NovelToon NovelToon
Aluna

Aluna

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Fantasi Wanita / Cintapertama
Popularitas:827
Nilai: 5
Nama Author: Sri Asrianti

Menceritakan tentang seorang gadis cantik bernama Aluna yang terjebak dalam roda waktu. Aluna secara tidak sengaja menemukan sebuah buku kuno di rumah yang baru saja ia tempati. Secara ajaib gadis itu terlempar ke masa lalu di sebuah kerajaan kuno.

Aluna yang bingung dengan keadaan tersebut, tiba-tiba saja di tangkap dan di bawa kehadapan ratu di kerajaan tersebut. Ratu yang mengira ia adalah mata-mata dari musuh memerintahkan untuk mengeksekusi gadis itu.

Akankah Aluna bisa selamat dari hukuman sang Ratu? Atau hidupnya akan berakhir di negeri tersebut?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Asrianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 8

Happy reading

"Apa benar kau berasal dari masa depan?" Tanya Caspian menatap manik biru di depannya.

Aluna diam sejenak, berpikir.

"Aku juga tidak tahu aku berasal dari masa depan atau dimensi waktu yang lainnya pangeran. Namun aku berani bersumpah padamu bahwa aku bukan berasal dari zaman ini. Aku sudah menjelaskan bagaimana aku bisa berada di tempat ini, dan aku tidak tahu alasannya mengapa."

Caspian kembali terdiam, lalu pergi meninggalkan Aluna.

"Loh, kok pergi? Jadi pertanyaan ku bagaimana?" Cemberut.

"Dia tidak adil sekali, sudah ku jawab yang dia tanyakan tapi dia tidak mau mendengar apa yang akan aku tanyakan." Mengomel sendiri.

...***...

Aluna kembali menyambut pagi. Ia mengerjapkan matanya, samar-samar melihat dinding kapal. Gadis itu menghembuskan nafas kasar. Setiap pagi ia selalu berharap bahwa ketika ia terbangun, ia sudah akan berada di kamarnya kembali. Meninggalkan tempat ini, dan tidak perlu masuk dalam urusan kerajaan. Tapi tidak, pagi ini ia kembali kecewa.

Ia menatap lautan dari balik jendela kabinnya. Menguatkan perasaannya sendiri, berkali-kali berbagai pikiran menghantui dirinya, bagaimana jika ia tidak bisa kembali? Bagaimana jika dalam perjalanan ia akan di bun*h oleh musuh? Bagaimana jika ia tidak berhasil mendapatkan air keabadian itu, dan ratu akan menghukumnya? Memikirkan semuanya membuat kepalanya hampir saja meledak.

"Sudahlah Aluna, semuanya sudah terjadi... jalani saja, percaya akan ada hari esok yang lebih baik." Menguatkan dirinya.

"Huufftt... aku harus bersiap-siap sebelum pangeran yang sombong itu memanggil."

...

Tuuuuutttt

Tuuuuuutt

Suara peluit kapal berbunyi nyaring, itu membuat Aluna yang baru keluar dari kabinnya tertarik, raut wajahnya mencoba mencari jawaban apa yang terjadi, melihat banyak orang yang berkumpul di dek.

Aluna setengah berlari ikut melihat ke arah apa yang orang-orang lihat.

"Pulau!" Menunjuk.

Semua orang lantas melihat ke arah Aluna.

"Apa kita akan sampai? Pulau itu kan yang kita tuju?" Tak ada yang menjawab. setelah berbincang mereka kembali bekerja di posisi masing-masing, hanya Caspian, Hugo dan Robert yang masih ada di sana.

"Iya nona, kita akan ke sana." Jawab Robert.

"Dasar cerewet." Ucap Caspian kecil, namun Aluna bisa mendengarnya. Gadis itu memanyunkan bibirnya, entah mengapa sejak ia berada di kerajaan ini... sifat pemalu dan introvert-nya perlahan menghilang. Ia jadi gadis yang aktif dan lebih banyak bicara, dan satu lagi... Ia bisa mendengar suara yang bisa di bilang kecil. Yah, Aluna menyadarinya.

Setelah mendengar Caspian menyebutnya wanita yang cerewet, Aluna berusaha sebisa mungkin untuk tidak membuka mulutnya. Ia akan menahan dirinya untuk tidak berbicara jika itu bukanlah hal yang penting, ia akan menunjukkan pada Caspian dia bukan gadis yang cerewet.

Kapal berlabuh di tepi pantai dengan baik, mereka semua segera turun dari kapal tersebut. Namun Caspian menyadari hal yang aneh, matanya tajam menatap sekeliling. Bangunan-bangunan tinggi khas jaman kuno itu nampak sepi, tak seperti cerita orang-orang yang mengatakan bahwa desa pearl adalah desa yang ramai, penduduk selalu terlihat berada di laut dan pesisir pantai.

"Aneh, mengapa sepi sekali?" Tanya Caspian waspada.

Yang lain juga segera menyadari keanehan tersebut. Aluna yang tidak mengerti apa-apa masih santai-santai saja menghadapi situasi itu.

"Kalian tetaplah di sini, jika kami tidak kembali hingga fajar segeralah menyusul membawa para prajurit." Ucap Caspian.

"Baik yang mulia." Hugo menunduk.

Caspian, Robert dan Aluna memasuki desa tersebut. Mereka bertiga melihat-lihat sekeliling, banyak rumah warga di sana, tapi tak seorang pun nampak.

"Sepertinya di sini tidak ada orang yang mulia, apa ini adalah desa yang di tinggalkan?" Robert berasumsi.

"Bagaimana mungkin, desa ini terkenal dengan kemakmurannya. Hasil laut yang melimpah, tidak mungkin desa ini di tinggalkan." Caspian penasaran.

"Di sana! Aku melihat seseorang." Aluna tiba-tiba menunjuk sebuah bangunan yang paling besar di sana.

Kedua pria itu menatap ke arah yang di maksud. Kedua pria itu saling berpandangan, mereka tidak melihat seorang pun di sana.

"Nona, tidak ada seorang pun di sana."

"Aku yakin aku melihatnya, di jendela rumah itu." Kembali menunjuk, Aluna yakin melihat seorang pria di sana, mengintip dari balik jendela itu tadi.

"Ayo kita periksa!" Perintah Caspian.

Mereka bertiga lalu menuju bangunan itu, Caspian dan Robert mengeluarkan pedangnya. Mereka memasang mata tajam, berjaga-jaga, Aluna mengikuti dari belakang.

Mereka membuka pintu rumah besar itu, mendorongnya dengan tangan.

Tiiiiitttt....

Bunyi engsel pintu yang berkarat terdengar, memecah keheningan di tempat tersebut. Aluna dan yang lainnya melangkah masuk, mereka semua waspada.

"Tempat apa ini?" Tanya Aluna.

"Tempat ini terlihat seperti aula." Melihat ke sekeliling, ruangan itu sangat luas, namun tak ada apa-apa pun di dalam, mereka masih memeriksa.

Di saat mereka masih bingung dengan semua keadaan yang aneh itu, seseorang berteriak dengan kencang.

"Serang!!!!"

"Yakkk!" Berlari ke arah ketiganya.

Aluna begitu terkejut, Banyaknya orang yang entah dari mana datangnya membawa sebuah pedang panjang. Ngeri, itulah yang ia rasakan saat ini. Caspian dan Robert berusaha mati-matian untuk melindungi Aluna, dengan gerakan cepat mengayunkan pedangnya, meneb*s leher lawan.

Tapi tidak, meskipun Caspian dan Robert sangat mahir dalam bertarung tapi mereka kalah dengan jumlah lawan yang banyak. Mereka bertiga berhasil di tangkap, Robert dan Caspian di pukuli hingga pingsan, dan di bawa ke penjara, sementara Aluna tetap berada di aula, namun di bawa ke sebuah ruangan yang di penuhi oleh gadis-gadis di sana.

"Kita dapat barang yang sangat bagus hari ini." Kata seorang pria dari mereka.

"Tentu saja, wanita ini sangat cantik, harganya pasti mahal." pria yang satunya membenarkan.

Mereka berdua dengan kasar mendorong tubuh Aluna masuk ke ruangan tersebut hingga terjatuh di atas tanah yang terdapat beberapa tumpukan jerami. Gadis-gadis yang ada di dalam segera meringkuk, tertunduk, takut pada dua lelaki itu. Setelah mendorong Aluna, kedua pria itu kembali keluar dan mengunci pintu.

Ketakutan... tentu saja. Berusaha berpikir bagaimana ia bisa keluar dari tempat tersebut, merutuki dirinya sendiri karena tidak melawan ketika di serang tadi. Bukan tidak bisa membela diri, ia hanya terkejut menghadapi situasi yang begitu menakutkan untuknya. Hei, siapa yang tidak takut bila dikerumuni orang-orang bersenjata.

"Bagaimana ini? Apa yang harus ku lakukan? Apa pangeran dan pria itu akan membebaskan ku? Tapi apakah mereka akan menemukanku di sini? Aarrgghh."

Terima kasih sudah mampir, jangan lupa tinggalkan jejak, like, share, dan subscribe yah... 😊

Nantikan kisah Aluna di episode selanjutnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!