Mungkin terdengar klasik mengapa aku memutuskan menjadi gigolo. Saat itu orang tuaku terlilit hutang dengan nominal yang besar. Aku cukup gelap mata untuk mengambil jalan pintas menjadi gigolo karena jika hanya pekerjaan biasa tidak akan dapat menutup hutang orang tuaku kala itu.
Tapi bertahun tahun menjadi gigolo ternyata membuatku nyaman. Bukan hanya uang yang aku dapatkan tetapi semua fasilitas kelas 1 bisa aku rasakan. Sampai pada akhirnya kedua orang tuaku meninggal dalam sebuah kecelakaan dan aku merasa buat apa semua kekayaan ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon maya ps, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lecet lecet
Siang ini kami berkumpul di Gym milik Alrik. Anak anak langsung heboh mendengar kabar Tante Sonya yang di temukan meninggal dunia di villanya semalam.
Kami mulai menyusun beberapa rencana kalau kalau polisi menghubungi Alrik.
Kebetulan team kami ada yang bisa bikin website dan mahir di bidang IT.
Sementara, kami akan bilang bahwa itu adalah pembayaran pembuatan website untuk perusahaan Tante Sonya.
Seminggu setelah kejadian Tante Sonya meninggal di villanya, tidak ada polisi yang menghubungi Alrik.
Dari kabar yang kami dengar, kematian Tante Sonya dianggap murni kecelakaan dan tidak ada indikasi pembunuhan sehingga Tante Sonya langsung dimakamkan oleh keluarganya.
Karena masalah Tante Sonya, seminggu ini kami tidak ada yang mengambil job sama sekali.
Kami sangat berhati hati dengan komunitas kami agar tidak sampai terciduk pihak berwajib.
Senin ini kami mulai menerima job kembali. Sore ini aku harus melayani Tante Vera.
Tante Vera seorang dokter gigi dan suami Tante Vera bekerja di offshore yang pulang ke indonesia setiap enam bulan sekali atau dua belas bulan sekali.
Mereka sudah menikah selama 16 tahun tapi belum di karuniai anak sehingga Tante Vera sering merasakan kesepian.
Tante Vera sendiri baru memakai jasa kami kurang dari 3 bulan.
Menurut Alrik Tante Vera tidak punya permintaan yang aneh aneh, hanya saja ia selalu minta berkali kali pertempuran dalam sekali pertemuan.
" Jadi lo siapin diri aja, itu gue bawain tisu sulap kali kali lo cape mengimbangi Tante Vera "
" Emang terparah minta berapa kali Rik? "
" Pernah si Anton diminta sampe 10 kali dalam 2 jam. Mana waktu itu gue hitung short time karena cuma minta 2 jam, ternyata kuat begitu. Anton sampe kewalahan haha "
Memang selalu ada cerita dari tamu tamu yang kami layani. Tapi kebanyakan tamu yang kami layani adalah perempuan perempuan kesepian.
Di dalam perjalan, Alrik menawarkan aku untuk mengambil mobil untuk operasional sehari hari.
Katanya dia sudah tidak bisa menemani aku karena jadwalnya mulai sibuk.
" Kalo uang muka nanti kita bayarin dulu Fred, nanti di potong dari pendapatan lo aja. Besok gue antar ke dealer ya "
Sudah hampir satu bulan Alrik mengantarku menemui client.
Menurut Alrik ini seperti masa orientasi jadi Alrik mendampingi aku selama 1 bulan, setelah itu aku harus berangkat kerja sendiri.
Alrik pun membebaskan aku mau memilih mobil apa, bahkan mobil mewah pun boleh.
Aku mungkin akan membeli mobil BMW X5, mobil yang dulu aku pakai sebelum di jual oleh papa.
Walaupun akan bingung bagaimana menjelaskan ini semua kepada Mama dan Papa.
Setalah tiga puluh menit berkendara kamipun sampai di hotel tempat aku dan Tante Vera bertemu.
Hari ini jalanan lumayan macet karena ada penutupan jalan di beberapa tempat.
Ku ketuk pintu kamar Tante Vera dan tidak lama di bukakan Tante Vera.
Tante Vera usianya masih terbilang muda di banding tamu ku yang lain.
Ia berusia 40 tahunan awal, kulitnya sawo matang, badannya langsing dan cukup tinggi untuk ukuran seorang perempuan.
Tante Vera sudah menggunakan bath robe ketika aku datang.
Setelah mempersilahkan aku masuk, dia memintaku untuk mandi terlebih dahulu.
Walaupun sudah mandi si tempat gym, aku menuruti Tante Vera untuk mandi kembali.
Selesai mandi aku keluar menggunakan bath robe. Tante Vera sedang berdiri di jendela hotel yang ia buka lebar dan terlihat pemandangan kota bandung yang berwarna keemasan.
Aku berinisiatif untuk mendekati Tante Vera dan memeluknya.
Kami berpelukan dengan pemandangan sunset yang sangat indah.
Mungkin jika aku bersama pacarku saat ini, moment ini akan menjadi moment paling indah.
Ketika warna keemasan sudah berganti gelap dan lampu lampu sudah menyala.
Tante Vera membalikan tubuhnya dan mulai mendaratkan bibirnya di bibirku dan pertempuran pun di mulai.
Awal kami melakukannya dengan berdiri menghadap kaca dengan gorden terbuka.
Kami mencoba beberapa gaya dan setelah itu melanjutkan di kasur.
Beberapa menit kami bertempur tapi Tante Vera belum juga mencapai puncaknya.
Aku sudah lumayan kewalahan menghadapai Tante Vera.
Untungnya tidak berapa lama Tante Vera mencapai puncak dan berteriak lumayan keras.
Saat aku masih mengistirahatkan pisang ambon, Tante Vera meminta pertempuran lagi.
Bahkan belum lima menit aku beristirahat, Tante Vera sudah meminta pertempuran. Benar benar luar biasa.
Mungkin karena melihat aku yang masih kelelahan, Tante Vera hanya melakukan woman on top.
Aku pikir dengan posisi ini akan aman karena aku tidak banyak melakukan pergerakan, tapi aku salah karena di posisi ini si pisang ambon seperti mau patah karena gerakannya yang cepat dan ke berbagai arah.
Tante Vera sepertinya lupa kalo si pisang ambon bukanlah mainan tetapi pisang sesungguhnya.
Untuk menjaga keutuhan pisangku, aku mengambil posisi di atas melakukan misionaris tapi belum ada tanda tanda Tante Vera akan sampai di puncak.
Aku mengganti gaya menjadi gaya gukguk dan untungnya tidak beberapa lama Tante Vera mencapai puncaknya.
Seperti sebelumnya, belum lima menit Tante Vera mengajak bertempur kembali.
Kali ini kami mau mencoba di bathtub. Bathtub ini berbentuk agak lonjong tapu tidak terlalu besar.
Sepertinya jika aku dan Tante Vera masuk berdua tidak akan cukup, karena kaki kami berdua cukup panjang.
Ketika masih berpikir bagaimana caranya, ponsel Tante Vera berbunyi.
Ia di kabarkan oleh adiknya bahwa ibunya sedang masuk ke rumah sakit.
Kami tidak melanjutkan pertempuran ini karen Tante Vera langsung bergegas menuju rumah sakit tempat Ibunya berada.
Ketika mandi terasa sekali perih di sekeliling pisang ambon, sepertinya sampai lecet.
Tante Vera sangat ganas dalam pertempuran, ini pertama kalinya setelah bertempur badanku sakit sakit.
Di dalam mobil aku membahas tentang Tante Vera kepada Alrik.
" Beneran deh si Tante Vera, kasar banget Rik mainnya. Baru kali ini gue sampe lecet lecet bener bener deh Tante Vera "
Alrik hanya tertawa mendengar ceritaku.
" Tadi kalo adiknya ga nelpon, udah abis deh gue sama si Tante "
" Udah ga usah sedih, besok pulang sekolah gue jemput ya. Selain ke dealer sekalian kita medical check up ya sama anak anak "
" Oke, berarti besok gue ga ada job ya? "
" Iya sengaja ga gue terima dulu. Oiya Fred sabtu dna minggu ini ada job nemenin tante di singapore. Bisa ga lo? "
Wah biasanya job luar negeri gini fee-nya lumayan.
" Oke gue ambil Rik, nanti gue cari passport gue dulu ya. Sampe rumah gue kabarin yaa "
Sesampainya di rumah aku langsung mencari passport ku dan ketika ketemu aku langsung mengirimkan pesan kepada Alrik.
Terakhir kali aku menggunakan Passport ketika kami sekeluarga berlibur ke jepang.
Menurut cap dari imigrasi terakhir kali aku liburan ke luar negeri 2 tahun yang lalu.
Semoga aku bisa membawa keluargaku liburan ke luar negeri lagi
bagus sebenarnya cerita nya thor.. tema yang cukup berani karna kupikir hal yg agak tabu buat membicarakan tentang hal² kaya gini.. tp author nya keren, berani memilih tema ini.. dan bagusnya, ada bagian² norma sosial yg nggak dihilangkan kayak Vena (?), siapa sih yg artis pacarnya Alfred itu loh.. dia merasa jijik dan lebih memilih pisah dari Alfred karena Alfred pernah nyentuh (?) mama nya.. trus juga, waktu Alfred kerja, author nggak terlalu menggambarkan secara gamblang kegiatan (?) mereka. juga Alfred yang merasa bersalah karna mungkin akibat pekerjaan nya yang kotor, yg bikin org tua nya meninggal.. yah memang rahasia usia cuma Tuhan yang tau, tapi rasa bersalah nya Alfred itu bagus, menandakan bahwa dia masih bisa membedakan mana yg benar dan mana yg salah..
aku berharap nya siih ending dari cerita ini nanti tetap Alfred mungkin akan merasakan akibat dari pekerjaan nya yang haram itu.. meskipun pakai pengaman, yang namanya kerjaan haram, mungkin bisa tetap ada akibat nya.. mungkin penyakit atau mungkin semua harta nya habis terbakar atau apa gitu.. karna gk akan pernah ada kenikmatan dari sumber yg haram..dan disitu mungkin Alfred nanti bisa mentaubati masalalu nya sebelum akhirnya dia meninggal juga.. tp semoga Agni tetap bersedia membersamai Alfred yaa..
ditunggu lanjutannya thoorrr... tetap semangat 💪💪💪
Gonta ganti. pasangan jangan keenakan ka rna dibayar....he he he 🤣🤣🤣
lanjutkan athooor biar👌 seru.....