkan tingginya dengan bocah perempuan itu, "Kenapa kau berlari masuk ke kamar? Aku dengan senang hati melihat kau mau memukul mulutnya."

Jawaban Albert membuat Ragna mengangkat satu alisnya.

Suara ketukan pintu membuat Albert menghela nafas. Dia membuka pintu dan melihat Joshua menatap mereka dengan perasaan bersalah.

"Aku tidak tau jika mereka membuat masalah untukmu. Si Lina merengek ingin mampir kemari hingga menjadi pusat kerumunan."

"Dia tidak pernah berubah." Albert hanya bisa menghela nafas lelah.

"Apa mereka teman Paman?" Tanya Ragna penasaran.

"Bukan. Mereka yang selalu menempel padaku."

"Pamanmu ini terkenal paling cerdas dan tampan sewaktu masih sekolah. Julukannya pangeran es, karena dia tidak pernah dekat dengan siapapun. Saat dekat dengan Clara, dia yang paling antusias. Tetapi saat pamanmu masuk penjara, dia yang menangis dan merengek agar dibebaskan walaupun itu tidak mungkin." Joshua menjelaskan sambil menerawang.

"Kenapa?"

"Entahlah. Dia selalu begitu. Memaafkan siapapun seakan dia paling baik hati."

Ragna mengangguk. Seringai tipis muncul di wajah cantiknya.

1
Fatin Fiqah
Luar biasa
safira
cerita menarik tapi membinggungkan..sbb tadinya d cafe dengan pamannya serta dokter jushua kenapa tetiba ada adik dari sebelah bapanya..dan berani keluar sulur berduri..bukan ka d tempat awan..🤔
Daniela Whu
ivanka kan seharusx nama perempuan ya 😏 kok ini jd nama cowok 🤭
Cahaya yani
akhr ny raja iblis kmbli
Cahaya yani
lah iy tinggalkn sja
nury
Luar biasa
Daniela Whu
astoge mulut anak SD lo itu sdh kyak mulut jalang
Cahaya yani
sampah teriak sampah
Lina Sofi
jgn kelamaan up thor ak nungguin g nongol2 sedih/Cry//Cry//Cry/
Lina Sofi
bantai musuh2y leon alan
Suzana Diro
jeremy nya cool sekali
Daniela Whu
ragna sama leon juga dokter siapa itu belum balas dendam ke orang" yg berniat membunuh x kh
Daniela Whu
kok bisa leon berubah jd iblis ya gimna cerita x awal kn dia cuma pemuda biasa gk ada tuh hawa" keiblis san
Tati Suriyati
lanjutkan ceritanya, menarik menegangkan 😊
deria
wah thor lama amat upnya😂
siapa tuh yang punya aura hitam😣
Lina Sofi
bumi hanguskan tuh desa
Daniela Whu
la kapan nih mereka balas dendam ke keluarga yg telah membuat mereka hancur? kok sdh lain lg ceritax
Lina Sofi
keren thor up kurang thor
deria
ayo ragna santet aja dia kayak dulu nyantet lina biar sekalian tuh ama anaknya😂😂😂 kalo dah cerai dari ayahmu🤣🤣🤣
Lina Sofi
bodoh cerai aj damai hidup bertiga
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!