NovelToon NovelToon
Pengantin Bayangan

Pengantin Bayangan

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Perjodohan / Cinta Paksa
Popularitas:914.7k
Nilai: 5
Nama Author: sushanty areta

Sebuah permintaan mengejutkan dari Maria, mama Paramitha yang sedang sakit untuk menikahi Elang, kakak kandungnya yang tinggal di London membuat keduanya menjerit histeris. Bagaimana bisa seorang ibu menyuruh sesama saudara untuk menikah? padahal ini bukan jaman nabi Adam dan Hawa yang terpaksa menikahkan anak-anak kandung mereka karena tidak ada jodoh yang lain. Apa yang bisa kakak beradik itu dilakukan jika Abimanyu, sang papa juga mendukung penuh kemauan istrinya? Siapa juga yang harus dipercaya oleh Mitha tentang statusnya? kedua orang tuanya ataukah Elang yang selalu mengatakan jika dirinya adalah anak haram.

Mampukah Elang dan Mitha bertahan dalam pernikahan untuk mewujudkan bayangan dan angan-angan kedua orang tuanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sushanty areta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ditinggal

Setengah lima pagi saat Mitha terjaga dari tidurnya. Saat menoleh, Elang sudah tidak ada lagi disampingnya. Suara gemricik air di kamar mandi membuatnya tau jika sang suami pasti sedang mandi. Tak ingin menganggu, Mitha segera merapikan tempat tidur lalu menuju kamarnya untuk mandi dan sholat subuh.

Ada bik Ijah dan bik Mun yang sedang mengerjakan pekerjaannya masing-masing saat dia turun kelantai satu. Bik Ijah sibuk memasak, sedang bi Mun sedang bersih-bersih rumah.

"Selamat pagi bik." sapa Mitha ramah. Kedua pembantu itu menoleh serempak dan membalas sapaan Mitha.

"Masak apa bik?"

"Ini masih bikin bubur ayamuntuk dibawa ke rumah sakit non. Saya akan masak lainnya setelah ini selesai." kata bik Ijah seraya menuang kuah ke wadah plastik. Mitha sefera membantu memotong sayur dan menyiapkan bumbu. Tiap hari juga anak gadis majikannya itu membantunya, bahkan tak segan ikut mencuci piring dan bersih-bersih. Gadis yang rajin dan cekatan.

"Nah....selesai...." ujar Mitha riang saat kegiatan masak mereka selesai. Bik Mun segera mencuci wadah kotor dan menatanya rapi sebelum mengelap seluruh meja dapur.

Dengan cekatan, Mitha menata semuanya di meja makan. Tak lupa menyiapkan piring dan sendok juga gelas beserta teko air disana. Suara langkah kaki mendekat membuatnya menoleh spontan. Hampir saja hatinya meleleh melihat Elang berdiri disana dengan pakaian kasualnya. Kaos putih dan celana jeans biru muda yang entah kenapa membuatnya terlihat sangat-sangat tampan dengan rambut basahnya pagi itu. Pria itu menarik kursinya dan duduk anteng dalam diam.

"Kakak mau minum kopi? atau susu? biar kubikinkan." tawar Mitha dengan suara halus. Elang tetap diam.

"Bik, bikinkan saya kopi hitam." katanya membuat bi Ijah spontan mengiyakan. Sejenak mata tua itu melirik Mitha dengan rasa kasihan. Tapi dia bisa apa selain menurut? Mitha yang merasa diacuhkan memilih duduk disisi lain agak ketepi agar tidak berhadapan dengan Elang yang masih bersikap dingin padanya. Gadis itu menyeruput tehnya lambat. Dia memang sangat menyukai teh manis dipagi hari.

Sekejap saja teh dalam cangkirnya sudah tandas karena dia seperti tergesa saat meminumnya. Mitha berdiri untuk mencucinya lalu kembali ke kamarnya untuk ganti baju. Mamanya tidak pernah mengijinkan dia sarapan sebelum berpakaian rapi. Maka itu dia memilih ke kamar dulu.

Elang melirik Mitha dengan ujung matanya. Dia heran karena Mitha mencuci sendiri bekas minumnya, padahal ada dua pembantu disana. Dua-duanya juga tidak melarangnya melakukan itu.

"Apa anak itu mencuci tiap hari?" tanyanya pada bik Mun yang kebetulan mendekat saat mengantarkan lap tangan ke meja.

"Non Mitha? dia juga bantu masak dan nyuci tiap hari tuan." jawab wanita paruh baya itu membuat Elang manggut-manggut dan kembali fokus pada kopinya.

"Apa bekal untuk kerumah sakit sudah siap bik?"

"Sudah tuan."

"Siapa yang mau ikut saya ke rumah sakit?" tanya Elang sambil memandang mereka satu persatu.

"Tadi non Mitha bilang mau ikut tuan." jawab bi Ijah.

"Saya tanya kalian, bukan gadis itu." tukas Elang datar.

"Tapi tuan...."

"Mau ikut tidak?" tanya Elang lagi, lebih keras dari yang tadi.

"Saya saja yang ikut tuan." potong bik Mun kemudian. Dia segera membenahi seragamnya lalu berjalan lebih dulu keluar, sedang bi Ijah tetap berdiri disana salah tingkah. Dia hanya bermaksud mengingatkan Elang tadi.

"Saya pergi dulu bik?" pamit Elang setelah kopinya habis.

"Tidak sarapan dulu tuan?"

"Saya tidak biasa sarapan." Lalu Elang bergegas keluar. Sepuluh menit kemudian Mitha turun.

"Lho kok sepi bik, kak Elang kemana?"

"Sudah berangkat ke rumah sakit non."

"Bibik tidak bilang saya mau ikutan?"

"Sudah non, tapi....kelihatannya tuan Elang kurang berkenan." Mitha termenung ditempatnya. Apa sebegitunya Elang membenci dirinya hingga berangkat bersamapun tidak mau? apa begitu sulit memulai sebuah hubungan diatas hubungan lain yang terjalin diatara mereka?

"Non Mitha jangan sedih, nanti biar bik Ijah ikut non ke rumah sakit." hibur bik Ijah, tak tega rasanya melihat nonanya bermuram durja. Dia sudah menganggap Mitha seperti anaknya sendiri karena Mitha hampir seumuran dengan anak kandungnya di kampung. Lagi pula, bi Ijahlah yang membantu menjaganya saat kecil hingga sedewasa ini.

"Nggak usah bik, nanti saya naik taksi saja." cegah Mitha. Dia tidak ingin rumah kosong, takut jika ada apa-apa. Satpam kan hanya bertugas di depan, bukannya di dalam rumah.

"Ya sudah bik, Mitha berangkat dulu ya."

"Ehh iya hati-hati dijalan non." nasehatnya sebelum Mitha menghilang dibalik pintu.

Hari ini adalah jadwal operasi Maria. Jam 9 nanti operasinya dimulai. Mitha harus segera sampai disana sebelum itu. Aahh...alangkah jahatnya Elang yang begitu tega meninggalkannya dirumah. Apa mungkin dia sengaja membuat dia terlambat datang?

Dengan nafas memburu dan keringat di dahinya, sampai juga Mitha di kamar Vvip tempat Maria dirawat. Dibukanya pintu setelah mengetuk. Benar, Elang sudah disana, selesai menyuapi mamanya dan menatapnya dingin.

"Kok baru sampai Mith? beneran bangun kesiangan ya?" tanya mamanya seraya tersenyum jenaka. Sejenak Mitha melirik Elang yang terlihat cuek di depannya. Apa tadi? bangun kesiangan? pintar sekali pria itu membuat alasan agar terlihat tak bersalah.

"Iya ma, habisnya Mitha suka tidak bisa tidur kalau pindah kamar." balas Mitha kemudian, membuat Elang melengos. Tidak bisa tidur? bisa saja bocah ini bilang tidak bisa tidur setelah sukses bobok cantik hingga pagi. Ratu akting juga gadis ini batinnya geram. Keduanya saling tatap penuh permusuhan.

"eeekkkhhmmm...nanti saja pandang-pandangannya ya..mama haus belum minum." sela Maria mengulum senyum. Sontak keduanya jadi salah tingkah.

1
Ds Phone
bahagia sampai lupa kawan
Ds Phone
apa kah dapat
Ds Phone
dah laki bini pangil yang manis aja
Ds Phone
muking betul dia cinta sama kamu
Ds Phone
nemang halal
Ds Phone
dah jadi laki apa lagi jalan terus
Ds Phone
nikah secara paksa
Ds Phone
betul betul jadi
Ds Phone
semua nya main paksa
Ds Phone
gila tu orang
Ds Phone
marah lah tu
Ds Phone
kawan baik nya
Ds Phone
bahagia sangat lah tu
Ds Phone
berita gembira tu
Ds Phone
ada ada aja yang nak di gaduh kan
Ds Phone
ya betul tu baik di lepas kan
Ds Phone
ada aja meraka ni
Ds Phone
sedih tak habis
Ds Phone
memang itu ke bahagian nya
Ds Phone
cemburu tak habis
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!