Lanjutan Kings and Queens.
Amira Léopold, putri kesayangan Raja Arsyanendra Léopold adalah pemberontak sejati. Opa dan ayahnya sudah pusing dengan kelakuan putri Badung itu hingga suatu hari Amira nekad terbang ke New York dan ingin berkeliling Amerika dengan mobil ... sendirian. Tentu saja Arsya dan Sean ngereog hingga mengirimkan kepala keamanan kedutaan Belgia buat mengawal Amira. Putri Badung itu mengeyel tidak mau ada pengawal tapi Grady Daughetry adalah pengawal terlatih dan tetap mengawal kemana Amira pergi. Hingga keduanya sadar sama-sama saling jatuh cinta
8th generation of klan Pratomo
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mulai Tidak Nyaman
Amira menatap Grady yang memakan ayamnya dengan wajah kusut. Gadis itu merasa tidak enak karena membuat pengawalnya harus bertengkar dengan kekasihnya akibat salah paham semua.
"Kamu baik-baik saja?" tanya Amira sambil memakan coleslaw nya.
"Hah? Oh tidak apa-apa princess."
Amira menatap lurus ke Grady. "Dengar Grady O'Grady ... Eh itu nama belakang Opaku. Kalau kamu memang mau menyelamatkan hubungan asmara kamu, aku tidak apa-apa ganti pengawal. Kalau perlu, Imelda aku tarik dari Belgia."
Grady menoleh ke Amira. "Tidak, tuan putri. Saya sudah diberikan mandat oleh Yang Mulia Raja Arsyanendra dan saya akan menyelesaikan tugas saya."
"Berarti, kita akan ke Indiana, Illinois, Iowa, Nebraska, Colorado, Utah baru masuk California itu pun masih di San Diego dulu baru kota Los Angeles dalam waktu kurang dari lima hari lalu kamu mengantarkan aku keliling Los Angeles dan ke LAX ( bandara internasional Los Angeles ) then kamu pulang ke New York dalam waktu 41 jam demi membenahi hubungan kamu sama Lisa?" Amira memandang Grady serius. "Kamu sanggup?"
"Sanggup tuan putri."
Amira mengetatkan bibirnya. "Kamu akan capek, Daugherty."
"Itu sudah tugas saya, tuan putri."
Amira menghela nafas panjang. "Sorry for making you in this situation ( maaf membuat kamu harus terlibat di situasi ini )."
Grady memberanikan diri memegang tangan Amira karena mereka berdua duduk di lantai dan makanan merek berada diatas meja sofa.
"It's not your fault, princess ( bukan salahmu tuan putri ). Je hebt het niet mis prinses. Neem het niet te veel ter harte ( Anda tidak salah tuan putri. Jangan terlalu dimasukkan ke dalam hati )," senyum Grady dengan bahasa Inggris dan Belanda.
"Ich habe es nicht in mein Herz, sondern in meinen Darm gegeben, damit ich es morgens rauswerfen konnte ( Tidak aku masukkan ke dalam hati tapi ke dalam usus biar bisa dibuang besok pagi )," jawab Amira cuek.
Di Belgia ada tiga bahasa yang dipakai, Perancis, Jerman dan Belanda karena Belgia berbatasan dengan Belanda di sebelah Utara, di sebelah timur dengan Jerman, di sebelah selatan dengan Prancis dan Luksemburg, dan di sebelah barat dengan Laut Utara, di seberang Britania Raya. Jadi benar-benar seperti tragedi bahasa di negara itu karena bisa berbicara sesuai dengan dialek kelahiran hingga meresmikan bahasa Inggris sebagai bahasa universal.
Grady langsung mendelik. " Princess!"
Amira cekikikan. "Lho benar kan Grady. Ngapain hal-hal yang bikin otak kamu penuh, hati kamu kesal, bikin galau, mending dimasukan ke dalam usus biar besok bisa dibuang. Lagipula, kita itu kaum wanita punya jiwa sosial tinggi terhadap makanan. So, kalau kamu kesal, beli makanan enak, salurkan kekesalan kamu sambil ngunyah, telan tunggu sampai semua organ kamu bekerja dan tinggal usus kasih alarm untuk membuang kekesalan kamu."
Grady melongo. "Teori apa itu?"
"Teoriku. Asal kamu tahu, menjadi princess itu banyak ngelus dada kalau dilihat salah dikit saja. Jadi itu cara aku maintenance pola pikir aku demi bisa tetap waras. Paham kan?" senyum Amira sambil mengelus tangan Grady dengan jempolnya karena pria itu masih menggenggam tangannya.
Grady mengangguk. "Anda sangat pintar untuk mengatur emosi anda."
"Kalau aku tidak bisa memaintain emosi aku, bisa gila aku. Ini aku beruntung tidak berada di Eropa karena pasti akan lebih ramai."
"Bagaimana jika kita besok checkout pagi-pagi?" tawar Grady.
"Setuju !" Amira dan Grady saling berpandangan dengan tangan masih saling bergenggaman. Keduanya tampak kikuk lalu saling melepaskan genggaman tangannya dan mengalihkan wajah masing-masing.
"Sorry, princess," ucap Grady dengan wajah tersipu.
"Tidak ... Apa-apa," jawab Amira. Ayo, pipi jangan merah-merah! Kamu tidak pakai blush on ! Bagaimana kalau nanti ketahuan Grady kalau aku macam tomat?
"Princess, ayamnya masih ada satu. Apakah anda mau ?" tanya Grady sedikit berdehem untuk menetralisir degup jantungnya.
"Tidak. Buat kamu saja, aku sudah kenyang." Amira mengambil pudingnya. Kenyang apanya? Masih makan puding juga !
Grady memakan ayam terakhir dan setelahnya pria itu membereskan semua sampah, mereka pun berpisah di kamar masing-masing.
***
Amira menatap pemandangan kota Cincinnati dari jendela kamar hotelnya dan teringat tadi Grady menggenggam tangannya meskipun tujuannya berbeda.
Tapi kok aku deg-degan ya? Padahal kan harusnya biasa saja tho?
Amira tersenyum saat ingat ucapan Azurra.
"Awas kamu jadi pekesor, perebut kekasih orang! Tidak ada sejarahnya seperti itu ! Oom Billy saja menunggu sampai Tante Elle menjanda dan mendapatkan wasiat dari almarhum Oom Eliot!"
Amira menghela nafas panjang. "Paling cuma terbawa suasana. Sholat isya dulu."
***
Kamar Grady
Grady melihat tangannya yang tadi menggenggam tangan Amira dan tanpa sadar putri itu juga mengelus tangannya dengan jempolnya. Pria itu tampak tertegun karena jantungnya tadi berdegup kencang padahal itu hanya hal sederhana.
"Kamu macam anak ABG baru berdekatan dengan seorang gadis dan ini tidak benar ! Mungkin aku hanya terbawa suasana saja." Grady lalu menuju kamar mandi dan membersihkan diri lalu meletakkan tubuhnya diatas tempat tidur. Tak lama dirinya pun terlelap.
***
Keesokan paginya subuh, Grady dan Amira memutuskan untuk checkout dan melanjutkan perjalanan. Keduanya pun masuk ke dalam mobil dan menuju Indiana.
"Apakah anda ingin menghabiskan waktu di Indiana?" tawar Grady.
"Tidak. Aku ingin ke tempat yang berbeda." Amira menoleh ke Grady. "Apakah kamu ada ide?"
"Bagaimana jika kita ke Colorado? Aku ada tempat yang nyaman dan tidak ada media disana," jawab Grady.
"Good. Kita langsung ke Colorado tanpa berhenti di Indiana, Illinois, Iowa dan Nebraska," jawab Amira.
"Baik tuan putri."
***
Yuhuuuu up Pagi Yaaaaaaaa
thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu
mas arsya ga pkir2 dlu buat jmput amira????kl dia ga mau plang gmna????
bakalan mulus nih jalan Grady sama princess Amira, kalo yang ngomong queen mother pasti raja Arsya nggak bakal pikir pikir dulu 😅😅😅
yg sok jd phlwan....bknnya dpt pnghrgaan,mlah cma dpt malu doang kn....mna pnjra mnnti....
sokoooorrr.....
makanya mau melakukan apapun itu pikir pikir dulu seperti raja Arsya, padahal kebanyakan gedubrakan dulu pikir belakangan😅😅🤭