NovelToon NovelToon
Jerat Cinta Sang Teknisi

Jerat Cinta Sang Teknisi

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: Deyulia

Jabar, Teknisi senior yang jatuh cinta lagi pada Operator di mesin yang ia pegang. Setelah beberapa tahun menduda, ini kali pertama dia jatuh cinta lagi. Operator baru itu namanya Clara masih muda dan cantik, tapi pemalu.

  Mungkin inilah jalan cinta Jabar yang mulus bak jalan tol. Ketika Jabar memberi tumpangan pada Clara untuk berteduh di rumahnya karena hujan yang lebat, beberapa orang tetangga sempat heran dan curiga. Namun, Jabar tidak kalah gertak, dia mengaku kalau Clara adalah istri barunya yang baru beberapa hari dinikahi.

  Apakah kebohongan Jabar akan terendus massa ataukah ini jalan cintanya untuk yang kedua kali naik pelaminan? Natikan kisah serunya di karya "Jerat Cinta Sang Teknisi".

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deyulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9 Cemburu di Hati Jabar

  Jabar dan Clara pergi kerja bersama pagi ini, tapi beberapa meter dari pabrik, mereka terpaksa berpisah dan Clara turun di belokan.

  "Abang duluan, ya. Sampai jumpa nanti di mesin," ujar Jabar seraya melajukan motornya yang beberapa meter lagi sampai di pabrik. Jabar dan hampir semua pekerja pabrik elektronik itu, lebih nyaman dan terbiasa menyebut ruangannya dengan sebutan mesin. Karena pekerjaan mereka berkutat sekitar mesin.

  Sementara itu Clara masih harus berjalan kaki ke pabrik yang tidak seberapa jauh lagi.

  "Cla, tunggu!" Sebuah suara cukup mengejutkan Clara, dia langsung menoleh dan setelah dilihatnya ternyata Carmen dan Cori tengah berjalan bersamaan menujunya. Clara bersyukur, kedatangan mereka disaat dirinya sudah turun dari motor Jabar. Mereka memang sewa rumah kontrakan saling berdekatan tepat di belakang pabrik.

  "Cla, kamu sendirian? Kamu jam berapa dari Bekasi sana? Mending kamu pindah kontrakan, supaya lebih dekat dengan pabrik. Kasihan banget kamu cape," ujar Carmen merasa iba.

  "Iya, Car. Rencananya sih aku siang ini jika tidak ada lembur di repair, pulang kerja mau langsung mencari kontrakan di belakang pabrik."

  "Kalau kontrakan di belakang pabrik sepertinya sudah penuh, ada juga di gang sebelah. Tapi, menurut aku jangan deh, di sana banyak cowok yang ngontrak. Jadi, kalau kita ngontrak di sana, agak ngeri sih. Bisa-bisa malam-malam udah hilang deh dalaman kita," ujar Cori sembari cekikikan.

  "Bukan dalamannya kali yang hilang, tapi isi dari daleman. Amit-amit, ya ampun. Ngeri dong. Sudah ah, jangan bahas daleman yang hilang, aku jadi takut bayanginnya. Sebab, aku bisa-bisa dicerai malam itu juga kalau nanti tepatnya tiga tahun lagi setelah menikah dengan Mas aku, ternyata aku sudah raib dalamannya," ujar Cori merasa ngeri.

  "Ish, amit-amit," desis Carmen seraya mempercepat jalannya yang ternyata sudah sampai di depan gerbang pabrik. Mereka bertiga pun memasuki gerbang, tidak lupa menyapa Satpam seraya menggesek punch card.

  Tiba di mesinnya masing-masing, Clara menyapa Ira yang ternyata sudah tiba duluan. Sementara Jabar, muncul dari ruangan teknisi, sejurus tatapnya langsung tertuju pada Clara yang baru tiba dan menaruh tasnya di bawah laci meja kerjanya.

  Clara menegur Ira dan Jabar seperti biasa. Ia pun terlihat biasa-biasa pada Jabar. Padahal tadi malam tidur di rumah Jabar, dan boncengan di motor Jabar. Untuk sementara mereka berhasil membangun sandiwara yang memang harus dibangun supaya teman-teman yang lain tidak mengetahui keadaan mereka yang sebenarnya.

  Siangnya kepulangan tiba, jam di tangan sudah menunjukkan pukul tiga sore, shiftnya Ira pulang. Namun, lagi-lagi Clara harus bertahan karena Vita sang Leader menyuruhnya lembur lagi di ruang repair. Dengan berat dan senang hati, Clara menerima lembur itu.

  Sejenak Jabar menatap ke arah Clara sembari memberi kedipan mata yang hanya Clara yang paham. Jabar mampu mengartikan balasan tatapan Clara, lalu Jabar mengirimkan sebuah pesan WA yang dibaca Clara saat dia berjalan menuju ruang repair.

  "Tidak apa-apa, nanti kita bicarakan lagi mengenai mencari kontrakan buat kamu. Kamu tenang saja, Dek. Sekarang, kamu kerja yang tenang. Sampai ketemu nanti di rumah, ya." Jabar mengirimkan pesan WA yang diakhiri dengan emot cinta. Namun, beberapa detik kemudian, Jabar segera menghapus pesan itu dan mengirimkan kembali tanpa emot.

  Sepertinya Jabar salah pencet atau justru keceplosan lagi. Entahlah, Jabar memang selalu mengartikan kesalahannya dengan alasan keceplosan.

  Clara hanya bisa tersipu malu dan hati berdesir selesai membaca pesan itu, padahal Jabar tidak ada di hadapannya.

  Singkat cerita, jam tujuh malam tiba. Clara dan Citra keluar bersamaan dari ruangan repair. Sementara Jabar, masih berbicara dengan Hakiki, memberikan laporan tentang mesin setengah hari ini, kemudian menyerahkannya pada Hakiki.

  "Gua balik, ya, Ki." Jabar berpamitan pada Hakiki lima menit kemudian. Jabar setengah berlari, dia tidak mau membiarkan Clara lelah karena harus jalan kaki mencapai rumahnya, yang sebenarnya tidak berapa jauh. Namun, Jabar selalu menunggu momen di belokan jalan depan itu, jika mengajak Clara boncengan pun dia rasa sudah tidak akan ada lagi teman-temannya yang melihat. Belokan itu aman menurut Jabar.

  Namun, langkah Jabar terhenti saat Hardi tengah mengajak Clara ngobrol, emosi Jabar tiba-tiba memuncak, sebab Hardi yang harusnya segera naik shift, tapi justru ngajak Clara ngobrol dan mojok.

  "Biar abang antar, Dek," tawarnya mencoba merayu Clara.

  "Tidak, Bang. Cla, mau jalan saja ke depan, rumah Cla sudah dekat kok," tolak Clara seraya melangkahkan kakinya yang sejak tadi berusaha ditahan Hardi.

 "Di, ngapain lu di sini? Bukannya cepat masuk mesin. Kasian Operator mesin lu, menunggu Teknisinya yang belum muncul. Elu malah mojok di sini gangguin Operator baru," tegur Jabar terdengar protes.

  "Eh, Elu Bar. Tenang saja, mesin gua selalu ok, kagak pernah trouble." Hardi memberi alasan.

  "Sudah sana, urusin mesinnya. Jangan ganggu dia," cegah Jabar tidak suka dan hatinya benar-benar dongkol melihat Hardi mencoba mendekati Clara gebetan hatinya.

  "Elu cemburu, Bar?" tuding Hardi kecewa karena merasa niatnya digagalkan Jabar.

  "Bukan cemburu, tapi ini jam elu naik shift. Jangan begitu, dong. Elu harus disiplin. Yang lain juga sudah berada di linenya masing-masing," tukas Jabar.

  "Elu ini, bisanya sirik mulu kalau ada yang bening," sergah Hardi kecewa sembari berlalu dan masuk ke dalam pabrik. Jabar merasa kecut dengan sikap Hardi yang terang-terangan menyukai Clara, tapi sejauh ini Jabar tidak akan membiarkan Clara jatuh ke tangan Hardi yang memang playboy.

  "Ayo, Dek. Jalan duluanlah, nanti abang hampiri kamu di belokan," ujar Jabar seraya melangkahkan kaki menuju parkiran motor.

 Tiba di belokan, motor Jabar berhenti dan menyuruh Clara naik. "Dek, pegangan yang benar," suruhnya seraya melajukan motornya agak cepat karena langit sudah mendung dan akan turun hujan.

  Tiba di rumah, Jabar segera memasukkan motornya dan mengunci pintu gerbang rumah. Sementara hujan di luar tiba-tiba turun dan sangat lebat.

  "Dek sepertinya kita tidak jadi mencari kontrakan buat kamu itu. Gimana kalau besok, kita kan kebetulan libur dan ganti shift."

  "Ya tidak apa-apa sih, Bang. Besok juga tidak masalah bagi Cla. Tapi, apakah tida merepotkan Cla tinggal sementara di sini?" tanya Cla ragu.

  "Tidak dong, Dek. Kamu tenang saja, abang ini bukan tipe orang yang perhitungan dan pamrih. Kamu santai saja jangan dipikirkan," tukas Jabar seraya melepas helmnya di lantai. Clara membalas dengan senyuman.

  "Oya, Dek. Mengenai Teknisi yang bernama Hardi tadi, abang mohon kamu jangan dekat-dekat. Sepertinya dia ada hati sama kamu. Abang tidak mau saja kamu terjebak dalam permainan cintanya," peringat Jabar persis laki-laki yang cemburu. Clara termenung sejenak, lalu mengangguk diimbuhi senyum manis.

1
Virgo Girl
Cerita nya sederhana, no Cinderella n CEO2an. Kukirim sekebon 🌹utk kakak author
Lina Zascia Amandia: Trmksh banyak bunganya. Semoga diganti dgn rezeki yg melimpah.
total 1 replies
Virgo Girl
Luar biasa
Virgo Girl
Lumayan
Noviyanti
Ceritanya menarik dan cukup menghibur, alurnya juga bagus. semangat terus authornya
Lina Zascia Amandia: Hehhe... mksh Kak Novi. Karya Kak Novi lebih bagus.
total 1 replies
Noviyanti
eh kok cepet amat udahannya, udah happy ending aja nih.
Lina Zascia Amandia: Iya Kak Nov. Soalnya udah kehilangan ide.
total 1 replies
Noviyanti
syukurlah hardi sadar diri
Teteh Lia
ikut senang untuk kebahagiaan semuanya.
Lina Zascia Amandia: Terimakasih Teh kehadirannya...
total 1 replies
Teteh Lia
ya kan bang... ada yang ngarep lho. ngapain jadi pebinor. ok
Teteh Lia
begitu donk bang Hardi. jangan bermusuhan
Nasir
Bagus, ceritanya pendek gak bertele2.
Teteh Lia
padahal Clara nya juga ga pernah ngerespon bang Hardi kan ya.
Lina Zascia Amandia: Nggak kayaknya Kak...
total 1 replies
Teteh Lia
lagian si Hardi. Maruk banget... udah punya cewe, malah ngincer cewe lain juga.
Noviyanti
hehe kasian si hardi itu
Noviyanti
ya dia udah nikah cuma belom pesta doang di
Noviyanti
wah apa orang itu si hardi ya?
Lina Zascia Amandia: Mungkin..
total 1 replies
Teteh Lia
malah kena skak balik. wkwk
Lina Zascia Amandia: Mksh Teh...
total 1 replies
Teteh Lia
malu ga tuh. udah ngata-ngatain. eh salah ...🤭
Teteh Lia
mereka udah nikah. kali. yang ada elu yang bakal malu.
Noviyanti
hore jeboll juga
Lina Zascia Amandia: Wkwkkwk
total 1 replies
Noviyanti
persiapannya sungguh sangat matang ya, baru pulang jabar maen hajar aja
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!