"Oi Margaretha! Retha!"
"Apa sih?"
"Jangan galak-galak dong sama Aa Ken yang handsome ini"
"Hoekk!!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hanisanisa_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
Selama di perjalanan, Ken dan Retha saling membisu dengan kecanggungan yang terasa. Apalagi Retha yang hanya sedikit menyentuh jaket yang dipakai Ken saat hendak naik.
Hingga sampai di pasar malam, Ken membantu Retha melepas helm nya. Untung nya Nando tidak membawa helm nya, jadi Ken bisa memakai helm Nando, dan Retha memakai helm Ken.
Kata Ken, helm Nando bau makanya Retha tak protes saat helm nya di tukar dengan yang di pakai Ken biasa. Karena jujur, aroma helm milik Ken memiliki aroma yang begitu menyegarkan.
"Sorry ngga bawa ke mall atau ke tempat mewah yang lain" ucap Ken saat melihat Retha sedang membelakangi nya menatap ke arah pasar malam yang ramai dan terang benderang.
Retha menoleh. "Ngga perlu ke mall, gue udah bosan ke gedung tinggi itu" sahut Retha langsung menarik tangan Ken.
Ken menghela nafas lega, ia takut jika Retha tak menyukai jalan-jalan malam ini, walau sebenarnya yang mengusulkan ide ke pasar malam ialah Retha sendiri.
Kedua nya berjalan dengan tangan Retha yang merangkul lengan Ken, ia terbiasa berjalan sembari memegang sesuatu.
Dan Ken akan membiarkan hal itu, jika ada yang mengenali nya juga tak apa, tak akan menjadi masalah.
"Lo kenal sama Abang Rimba dari kapan?" Retha memulai pembicaraan dengan Ken setelah lama berjalan menikmati pemandangan.
Ken terhenyak dan melirik Retha yang tinggi nya se dagu nya. "Kenal nya sih dari kelas 6 SD waktu gue pindah ke SD yang sama dengan Abang lo dan Nando" jawab Ken panjang lebar.
Retha manggut-manggut. "Udah jadi se dekat sekarang?" tanya Retha lagi, sembari melihat-lihat jualan yang nampak menggiurkan.
"Belum, gue akrab sama Rimba waktu SMP. Abang lo itu terkenal pendiam, jadi banyak ngga mau temenan sama Rimba, kecuali Nando yang kebal di diemin" jawab Ken membuat Retha terkekeh.
"Abang itu emang pendiam kalo sama orang yang ngga dia akrab banget, gue sama dia aja kadang canggung" ucap Retha di angguki Ken.
"Wajar sih, lo berdua jarang ketemu kan?" tanya Ken di angguki Retha sembari menyentuh boneka yang di pajang.
"Gegara kami berdua di pisah, gue sama Rimba kurang akrab. Makanya Daddy pengen bikin gue sama dia kembali akrab lagi dengan cara pindahin gue ke Indonesia" jawab Retha panjang lebar dan mencoba permainan agar bisa mendapat boneka yang dia mau.
Ken memperhatikan sejenak wajah gadis manis di hadapan nya itu yang nampak cerah walau langit malam.
Terdengar decakan kesal dari Retha saat melihat arah bidikan nya selalu meleset.
Ken terkekeh dan mengambil alih. "Lo mau boneka yang mana?" tanya Ken membuat Retha menunjuk pada satu boneka kecil berwarna hijau dengan tulisan love di tengah.
Dengan fokus Ken membidik busur hingga mengenai sasaran. Dan kini boneka yang di inginkan Retha sudah berada di tangan Retha.
"Thank you" ucap Retha dengan antusias saat menerima boneka dari Ken yang ikut tersenyum melihat Retha tersenyum.
"Mau kemana lagi kita?" tanya Ken kembali melangkah dengan pelan di ikuti Retha yang segera merangkul lengan Ken lagi sambil memeluk boneka baru nya.
"Naik bianglala?" usul Retha melihat ke arah wahana besar yang sedang berputar. Ken mengangguk menyetujui.
Kedua nya telah di dalam bianglala dengan posisi berhadapan. Saling mengobrol entah dalam rangka apa, kedua hanya berbagi cerita tentang masing-masing.
"Habis ini makan dulu mau?" tawar Ken saat keluar dari tempat bianglala sembari membantu Retha turun.
"Jangan makanan berat, camilan aja" jawab Retha di angguki Ken.
Saling bersenda gurau, dengan tangan berpegangan. Kini Ken mulai terbiasa di rangkul oleh Retha, bahkan kedua nya terlihat seperti sepasang kekasih.
"Ken!"
Deg
Ken menoleh ke belakang saat ia sedang memesan corndog untuk Retha yang berada di samping nya.
"Jessi?" gumam Ken melihat keberadaan teman tapi mesra yang tiba-tiba muncul di hadapan nya.
"Lo ngapain disini?" tanya Jessi sembari melirik tipis ke arah Retha yang ikut menatap nya.
"Lagi jalan aja, kenapa?" jawab Ken dengan sedikit gugup, ia tak mau membuat Retha kebingungan.
"Ngga papa, lo ngga ada buka hp ya? Sampai chat sama call gue di biarin" ucap Jessi membuat Ken tersadar sejak tadi ia tak memainkan hp nya.
"Gue lupa Jes" ucap Ken tak enak hati. Jessi mengangguk tak masalah.
"Kalo gitu have fun ya, gue tadi cuma mastiin bener lo atau bukan aja" ujar Jessi kembali melirik Retha sebelum ia benar-benar melenggang pergi.
Ken menghela nafas lega. Ia hampir tak bernafas saat tau Jessi juga ada di pasar malam itu.
"Siapa nya lo?" tanya Retha sembari menerima corndog nya.
"Temen"