NovelToon NovelToon
Jeritan Hati Sang Isteri Siri

Jeritan Hati Sang Isteri Siri

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami
Popularitas:10.4k
Nilai: 5
Nama Author: christinsenia seranica

Cobaan Demi cobaan yang datang dalam rumah tangga Dea seakan tiada hentinya.

Setelah resmi bercerai dengan suami pertamanya yang sangat jarang memberinya nafkah berupa uang, Dea harus rela menjadi isteri siri seorang anggota TNI.
Cobaan yang dijalani Dea semakin berat menjadi seorang isteri siri, Selain Dea harus berjuang untuk menghidupi anaknya sendiri, Sang suami juga tidak memperlakukan Dea dengan baik, Bahkan selama menikah dengan suaminya yang bernama Anton itu Dea kerap disakiti dan disiksa.
Akankah Dea sanggup menghadapi ujian demi ujian yang datang sirih berganti itu! ataukah Dea akan menyerah dengan keadaan!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon christinsenia seranica, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 9

"Ma, Bukankah mama seorang ibu juga! Mama pasti pernah merasakan punya anak kecil dulu! Mama pasti tahu repotnya memiliki anak kecil!" Ucap Dea dengan wajah sendunya.

"Mama emang pernah merasakan punya bayi kecil! Tapi mama nggak manja sepertimu!"Liora menatap tajam ke arah Dea.

Ketika keduanya sedang berdebat, Tiba-tiba Anton datang kesana.

"Pagi anak ganteng papa!" Sapa Anton pada bayi mungil yang di gendong ibunya itu.

Anton yang menatap suasana sekitar yang tampak tegang menjadi bingung.

"Mama sama Dea kok kayak tegang amat!" Ucap Anton yang melihat isteri dan ibunya terdiam membisu.

"Tanya aja sama isterimu itu!" Liora tampak memalingkan wajahnya.

"Ada apa sih sebenarnya de!?" Tanya Anton pada Dea

"Hanya masalah kecil mas!" Beri tahu Dea pada suaminya itu.

"Apa? Semalam kamu hampir mencelakai mama kamu anggap masalah kecil!" Emosi Liora kian naik.

"Aku kan nggak sengaja ma!" Ucap Dea pelan.

"Sudah........sudah aku pusing dengar kalian debat!" Ucap Anton

"Makanya ajarkan itu isterimu hormat sama mama!"

"Iya ma" Sahut Anton

Anton yang penurut dengan sang ibu itu langsung menarik tubuh isterinya ke tempat lain.

"Ikut saya Dea!" Anton menarik tubuh Dea dengan keras.

"Mas sakit, Lepaskan tanganmu!" Dea tampak meringis kesakitan karena Anton menariknya dengan keras

"Apa kamu pikir sikap kamu tadi pantas sama mama! Mama sudah rela kesini merawatmu pasca melahirkan tetapi apa yang kamu berikan untuk mama!" Anton tampak emosi.

"Aku salah apa sama mama! Aku juga sudah minta maaf untuk kejadian semalam sama mama!" Air mata Dea perlahan menetes di wajah cantiknya.

"Sudahlah jika nanti mama nggak tahan sama sikapmu terus mau pulang kamu urus saja dirimu sendiri!" Ucap Anton

Kalimat yang di ucapkan Anton benar-benar membuat Dea terluka, Anton berbicara seperti itu seolah Anton tak menganggap kehadiran Dea dihidupnya.

"Mas anggap aku apa? Mas berbicara seperti itu seolah mas nggak pernah menganggap aku ada!" Ucap Dea dengan suara lemahnya.

Plak.........Satu tamparan melayang di wajah Dea

"Mas kok jadi kasar begini sama aku!" Dea tampak memegangi wajah yang masih sakit akibat tamparan itu.

"Itu karena kamu terlau banyak protes!" Ucap Anton dengan nada suara tinggi.

"Kapan aku protes mas? Bahkan mas nggak beri aku uang belanja pun aku nggak pernah mengeluh!" Ucap Dea seraya menangis.

"Kamu emang nggak sepatutnya mengeluh! Dari awal sudah aku tegaskan sama kamu kalau aku nggak punya apa-apa! Semua keuanganku Rita yang pegang!" Ucap Anton dengan suara lantang.

Ketika keduanya sedang berdebat, Tiba-tiba baby Rafa menangis. Mendengar itu, Dea langsung mengambil baby Rafa yang sempat ia baringkan ditempat tidurnya.

"Anak mama lapar ya!" Ucap Dea seraya mengambil baby Rafa dari tempat tidur.

Bayi yang tampak mungil itu terus menerus menangis tanpa henti. Tangisan baby Rafa itu seolah sangat paham suasana hati sang mama.

"Sayang kok sekarang jadi rewel sih!" Terlihat Dea mengendong baby Rafa yang terus menangis.

Melihat baby Rafa yang terus menangis, Anton segera mendekat ke arah isterinya itu.

"Anak ayah kenapa nangis terus?" Ucap Anton lalu mengambil bayi mungil itu dari pelukan sang Ibu.

Seketika tangisan baby Rafa langsung terhenti setelah di gendong oleh sang ayah.

"Kamu nggak becus urus anak! Kamu lihat ini dia langsung diam digendonganku!" Bentak Anton pada Dea.

Suara Anton yang keras membuat bayi mungil itu kembali menangis.

"Mas, Suara mas terlalu keras makanya baby Rafa menangis lagi!" Ungkap Dea

"Maafkan ayah ya sayang" Ucap Anton yang menatap ke arah bayinya itu.

Perlahan-lahan suara tangisan bayi mungil itu pun hilang. Baby mungil itu pun tertidur di gendongan sang ayah. Setelah baby Rafa tertidur, Anton pun membaringkan baby mungil itu di tempat tidurnya.

Seusai menidurkan baby Rafa, Anton pun langsung pulang karena harus menemani isteri pertamanya untuk membeli perlengkapan bayi.

Setelah Anton pulang, Dea pun membereskan rumah. Sementara Liora yang merupakan mertua Dea memutuskan untuk pulang karena merasa tidak nyambung dengan menantunya itu.

Ketika sedang sibuk membereskan rumah, Tiba-tiba baby Rafa kembali terbangun dan menangis. Mendengar tangisan putranya itu, Dea langsung bergegas menuju kamar sang bayi lalu menggendong bayinya itu.

Semakin lama tangisan baby Rafa semakin keras terdengar. Dea panik karena sang bayi tak henti-hentinya menangis.

"Kamu kenapa sih sayang?" Ucap Dea yang tampak gelisah karena sang anak terus menerus menangis.

Lalu Dea memegangi tubuh sang bayi, Ternyata sang anak demam.

"Kamu demam sayang! Pantasan rewel!" Gumam Dea.

Setelah itu, Dea mengambil sebuah kain untuk mengompres sang bayi mungil itu. Beberapa saat setelah mengompres bayi mungil itu, Dea mengecek kembali suhu tubuh bayi mungil itu namun suhu panas bayi itu tak kunjung reda malah semakin tinggi.

Seketika Dea menjadi sangat panik karena suhu tubuh bayinya itu semakin tinggi. Dengan cepat Dea mengambil ponselnya lalu menghubungi sang suami untuk mengabarkan bahwa sang anak demam.

Tut......tut......panggilan terhubung.

"Bisa nggak sih tunggu aku saja yang menghubungi kamu! Rita ada disini!" Terdengar suara Anton berbisik-bisik dari seberang sana.

"Mas, Rafa demam! Panasnya nggak mau turun!" Beri tahu Dea pada suaminya itu.

"Kamu bawa saja ke dokter, Gitu saja repot!" Terdengar bentakan Anton dari seberang sana

"Tapi mas aku......."

Tut.....tut......panggilan terputus.

Belum saja selesai berbicara Anton sudah menutup teleponnya terlebih dahulu. Oleh karena Anton seakan tidak perduli sehingga Dea pun langsung menghubungi Ima yang merupakan kakak kandungnya.

Beberapa kali mencoba menghubungi Ima, Namun Ima tak menjawab telepon dari Dea sehingga Dea keluar dari rumah lalu berjalan menggendong sang bayi menuju rumah unit kesehatan terdekat.

Ketika hendak berangkat menuju unit kesehatan terdekat, Tiba-tiba hujan turun dengan sangat deras namun meski hujan Dea tetap berjalan menuju unit kesehatan yang terdekat karena demam Rafa yang tinggi membuatnya kejang-kejang.

"Sayang kamu sabar ya! Sebentar lagi kita sampai di rumah sakit!" Ucap Dea yang terus berjalan ditengah terpaan hujan deras.

Ketika Dea sedang berjalan ditengah hujan itu, Tiba-tiba terlihat mobil berhenti di dekatnya.

"Mbak mau kemana?" Tanya seorang pria dalam mobil tersebut.

"Saya mau bawa bayi saya ke rumah sakit!" Sahut Dea.

"Ini hujan, Sudah malam lagi! Mending ikut saya!" Ajak pria itu.

"Terima kasih!" Dea pun naik ke mobil sang pria itu.

Setelah naik, Sang pria itu melajukan mobilnya menuju rumah sakit yang terdekat dari tempat tersebut.

Tak lama setelah itu, Mobil yang dikemudikan pria itu telah sampai di sebuah rumah sakit. Sesampainya disana, Pria itu langsung mengambil Rafa dari gendongan Dea lalu berjalan masuk ke sebuah ruangan, Sementara Dea mengikutinya dari belakang.

1
aca
pelakor mengharap bahagia jangan mimpi
aca
dea dea np harus selingkuh sih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!