Nathan menjadi duda setelah menikah untuk ke dua puluh kalinya. Semuanya berakhir di saat malam pertamanya. Dia tak bisa melakukan kewajibannya pada istrinya hingga membuatnya mendadak untuk kesekian kalinya.
Jovita seorang gadis yang menikah dengan Deon karena suatu perjodohan dan tanpa ikatan cinta di antara mereka. Di malam pertamanya setelah menikah, Deon bersama wanita lain untuk menghabiskan malamnya.
Karena sering diabaikan oleh Deon, Jovita akhirnya mencari kesenangan sendiri. Secara tak sengaja dia bertemu dengan Nathan.
Awalnya hubungan mereka hanya teman biasa. Namun Nathan menaruh rasa pada Jovita yang mempunyai paras mirip seperti Cinta Pertamanya yang telah meninggal.
Bagaimanakah kelanjutan kisah cinta mereka? Apakah mereka bisa bersatu atau hanya sekedar menjadi teman saja?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ruby kejora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 9 Perpisahan Lagi
Keesokan paginya Nathan siap untuk berangkat ke tempat kerja seperti biasanya. Ia pun berangkat ke kantor tanpa berpamitan pada Tania setelah kejadian semalam.
Satu jam setelahnya Tania yang merasa lapar dan belum sarapan pagi keluar dari kamar.
“Bibi... tolong panggilkan tuan muda agar ikut sarapan denganku sekarang.” ucap Tania pada sang bibi saat melihatnya melintasi depan kamarnya. “Maaf nona, tuan Nathan sudah sarapan pagi dan berangkat ke kantor satu jam yang lalu.”
Tania tertegun mendengar perkataan dari bibi. Betapa tidak, suaminya semalam meninggalkannya tidur sendirian, dan sekarang pergi ke kantor tanpa berpamitan padanya terlebih dulu.
“Kasihan nona Tania.” Bibi ijah menatap Tania dengan rasa Iba tanpa bisa berbuat apapun padanya. “Permisi non, bibi masih ada kerjaan.” berpamitan pagi untuk melanjutkan tugas lainnya yang masih belum ia selesaikan.
“Kenapa Nathan meninggalkan aku begitu saja ?” Tania trade **** dalam bahasa berjalan menuju ke dapur dan sarapan seorang diri.
Malam harinya pria itu tak berani masuk kamar, takut Tania mengajaknya kembali menjalankan kewajibannya sebagai seorang suami namun ia tak mampu menunaikannya.
“Lebih baik aku kerjakan tugasku di sini saja.” Nathan membawa laptop masuk ke ruang tengah kemudian duduk di sana dan mulai mengerjakan semua tugas kantornya.
Tania yang berada di kamar seorang diri sendiri tadi melihat jam yang tergantung di dinding.
“Kemana Nathan, apa dia belum pulang jam segini ?” melihat jam yang menunjukkan pukul 21.00. Ia pun kemudian keluar kamar dan mendengar suara seseorang mengetik di ruang tengah.
“Kak Nathan di sana ?” Tania kemudian masuk ke ruangan tengah dan berhenti di sana menghampiri suaminya. “Kak sedari pagi aku tidak melihatmu. Sekarang sudah malam, sebaiknya kakak tidur saja.” Tania duduk di samping Nathan sambil bersandar ke bahu pria itu.
“Maaf pekerjaanku masih banyak. Kau ke kamar dulu aku akan menyusul nanti.” jawab Nathan dingin dan tak membalas sama sekali pelukan Tania. “Ya sayang.” Tania kemudian berdiri dan berjalan kembali masuk ke kamar menunggu pria itu datang.
Satu jam berlalu dan Nathan masih belum juga masuk ke kamar. Dua jam berlalu tetap saja pria itu masih berada di ruang tengah. Tiga jam berlalu, Tania lihat mulai mengantuk dan merebahkan diri di tempat tidur.
“Lama sekali Nathan belum datang.” Tania menguap dan beberapa menit setelahnya tertidur pulas hingga pagi.
Di ruang tengah terlihat Nathan sudah tertidur pulas dengan laptop yang masih menyala tiga jam yang lalu.
Pagi harinya Tania kembali bangun dan mencari keberadaan Nathan yang sudah tak ada di rumah. Dan lagi-lagi ia harus kecewa.
Tiga minggu berlalu dan hari ini genap satu bulan penuh pernikahan mereka. Tapi hingga kini Tania masih lah suci karena Nathan tidak pernah menyentuhnya.
“Pernikahan macam apa ini ?” Tania tiba-tiba kehilangan akal setelah beberapa kali dikecewakan oleh Nathan. “Aku sudah tidak tahan lagi.” berdiri dari tempat duduknya dan mengemasi semua barang-barangnya.
Sebelum keluar rumah dia pun membuka ponselnya dan menulis pesan untuk Nathan.
Kakak... kau tidak pernah ada waktu untukku. Dan satu bulan ini kau tidak memberiku nafkah batin sama sekali. Maaf aku tak bisa melanjutkan hubungan pernikahan yang seperti ini dan aku ingin pisah dari mu.
“klak.” Tania membanting pintu kamar dengan keras setelah mengirim pesan itu pada Nathan dan pergi mengendarai mobilnya pulang ke rumah orang tuanya.