NovelToon NovelToon
GETIH REGET

GETIH REGET

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Selingkuh / Romantis / Tumbal / Hantu
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Lind Setyani

Hubungan rumah tangga Nadin dengan suaminya semakin hari semakin memanas sejak kepindahan mereka ke rumah baru. Nadin mencurigai perlakuan aneh suaminya sejak kedatangan pembantu barunya, belum lagi kejadian-kejadian aneh yang kerap kali ia dapatkan mulai dari dirinya yang sering di ganggu sosok menyeramkan dan rumah yang kerap kali berbau anyir. Tidak ada gelagat aneh yang di tunjukkan pembantunya itu, akan tetapi Nadin menaruh kecurigaan besar terhadap pembantunya.

Kecurigaan Nadin terbukti saat ia tidak sengaja mempergoki suaminya yang tengah bergumul dengan sang pembantu di saat dirinya sedang tidak di rumah. Di tengah keputusannya untuk bercerai ia justru di buat bingung dengan sang suami yang mendadak menjadi sakit-sakitan. Sampai akhirnya semua mendapat titik terang saat Nadin di datangi temannya yang memiliki kelebihan khusus dan menjabarkan semua hal-hal aneh yang sedang di hadapi Nadin.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lind Setyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PERUBAHAN RENO

"Beneran sayang, " Reno tersenyum melihat raut khawatir istrinya yang tidak bisa tenang jika dirinya kenapa-napa.

"Yasudah aku buatin teh anget dulu Mas. " Nadin keluar untuk membuatkan suaminya teh supaya lebih enakan.

...****************...

Nadin tengah mengaduk teh untuk suaminya, saat akan berbalik tiba-tiba lampu dapur mati sendiri. Sedikit kaget juga karena tiba-tiba gelap tapi hanya dapur saja yang lampunya mati sedangkan ruangan lainnya tetap hidup. Nadin mendengus karena lampunya mati di saat malam seperti ini belum lagi suaminya sedang sakit sehingga tidak bisa langsung menggantinya dengan yang baru.

Tidak mau berlama-lama di dapur Nadin memilih berjalan pelan-pelan untuk kembali ke kamar. Baru saja beberapa langkah tiba-tiba lampu sudah hidup kembali tapi tidak lama setelah itu mati kembali. Nadin berhenti sebentar karena di saat lampu mati kembali ia merasa ada angin yang menerpanya, ia melihat sekitar untuk melihat apakah ada jendela yang sedang terbuka tapi semua lengang tidak ada tanda-tanda ada angin bahkan jendela juga tertutup rapat semua.

Bulu-bulu halus di kedua tangan Nadin yang sedang memegang cangkir mendadak merinding semua, dengan langkah terburu-buru ia menuju kamar ke tempat suaminya sedang beristirahat. Reno yang mendengar langkah kaki istrinya dengan tergesa-gesa menatap heran karena raut muka Nadin yang seperti orang ketakutan.

"Kenapa sayang? " Tanya Reno yang sudah merubah posisi tubuhnya menjadi bersandar.

"Kayaknya lampu dapur harus di ganti Mas, soalnya tadi mati hidup sendiri. " Nadin duduk di tepi ranjang dan menaruh cangkir teh yang ia bawa di atas meja kecil samping tempat tidur.

"Besok aja biar aku ganti yang baru, " jawab Reno yang di balas anggukan oleh Nadin.

Keesokan paginya Nadin bangun sebelum jam enam, saat dirinya yang akan berjalan ke arah kamar mandi dan melewati dapur ternyata lampunya sudah tidak mati lagi. Ia rasa lampunya itu memang konslet karena mati dan hidup sendiri.

Tidak lama setelah Nadin keluar dari kamar mandi Irma datang saat pukul enam pas. Irma menyapa majikannya itu dengan senyum merekah seakan baru saja mengalami hal baik. Nadin yang melihatnya ikut tersenyum karena mungkin Irma sedang dalam mood yang baik.

"Kayaknya suasana hatimu sedang bagus ya Irma. Ada apa ini? " Goda Nadin yang duduk memperhatikan Irma yang sudah mulai menyibukkan diri pada pekerjaannya.

"Ah, tidak ada apa-apa kok Mbak. Cuma mau murah senyum aja supaya awet muda seperti Mbak Nadin. " Jawab Irma di sertai tertawa.

"Malah ngegombal. " Balas Nadin yang ikut tertawa.

Di tengah bercanda mereka, Reno datang berjalan menuju kamar mandi tanpa menyapa para wanita yang sedang asik bergurau di dapur itu. Nadin terus memperhatikan suaminya, sepertinya ia sudah baikan karena tadi saat Nadin bangun dan melihat suaminya sudah tidak sepucat tadi malam.

"Kamu sudah enakan Mas, " celetuk Nadin sebelum tubuh Reno benar-benar hilang di balik pintu kamar mandi.

"Sudah." Jawab singkat Reno lalu menutup pintu kamar mandi.

"Memangnya Pak Reno kenapa Mbak? " Irma yang mendengarnya menjadi penasaran.

"Oh itu, kemarin kayaknya sedikit masuk angin setelah perjalanan dari rumah Ibu. " Nadin mengarahkan pandangannya ke arah Irma yang sedang menjawab dengan anggukan saja.

...****************...

Hari-hari berjalan seperti biasanya, Nadin dan Reno yang setiap pagi jam tujuh pergi untuk berangkat ke toko masing-masing dan Irma yang mengurus segala keperluan makanan dan kebersihan rumah. Nadin sudah menganggap Irma sebagai bagian dari keluarganya karena ia sudah dengan baik menggantikan Nadin untuk mengurus rumah. Tidak jarang Nadin akan membelikan atau mengajak berbelanja Irma ke luar, bahkan sekarang Nadin mempercayakan keuangan sayur pada Irma.

Tapi terlepas dari hubungannya dengan Irma yang semakin dekat Nadin justru merasa hubungannya dengan suami semakin dingin. Entah karena apa tapi beberapa minggu ini sifat Reni terhadapnya sedikit terkesan dingin, ia bahkan sudah tidak seromantis dulu.

Seperti sore ini, Nadin setelah di jemput oleh Reno dari tokonya meminta untuk mampir dulu di sebuah pasar malam untuk bersenang-senang sebentar sebelum pulang tapi Reno denga keras menolak permintaan istrinya. Mereka sampai harus terlibat perdebatan di dalam mobil yang terus di kendarai oleh Reno.

"Mas, sebentar saja. Aku cuma mau melihat-lihat sebentar di sana, " Nadin masih terus merengek meminta agar Reno memberhentikan mobilnya.

"Aku capek Nad, lebih baik kita langsung pulang terus istirahat. " Bantah Reno yang terus melajukan mobil.

"Kalau gitu kita mampir untuk makan dulu. Aku kepengen makan di luar. " Pancing Nadin lagi.

"Engga usah, kan di rumah juga pasti Irma sudah masak. " Jawab Reno dengan muka datarnya.

"Kamu sekarang kenapa sih Mas, kok jadi begini! " Kedua mata Nadin sudah berkaca-kaca menghadapi perlakuan Reno yang seakan tidak lagi peduli padanya.

Reno yang mendapat pertanyaan seperti itu memilih diam karena ia hanya ingin cepat-cepat sampai di rumah, ia membiarkan Nadin menangis sesenggukan di sampingnya.

Yang membuat Nadin heran karena jika biasanya suaminya itu akan selalu menuruti kemauannya mau itu hal apapun akan ia usahakan tapi entah mengapa akhir-akhir ini Reno seakan tidak terlalu peduli dengan keberadaan Nadin. Nadin benar-benar kecewa karena hanya permintaan sepele saja suaminya tidak mau menyetujuinya, pikiran nadin sudah kemana-mana, ia mulai memikirkan segala kemungkinan tentang perubahan yang di tunjukkan oleh suaminya.

Sesampainya di rumah Nadin keluar lebih dulu dan melenggang memasuki rumah tanpa memperdulikan suaminya. Rumah sudah sepi karena jam segini Irma sudah pulang sejak jam lima sore tadi. Nadin buru-buru mesuk untuk membersihkan diri dan memilih langsung masuk ke dalam kamar untuk merebahkan diri, berharap cepat tidur karena batin dan tubuhnya yang terasa capek semua. Ia bahkan melewatkan makan malam karena suasana hatinya yang kacau membuat rasa laparnya menghilang.

Reno yang baru selesai dari mandi melihat istrinya tidur dengan menutup hampir seluruh tubuhnya dengan selimut. Reno duduk di tepian ranjang dekat dengan posisi tidur istrinya, tidak bisa di pungkiri jika perasaan Reno akhir-akhir ini terasa hambar terhadap istrinya. Ia sendiri terkadang juga bingung mengapa bisa dirinya seperti ini.

"Nad, makan dulu ayo. " Panggil Reno mengguncang pelan pundak Nadin.

Tidak ada pergerakan ataupun jawaban dari istrinya yang membuat Reno menghela nafas pelan. Mau bagaimanapun perasaan Reno tapi ia masih mengkhawatirkan istrinya itu jika sudah seperti ini. Reno sering kali berbuat seenaknya yang membuat perasaan Nadin terluka lalu setelah itu ia baru merasa menyesal.

Karena tidak ada jawaban dari istrinya, Reno memilih meninggalkannya dan menuju ke dapur untuk mengisi perutnya. Nadin yang di tinggal begitu saja semakin terisak menahan tangisnya supaya tidak pecah, ia benar-benar tidak habis pikir dengan tingkah Reno sekarang. Lelah menangis Nadin akhirnya tertidur karena kecapekan.

Jangan lupa tinggalkan like dan comment, terima kasih.

1
Apa ini jadi awal terbuka rahasia pembantunya?
Baru baca, dah bersambung aja.../Facepalm/
Tapi nenek itu siapa? Jangan2 itu berhubungan dengan Naya lagi/Blush/
Disclaimer!!

Hmm... maaf nih, ya. Aku bukan ingin membenarkan karena aku lebih tahu atau gimana. Tapi sebenarnya, ada beberapa dialog yang bisa dipisah, dan membuat antar karakter/tokoh terasa lebih ke memang sedang melakukan percakapan.

Aku tak ada niatan untuk menggurui, tapi ini hanya masukan dariku sebagai pembaca./Pray/

Misalnya, saat awal Nadin masuk, sebenarnya ia bisa diberi gambaran kecil kenapa ia bertanya, "Mas, kamu kenapa?" terus "Masih ada yang sakit?" dan tindakan sebelum benar-benar masuk lalu bertanya. Jadi, tak mendadak bertanya.😅

Semangat ya, thor. Aku tunggu update selanjutnya~/Determined//Smile/
Linn: terima kasih kak atas masukannya☺ untuk kedepannya saya akan lebih memperhatikannya lgi seperti saran kakak🙏
total 1 replies
Bingung mau komen apa
Linn: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Meski kebanyakan narasi, tapi kakak cepat juga upnya. Baru selesai kemarin baca, eh udah ada lagi/Facepalm/
Linn: aamiin terima kasih banyak☺☺
total 3 replies
Lanjut, thor~/Determined/
Kesalahan yang mereka lakukan adalah tak adanya komunikasi.
Ini bisa di sedikit dipadatkan, untuk bagian meletakkan tas. Cuma saran dariku.
Sepertinya, aku bisa menebak orangnya deh~😅
Delapan kilo?🤔 What?!
Oh pantaslah/Facepalm/
Jikapun begitu, bukannya Nadin masih bisa ke toko, ya🤔
Aku penasaran, siapa wanita yang ada di prolog, ya?
Izin mampir, kak.🙏
Lagi menjelajah novel horor soalnya, hehe~😅
Linn: wahh terimakasih kak sudah mampir di cerita saya😍
total 1 replies
Arif Tegal
emang ada tah
Linn: ada kak, hanya saja mungkin sudah jarang yang menggunakannya.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!