NovelToon NovelToon
GETIH REGET

GETIH REGET

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Selingkuh / Romantis / Tumbal / Hantu
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Lind Setyani

Hubungan rumah tangga Nadin dengan suaminya semakin hari semakin memanas sejak kepindahan mereka ke rumah baru. Nadin mencurigai perlakuan aneh suaminya sejak kedatangan pembantu barunya, belum lagi kejadian-kejadian aneh yang kerap kali ia dapatkan mulai dari dirinya yang sering di ganggu sosok menyeramkan dan rumah yang kerap kali berbau anyir. Tidak ada gelagat aneh yang di tunjukkan pembantunya itu, akan tetapi Nadin menaruh kecurigaan besar terhadap pembantunya.

Kecurigaan Nadin terbukti saat ia tidak sengaja mempergoki suaminya yang tengah bergumul dengan sang pembantu di saat dirinya sedang tidak di rumah. Di tengah keputusannya untuk bercerai ia justru di buat bingung dengan sang suami yang mendadak menjadi sakit-sakitan. Sampai akhirnya semua mendapat titik terang saat Nadin di datangi temannya yang memiliki kelebihan khusus dan menjabarkan semua hal-hal aneh yang sedang di hadapi Nadin.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lind Setyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MIMPI

"Kok bisa ibu jatuh begini? " Tanya Reno yang duduk di sebelahnya.

"Iya Bu, tadi pagi Rina mengabari katanya ibu habis jatuh. " Kali ini Nadin yang bersuara sembari bersalaman dengan ibu mertuanya itu.

"Ah, Rina ini pasti di lebih-lebihkan. Orang ibu cuma keseleo saja kok. " Bu Ninik menimpali dengan senyuman untuk mencoba meyakinkan anak dan menantunya jika ia tidak kenapa-napa.

"Engga kok, iya kan Kak? " Sangkal Rina yang mencari pembelaan pada kedua kakaknya.

"Sudah di rontgen Bu, gimana hasilnya? " Tanya Reno.

"Sudah, kaki ibu tidak apa-apa hanya terkilir saja kata dokternya beberapa hari juga pulih. " Yakin Bu Ninik jika dia benar-benar tidak ada yang perlu di khawatirnya.

"Kalian sudah lama Ren, Nadin gimana kabarnya Nak? " Tiba-tiba Pak Bambang masuk untuk menghampiri anak dan menantunya itu.

"Nadin sehat Yah, kita baru saja datang. " Nadin lebih dulu menyalami tangan ayah mertuanya.

"Dari mana Yah? " Tanya Reno saat menyalami ayahnya.

"Dari luar habis ketemu sama orang yang lagi nyari mobil. " Pak Bambang ikut duduk di tepi ranjang.

Pak Bambang memiliki usaha yang sudah sangat lama ia jalankan yaitu showroom mobil bekas. Bahkan sekarang ia sudah memiliki tiga orang karyawan yang membantunya.

Dulunya Pak Bambang ingin usahanya itu di lanjutkan oleh Reno tapi Reno justru menolak dan memilih membangun usaha sendiri yaitu toko ponsel. Toko ponsel yang ia rintis terus berkembang bahkan sampai bisa buka cabang baru, tapi ternyata karena kelalaian Reno yang jarang chek up toko sedingga ia mengalami kerugian karena ada salah satu karyawannya yang ketahuan korupsi. Hingga akhirnya toko ke dua terpaksa harus di tutup dan kini ia fokus pada toko pertama.

Mereka lanjut mengobrol di ruang tamu sedangkan Nadin dan Rina ke arah dapur untuk membuat masakan untuk makan siang. Rina jika sudah bersama Nadin akan ada saja tingkahnya, ia memang benar-benar menganggap Nadin sebagai kakaknya bahkan melebihi kakak laki-lakinya sendiri. Nadin yang umurnya hanya berjarak empat tahun di atas Rina juga sudah menganggap Rina lebih dari seorang adik tapi juga menganggap seorang sahabat, jadi tidak jarang Nadin akan banyak curhat ke pada Rina.

Pak Bambang dan Reno yang tengah bersantai di ruang tamu hanya bisa sesekali menggeleng saja ketika mendengar kehebohan dari arah dapur yang di sebabkan dua orang wanita itu.

Reno memijat pelipisnya yang sejak berangkat tadi merasa sedikit pusing, ia merebahkan tubuhnya di sofa dan memejamkan mata berharap saat terbangun pusingnya mereda. Sedangkan Pak Bambang sedang asik melihat siaran televisi yang sedang menayangkan sebuah sinetron keluarga.

Tidak lama Reno yang memejamkan mata dan mulai terlelap tidur, di dalam tidurnya ia bermimpi sedang duduk di meja makan rumahnya dan sedang memperhatikan Irma yang sedang memasak. Reno terus memandang punggung belakang Irma yang sedang sibuk di depan kompor sampai akhirnya ia berbalik dan tersenyum menatap ke arah Reno. Irma lalu berjalan menghampiri Reno yang masih tidak bisa mengalihkan pandangannya dan setelah itu hal tidak terduka terjadi, Irma tiba-tiba menghampiri Reno dan mencium bibirnya lembut.

Reno membelalak kaget, di dalam mimpinya ia tidak bisa bergerak sedikitpun untuk menolak perlakuan dari Irma sampai akhirnya ia terbangun karena guncangan pada kakinya. Ia membuka mata dan terlihat Nadin yang mencoba membangunkannya.

"Bangun dulu Mas, sudah mau magrib ini. " Ujar Nadin yang sejak tadi susah membangunkan suaminya. "Itu kan ada kipas angin Mas kalau kamu kepanasan, kok bisa-bisanya tidur sampai keringetan gitu. " Imbuhnya lalu berdiri meninggalkan Reno yang masih seperti orang linglung.

Ia bahkan masih bisa mengingat jelas mimpi yang ia alami tadi, seakan semua itu terasa nyata. Reno mengusap keringat di pelipisnya, ia yakin keringat itu bukan karena hawa panas tapi karena tegang sepanjang kejadian yang ia mimpikan tadi. Sekarang ia bahkan teringat terus akan wajah Irma ketika tersenyum dan saat akan menciumnya, sampai tanpa sadar Reno memegang bibirnya sendiri.

Tidak mau terus kepikiran Reno memilih mandi sebelum azan magrib, tanpa Reno sadari sejak tadi ia terus di perhatikan oleh Rina yang tidak sengaja melihat tingkah aneh sang kakak.

"Dasar aneh. " Celetuk Rina sembari berjalan menuju kamarnya.

Besok sorenya, Nadin dan Reno sudah harus kembali lagi ke rumahnya karena masih harus bekerja. Sebenarnya Nadin sedikit keberatan apalagi ibu mertuanya juga masih belum benar-benar sembuh dan masih harus berjalan memakai tongkat. Toko rotinya tidak masalah jika harus tutup dalam beberapa hari dan jika toko ponsel milik suaminya sudah ada satu karyawan yang mengurusnya, tapi Reno masih tetap kekeh ingin balik sekarang dengan alasan pekerjaan.

Di sini Rina yang paling tidak mau berpisah, ia bahkan sampai menangis saat berpamitan dengan Nadin. Maklum saja karena rumah itu hanya kelihatan rame jika ada Reno dan Nadin saja jika hari-hari biasanya akan terlihat sepi, apalagi Rina yang lebih memilih menghabiskan waktunya berada di dalam kamar.

Setelah berpamitan Reno dan Nadin masuk ke mobil dan Reno mulai menjalankan mobilnya menjauhi pekarangan rumah. Nadin masih menyempatkan untuk melambai ke arah Rina yang masih mengusak sisa ingusnya, Rina yakin kakaknya itu pasti akan lama lagi datang ke rumah ini.

Di sepanjang perjalanan perasaan Reno terus kepikiran dengan mimpinya kemarin, ia juga terus-terusan memikirkan wajah Irma. Nadin yang mencium gelagat aneh suaminya merasa heran sendiri karena sejak kemarin ia sering melamun dan seperti sedang punya banyak pikiran.

Di pandangi wajah Reno yang sedikit pucat dan sesekali memijat pelipisnya, Nadin memegang dahi suaminya yang memandang kosong ke arah jalanan.

"Kamu sakit ya Mas. " Tanya Nadin memastikan.

"Hm, engga kok sayang. Cuma sedikit pusing aja kayaknya lagi masuk angin. " Jawab Reno tersenyum ke arah istrinya yang sedang mengkhawatirkannya.

Nadin mengangguk lalu mengalihkan kembali pandangannya pada jalanan di depan, sore ini jalanan sedikit macet sehingga membuat Nadin bosan dan memilih memejamkan mata untuk tidur. Sekitar 5 jam mereka baru sampai di rumah, hari sudah gelap karena hampir pukul tujuh malam.

Sesampainya di rumah Reno dengan tergesa berjalan ke arah kamar mandi dan tidak lama setelah itu terdengar suara muntah-muntah dari dalam. Dengan panik Nadin mengikutinya ke kamar mandi untuk melihat keadaan suaminya. Reno terlihat lemas setelah memuntahkan semua isi perutnya, ia harus di papah istrinya untuk menuju kamar.

"Kamu beneran cuma masuk angin Mas, kok sampai muntah-muntah begini. " Nadin merebahkan tubuh suaminya di kasur.

Jangan lupa tinggalkan like dan comment, terima kasih.

1
Apa ini jadi awal terbuka rahasia pembantunya?
Baru baca, dah bersambung aja.../Facepalm/
Tapi nenek itu siapa? Jangan2 itu berhubungan dengan Naya lagi/Blush/
Disclaimer!!

Hmm... maaf nih, ya. Aku bukan ingin membenarkan karena aku lebih tahu atau gimana. Tapi sebenarnya, ada beberapa dialog yang bisa dipisah, dan membuat antar karakter/tokoh terasa lebih ke memang sedang melakukan percakapan.

Aku tak ada niatan untuk menggurui, tapi ini hanya masukan dariku sebagai pembaca./Pray/

Misalnya, saat awal Nadin masuk, sebenarnya ia bisa diberi gambaran kecil kenapa ia bertanya, "Mas, kamu kenapa?" terus "Masih ada yang sakit?" dan tindakan sebelum benar-benar masuk lalu bertanya. Jadi, tak mendadak bertanya.😅

Semangat ya, thor. Aku tunggu update selanjutnya~/Determined//Smile/
Linn: terima kasih kak atas masukannya☺ untuk kedepannya saya akan lebih memperhatikannya lgi seperti saran kakak🙏
total 1 replies
Bingung mau komen apa
Linn: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Meski kebanyakan narasi, tapi kakak cepat juga upnya. Baru selesai kemarin baca, eh udah ada lagi/Facepalm/
Linn: aamiin terima kasih banyak☺☺
total 3 replies
Lanjut, thor~/Determined/
Kesalahan yang mereka lakukan adalah tak adanya komunikasi.
Ini bisa di sedikit dipadatkan, untuk bagian meletakkan tas. Cuma saran dariku.
Sepertinya, aku bisa menebak orangnya deh~😅
Delapan kilo?🤔 What?!
Oh pantaslah/Facepalm/
Jikapun begitu, bukannya Nadin masih bisa ke toko, ya🤔
Aku penasaran, siapa wanita yang ada di prolog, ya?
Izin mampir, kak.🙏
Lagi menjelajah novel horor soalnya, hehe~😅
Linn: wahh terimakasih kak sudah mampir di cerita saya😍
total 1 replies
Arif Tegal
emang ada tah
Linn: ada kak, hanya saja mungkin sudah jarang yang menggunakannya.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!