NovelToon NovelToon
Sumpah Setia Di Ujung Senapan

Sumpah Setia Di Ujung Senapan

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan Tentara / Romansa
Popularitas:3.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: sinta amalia

"Menjadi prajurit butuh perjuangan, butuh pengorbanan. Berjuang untuk bumi tempat berpijak, demi setiap tarikan udara yang kita hirup dan demi orang-orang tercinta beserta kedaulatan. Berkorban, mengorbankan segala yang kita miliki sekalipun sebuah sumpah setia di ujung senapan."

~Teuku Al-Fath Ananta~

"Aku tak akan membuat pilihan antara aku atau bumi pertiwi, karena jelas keduanya memiliki tempat tersendiri di hatimu. Jadilah sang garuda meski sumpah setia kau pertaruhkan diujung senapan."

~Faranisa Danita~

Gimana jadinya kalo si sarjana desain grafis yang urakan dan tak suka pada setiap jengkal tanah yang ia pijaki bertemu dengan seorang prajurit komando pasukan khusus nan patriotisme dalam sebuah insiden tak terduga, apakah mereka akan seirama dan saling memahami satu sama lain, dalam menjejaki setiap jalanan yang akan mereka lalui ke depannya di belahan bumi pertiwi ini? Ikuti kisahnya disini yuk!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KEBENCIAN FARANISA

Kilasan nasib bapaknya seketika memutar jelas di otak Fara, membuat amarahnya kembali meluap-luap, sorot mata kesedihan dan kekecewaan tergambar jelas di air muka gadis cantik ini.

Fara tak menjawab, ia diam seribu bahasa dengan sesekali menelan saliva seperti sedang menelan pil pahit, matanya sudah berkaca-kaca lalu ia mengusap kasar sudut mata melalui celah kacamata.

"Untuk kamu! Sudah dapat dipastikan akan diproses," ujar Al Fath beralih pada si pelaku.

"Dan kamu Ra,"

"Suruh nyanyi lagu kebangsaan aja ndan," seorang lainnya mencetuskan ide.

Fara diam, ia tak menggubris permintaan para kacang ijo ini.

"Ra, dengar saya?" Tatapannya ia alihkan pada Al Fath, penuh sorot kebencian.

Jangankan bernyanyi lagu kebangsaan, lidahnya saja sudah kelu dan mati rasa, ia juga hampir lupa dengan lirik dan iramanya.

"Engga," jawab Fara.

"Masa nyanyi aja ngga bisa mbak?" tanya si rekan tim Al Fath.

"Kamu mau suruh aku apa aja boleh, tapi nggga dengan itu! Ngga dengan menghormat bendera, ngga juga dengan apapun yang berhubungan dengan nasionalisme!" tolak Fara mentah-mentah.

"Mendingan aku push up sekalian disini!"

Sebegitu bencikah ia dengan negara yang ia pijaki? Kenapa?

Disaat perdebatan batin Fara dan Al Fath, tiba-tiba berlari dari arah luar 'nyak dengan tampang panik dan khawatirnya.

"Fara!!!"

"Fara!!!"

Mereka menoleh meski ibunya di tahan oleh para tim pasukan khusus di luar.

"Nyak! Itu 'nyak saya, jangan di gituin!" sewot Fara.

"Biarkan aja Zen," ucap Al Fath, ia masuk dan langsung memeluk Fara.

"Lu ngapain Ra, bikin salah apa?" Fara menggeleng, "ga tau!"

Ctak!"

Bahkan Al Fath sampai terkejut si ibu menjitak kepala Fara keras, "apa 'nyak kata! Jangan golput! Jadinya lu dihukum bapak tentara!"

Tim detasemen mengulum bibirnya melihat perempuan yang baru saja menatap komandannya penuh sorot tak suka kini malah seperti anak itik sawan karena dijitak ibunya sendiri.

"Nyak ih! Ini bukan masalah golput ah!" Fara mengelusi kepalanya.

"Pak tentara, anak saya salah apa? Apa karena dia suka golput jadinya dihukum?" tanya ibunya pada Al Fath dengan wajah khawatir.

Al Fath tersenyum, "bukan ibu,"

"Fara cuma salah sasaran saja, makanya diamankan."

"Tuh kan denger!" sewot Fara menyunggingkan bibir lucu.

"Udah ah, Fara mau pulang! Kalo gini caranya Fara ngga jadi ambil libur! Besok-besok ngga usah belanja di pasar lagi, keganjenan amat pengen ketemu presiden, sampe anaknya digusur dari ranjang!" Fara mengambil alih keranjang belanjaan ibunya.

"Ini udah selesai kan?"

"Ktp kamu masih saya simpan, nanti ambil saja ke Mako! Sebagai tanda bukti,"

Ia menghela nafas, "ambil aja ngga butuh! Lagian siapa yang salah siapa yang harus ribet ambil!" ia merotasi bola mata, bangkit membawa ibunya dan keluar tanpa permisi.

"Ck, ck, ck! Jadi gimana Ndan?" tanya Zen.

"Bawa dia ke reo, biar nanti ditindak!" Al Fath ikut bangkit dan kembali memakai kacamata hitamnya memasukkan ktp Fara ke dalam saku baju.

Menatap punggung Fara yang merangkul sang ibu semakin menjauh sampai hilang ditelan angkutan umum.

...----------------...

Al Fath berbaring dengan menjadikan lipatan tangannya sebagai bantal, sebelah tangannya memegang identitas Fara, ia mengangkat itu di udara, semakin hari gadis ini semakin membuat seorang letnan kolonel Al Fath penasaran, "ada masa lalu apa?" pikirannya ikut dipusingkan dengan masalah Fara, sorot mata Fara tadi pagi terngiang-ngiang di pikiran, mata adalah jendela hati sangat jelas Fara sedang merasakan marah, kecewa, dan sedih.

Diantara kebingungannya, telfon Al Fath berbunyi, "umi?"

Assalamualaikum,

(..)

Umi di Jakarta?

Malam itu Al Fath mengurungkan niatannya untuk mendatangi rumah Fara, ia lebih memilih pulang ke rumah umi. Semoga saja ia masih hafal jalanan, sepertinya bapak letkol lebih hafal jalanan di hutan ketimbang jalan ke rumah uminya yang memang dibesarkan di Jakarta.

...----------------...

Selesai dengan urusan pekerjaan Al Fath memutuskan untuk keluar dari Markas,

"Mau keluar ndan?"

Al Fath mengangguk kaku, setelah gerbang terbuka ia melajukan sepeda motor matic itu menuju alamat yang tercantum di kartu identitas Fara.

Ia menyusuri jalanan ibukota yang luas dan bercabang, sesekali bertanya juga karena rupanya si putri tidur ini tinggal di gang kelinci. Hingga ban motor itu membawanya ke dalam perkampungan pinggiran di ibukota, cukup ramai dan padat.

Terlihat sosok tegap masih dengan seragam loreng itu bertanya pada warga. Beberapa warga sampai melongokkan kepalanya keluar rumah melihat seorang aparat negara menyambangi kampung mereka terlebih berhenti di depan sebuah rumah kecil milik seorang janda dan anak gadisnya.

"Assalamualaikum!" Al Fath memarkirkan motornya tepat di depan pintu rumah saking kecilnya gang rumah-rumah disini, sudah dipastikan motornya akan menghalangi pengguna jalan lain jika tidak dimasukkan ke dalam teras 1,5 meter rumah Fara.

"Waalaikumsalam!" jawab seorang dari dalam.

Ia cukup terkejut dengan kedatangan Al Fath, hingga alisnya saling bersentuhan menunjukkan keterkejutan sekaligus bingung.

"Ini bapak tentara yang kemarin?" rupanya ingatan 'nyak kuat kaya ingatan gajah.

"Saya Al Fath bu," ternyata badan tegap dan pangkat tinggi tak membuatnya merasa lebih mulia dibanding seorang ibu. Buktinya lelaki ini salim takzim pada 'nyak meskipun tangan si 'nyak ngga tau bekas terasi atau ikan asin.

"Aduh pak tentara, tangan saya bau, kotor!" jawab 'nyak segera menyembunyikan tangannya ke belakang badan.

"Ngga apa-apa bu, maaf saya mau tanya ini benar rumah Faranisa Danita?"

"Masuk deh pak, masuk! Duduk dulu, jangan di luar ngga enak." Nyak mempersilahkan Al Fath untuk masuk, sosok tegap itu awalnya menolak apalagi saat 'nyak bilang bahwa Fara tak ada di rumah.

"Disini saja bu, makasih. Kebetulan cuacanya panas biar adem," dengan segera ibu Fara masuk ke dalam dapur untuk sekedar membuatkan teh manis, meskipun hanya teh celup sachet yang ada disana.

Ia kembali dengan membawa secangkir teh manis di tangan, "eh bu. Ngga usah repot-repot. Saya kesini cuma mau kasih ktp punya Faranisa," ujar Al Fath tak enak.

"Ngga apa-apa pak, cuma ada teh ala kadarnya saja," balas ibu tersenyum canggung.

Emhhh, ganteng banget masyaallah! Demen banget gua buat dijadiin mantu! benaknya gemas.

"Fara-nya belum pulang ya bu?" basa-basi Al Fath sembari menyeruput teh, baginya sudah biasa meminum teh celup begini, karena ia juga memilikinya di rumah hijaunya.

"Iya, biar dikata tuh anak malesnya kebangetan kalo bangun. Terus ngomongnya asal jeplak, tapi dia anak baek kok pak. Ngga berani macem-macem," aku ibu Fara, eh tunggu! Ini lagi promosiin anak bukan sih?

Al Fath mengulas senyuman jika mengingat Fara, sejak mengenal Fara ia jadi terkena syndrom S3 senyam senyum sueeee.....Kaya orgil baru. Mungkin nanti sebelum bertugas OMP (operasi militer perang) ia harus segera memeriksakan diri takut kalau-kalau ia tidak lolos persyaratan.

Alisnya mengerut mengingat ucapan Fara kemarin yang membuat Al Fath memutar otak kepikiran sampai jungkir balik.

"Bu, maaf jika saya menyinggung privasi. Boleh saya bertanya?" ujar Al Fath sedikit mencondongkan badan.

"Iya, boleh pak."

"Apa sebelumnya Fara atau orang sekitar Fara pernah merasakan masuk penjara?" tanya Al Fath hati-hati, tidak biasanya pak letnan ini kepo, gejala ibu-ibu rempong.

'Nyak terlihat berfikir tapi kemudian raut wajah tua itu terlihat menatap nyalang Al Fath, "kenapa emangnya pak? Apa anak 'nyak bikin masalah kemarin, atau sebelumnya? Biar 'nyak yang hukum pak, jangan sampai Fara masuk bui pak," khawatirnya.

"Oh engga---engga! Engga sama sekali!"

"Fara baik bu, dia pekerja keras, dia perempuan bertanggung jawab terutama sama ibu, dia juga keliatannya perempuan baik-baik,"

"Iye, walaupun bisa dibilang ia kagak suka sama polisi, sama pemerintah, sama negara. Tapi 'nyak jamin anak 'nyak ngga berani macem-macem,"

Kepancing! Benak Al Fath.

"Kalau boleh tau, kenapa bisa gitu? Mungkin saya bisa bantu?" balas Al Fath persuasif, ini adalah taktik dasar untuk mendapatkan informasi dari lawan tanpa dia sadari jika ia telah terjebak.

"Dulu bapaknya meninggal di penjara."

Kening Al Fath berlipat, "meninggal?"

"Suami 'nyak rebutan warisan sama abangnya, padahal itu tanah udah ada bagian-bagiannya. Surat tanahnya juga ada di babehnya si Fara. Mereka berantem sampe saling lapor-laporan. Tapi ngga tau kenapa PTN menangin abangnya babeh Fara, malah laporin balik gara-gara dituduh memalsukan surat tanah, semua bukti saksi udeh masuk tapi seakan itu semua ngga ada artinya, babehnya si Fara dihukum 3 taun penjara, tanah diambil, babeh Fara punya sakit darah tinggi sama kolesterol," perempuan itu menunduk mengusap sudut matanya dengan ujung pakaian yang dia pakai.

"Kesehatannya menurun, ampe meninggal di sel! Katanya si, serangan jantung. Ya maklum lah pak, namanya makan di penjara begitu, efek stress pikiran pula! Mana kita orang kecil kan, ngga ada yang namanya diistimewakan di sono, udah kaya gembel aja!" ia kembali menegakkan wajahnya mencoba tegar.

"Udah dicoba buat naik banding atau meminta keringanan? Lalu kasus tanahnya gimana bu?" desak Al Fath semakin penasaran.

"Kite mah warga kecil pak, beda sama ntu yang berduit. Ya udah lah coba ikhlas aje! Mau laporin kelalaian juga ngga mungkin menang, dari situ Fara kagak suka sama yang namanya hukum, negara, pemerintahan, polisi mungkin juga maaf termasuk tentara...apalagi kalo ada bantuan-bantuan begitu suka salah sasaran kan pak?! Banyak orang diatas sana pada korupsi uang rakyat," jelas perempuan paruh baya itu.

"Seberapa kali si Fara coba buat bangun, ada aje yang bikin dia tumbang!" 'nyak mengambil ktp Fara di atas tembok selutut yang menjadi pembatas antara teras dan jalan.

"Hm," Al Fath mengerti sekarang dengan kondisinya.

"Maaf kalau saya sudah lancang bu," ujar Al Fath.

"Oh, ngga apa-apa pak. Seenggaknya bakalan ada yang ngerti kondisi Fara, tanpa menghakimi dahulu kalo dia waga negara yang kurang aj ar karena suka golput..." nyak terkekeh, begitupun Al Fath.

⚜️ DI KANDANG MACAN KALO KATA SI FARA

Gadis itu berjalan masuk, setelah melewati drama pemeriksaan dahulu, akhirnya gadis ini dipeesilahkan masuk itupun dengan meminta bantuan bu Fani.

"Rumahnya tuh yang mana sih, lupa gua!" Fara mengingat-ingat ciri-ciri mes Al Fath, sejauh mata memandang rumah disini warnanya hijau semua. Lama-lama kendaraan bermotor mereka juga ijo kaya go jek.

"Kenapa ngga polkadot aja sih!" dumelnya.

"Pokoknya yang halaman rumahnya kosong melompong aja kaya mulut aki-aki," ucapnya bermonolog.

.

.

.

.

.

1
laelatul qomar
Luar biasa
laelatul qomar
bacanya sampe tahan napas thor..hohoho
laelatul qomar
aku syuka banget karya othor yg bergenre militer lho..rasa nasionalisme dapet,romantis jg ad kocaknya jg ada..keren bget karya2 nya..entah ini sdh novel othor yg keberapa ak baca..syuka smua mua nya
Anonymous
o
Susilawati
mungkin utk saat ini Fara emang belum cinta tapi kalo bang Fath udah jatuh cinta pada pandangan pertama 🤭🤭🤭
Isra Nariah
mau atuh lihat tentara bawa baskom, aslina ngakak/Grin/
Susilawati
cinta pertama dan idolanya bang Fath itu umi Salwa, jadi ketika ketemu sama cewek yg 11 12 sama umi nya langsung jatuh cinta deh 🤭🤭🤭
Anita Choirun Nisa
seru pol
Yatie Amoya
bagus ceritanya
Yatie Amoya
suka ceritanya
maaaaaciii Thor 🥰
Ani
karya karya keren kok kak aku baru baca 2 cerita Kapt. Rayyan dan lanjut Letkol Al Fath.. bener bener amazing 👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍
Ani
dua duanya sudah saya coba rasanya mantul. menurutku yang paling manis matoa papeda
Nur Halima
Luar biasa
dwigar maja
shangri-la..
inget sama Dj amber kan jadi nya 😁
dwigar maja
ceritanya bagus, udah baca 3x.. hahahha gak bosen
As Ngadah
FARANISA kita bestie😃😃😃😃
As Ngadah
Sagara otewe
As Ngadah
oalah ra fara
Attaya Zahro
Ikut terharu Q kak 🥺🥺🥺
Nana Niez
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!