Setelah 19 tahun dirawat di sebuah RUMAH SAKIT JIWA, Avram Everglass yang mengidap Deviasi Seksual dan Berkepribadian Ganda melarikan diri dari sana untuk mencari Alceena Eugene.
Pelariannya itu dipicu oleh sebuah tayangan sinetron yang dibintangi oleh Amalthea Estrial, anak perempuan Alceena yang memiliki wajah sama persis dengan ibunya. Avram mengira jika Amalthea itu adalah Alceena.
Kepanikan memuncak, ketika terjadi "Tiga Pembunuhan Berantai" yang dilakukan oleh seseorang yang Sakit Jiwa!...
Apakah Avram yang melakukan itu?
Ataukah ada Pembunuh lainnya yang menjadi "Bayangan" Avram?
Apakah hubungan Devilia dengan Avram dan Alceena Eugene?
Penasaran gak? Baca kisahnya di sini, Gaess...❤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora79, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
°A.E-06 : Delusi...
...----------------...
'TOK.... TOK....'
Terdengar suara ketukan di pintu sebanyak dua kali.
Suster Haidee mengantarkan masuk seorang wanita ke dalam kamar kerja Dokter Cabas Adonis.
"Tinggalkan saja, Suster..." titah Dokter Cabas.
Dokter Cabas memperhatikan pasiennya dengan seksama.
Seorang wanita berusia tiga puluhan, dengan tinggi sedang, berwajah kosong dan datar, dan terlihat pucat seperti mayat hidup.
"Baik, Dokter..." jawab Suster Haidee.
Dia melepaskan cekalannya dari tangan si pasien. Kemudian mengundurkan diri daan.menutup pintu ruangan tersebut.
'Tap.... Tap.... Tap... Braak...'
Devilia masih berdiri tegak bagaikan patung di tempatnya. Bahkan lengan yang bekas dibimbing Suster Haidee masih berada di dalam posisi semula. Menggantung di udara, tidak kembali turun ke sisi tubuhnya.
Wajahnya kosong dan datar, tanpa emosi. Matanya menatap lurus ke depan, terpaku pada jendela yang ada di belakang kursi Dokter Cabas.
"Saya memang ditakdirkan untuk membersihkan dunia yang fana ini dari pelacur-pelacur kotor!!" ujar Devilia dengan suara yang serak dan terdengar dingin.
Tubuh Devilia membeku dan tidak bergerak sama sekali.
Dokter Cabas Adonis yang sudah biasa menghadapi orang sakit jiwa, mengawasi pasiennya dengan tenang.
"Kenapa kamu punya pendapat seperti itu, Villia?" tanya Dokter Cabas dengan nada bersahabat.
"Lihat jendela itu! Satu jendela terbuka, dan yang satunya lagi tertutup! Itu artinya saya memang ditakdirkan untuk membersihkan dunia yang fana ini dari pelacur-pelacur kotor!!" seru Devilia dengan nada datar.
Dokter Cabar Adonis menyimpan senyumnya. Dia langsung mencatat sesuatu di bukunya.
Delusi.... Tulis Dokter itu.
DELUSI adalah sebuah paham atau keyakinan yang bertentangan dengan kenyataan. Keyakinan itu tidak bisa dianggap benar, walaupun telah tersedia bukti yang obyektif tentang ketidak-benarannya.
Dokter Cabas yang paham akan hal itu, tidak akan membantah keyakinan Devilia. Semakin dibantah, biasanya Delusi-nya akan semakin hebat dan dia akan mengamuk membabi-buta.
"Duduk di sini, Vilia... Mari kita bahas tentang pelacur-pelacur jahat itu!" ujar Dokter Cabas sambil menepuk sebuah kursi di dekatnya.
Dengan patuh, Devilia mengikuti perintah Dokter Cabas. Dia duduk tegak seperti patung dengan sebelah lengan yang tetap tergantung di udara.
'Gggrrrrrrrr......'
Tiba-tiba Devilia menggeram marah! Tangannya terkepal dengan erat, dan matanya membeliak mengerikan.
"Ada apa, Vilia?" tanya Dokter Cabas.
"Apa katamu?" ujar Devilia sambil memasang sikap yang waspada.
Dia seperti sedang mendengarkan orang yang yang sedang bicara padanya.
"Pe-rek....?!! Kamu yang pe-rek!!! Mati kamu..!!"
Tiba-tiba Devilia bangkit dengan cepat. Dokter Cabas tidak bergerak menjauh, tapi dia sudah berjaga-jaga.
Akan tetapi, Devilia tidak menyerangnya. Dia berlari ke arah tembok dan menempelkan telinganya di dinding tersebut.
Tiba-tiba raut wajahnya berubah merah padam karena emosi. Dia memukuli tembok itu dengan sengit sambil berteriak-teriak.
"Kamu yang pe-rek!... Kamu yang pe-rek!... Kamu yang pe-rek!.... Mati saja kamu, dasar pe-rek!!!" teriak histeris Devilia sambil memukuli tembok itu.
Halusinasi Auditorik... Tulis Dokter Cabas di bawah catatan yang tadi dia buat. Lalu dia memberi tanda menggandengkan kedua gejala itu.
Skizoprenia Paranoid???
...🌹🌹🌹...
Devilia diangkat anak sejak bayi, sehingga Dokter Cabas tidak dapat mencari faktor keturunan di dalam keluarganya.
Setelah beberapa kali melakukan Psikoanalis, hanya satu hal yang dapat dia duga menjadi trauma psikis bagi Devilia. Devilia telah menjadi korban pelecehan seksual, sejak usia dini.
Ayahnya menjadi seorang pemabuk sejak di-PHK. Sedangkan Ibunya harus bekerja keras untuk menghidupi keluarganya. Ibu angkatnya juga tidak dekat dengan Devilia.
Devilia menjadi anak yang ditelantarkan mereka dan tidak mendapat kasih sayang dari Ibu angkatnya. Itu adalah salah satu faktor penting yang melatar-belakangi penyakit jiwanya.
Tidak heran jika Devilia tumbuh menjadi seorang anak yang introvert dan tidak mudah bergaul dengan teman sebayanya.
Perasaan ditelantarkan oleh seorang ibu sejak kecil, diperbesar dengan tumbuhnya perasaan benci kepada ibunya. Karena ibunya hanya diam saja, walau dia tahu apa yang dilakukan ayahnya terhadap Devilia.
Ketika perasaan benci bercampur dengan perasaan bersalah karena merasa sudah mengambil Hak ibunya, maka jiwa Devilia semakin dirusak oleh Ambivalensi.
"Ibu benci saya!" ujarnya dalam sebuah psikoterapi dengan Dokter Cabas.
"Kenapa ibu bisa benci kamu?" tanya Dokter Cabas.
"Karena Ibu hanya diam saja!" jawab Devilia.
"Harusnya ibu bagaimana?' tanya Dokter Cabas.
"Arrrghh! Saya berdosa!... Saya berdosa sama ibu!!" seru Devilia geram.
"Apa yang kamu lakukan, Vilia?" tanya Dokter Cabas.
"Ayah mab...."
Tiba-tiba Devilia terdiam. Wajahnya berubah kaku. Dia diam membisu seribu bahasa, walau di desak oleh Dokter Cabas. Seolah-olah ada blocking mendadak yang menghambat pikirannya.
Dengan terpaksa, Dokter Cabas menyelesaikan pemeriksaannya.
"Saya menduga jika dia menjadi korban pelecehan seksual ayah angkatnya sejak kecil..." ujar Dokter Cabas kepada asistennya.
Mereka sedang berdiskusi tentang kasus Devilia.
"Ibunya tahu, tapi diam saja. Karena itu Devilia dibebani perasaan bersalah bercampur benci. Di alam bawah sadarnya, dia menganggap dirinya itu pe-lacur karena merasa mengambil suami ibunya. Selama ego-nya masih utuh, perasaan itu direpresikan ke alam bawah sadarnya, sehingga dia masih dapat hidup layak seperti orang normal..." jelas Dokter Cabas kepada sang asisten.
"Apa yang menyebabkan keruntuhan egonya, sehingga perasaan itu kini muncul ke alam sadarnya, Dok?" tanya Dokter Dryas.
"Sebuah trauma psikis yang hebat? Atau dia memang sudah memiliki gen Skizoprenia??" tanya Dokter Dryas kembali.
"Itu masih harus kita selidiki... Devilia me-reject perasaannya sebagai seorang pe-lacur kepada orang-orang di sekitarnya. Jika hanya baru sampai sana, tidak apa-apa. Tapi jika Delusinya bertambah hebat, sehingga dia berniat memberantas mereka... Ini akan sangat berbahaya!" ujar Dokter Cabas kepada Dokter Dryas.
"Maksud Dokter.... Apakah dia bisa mencelakakan orang?" tanya Dokter Dryas.
"Ya... Jangan tempatkan dia dengan pasien lain, sebelum kita bisa meredakan Delusinya. Terutama dengan pasien seperti Callia, mantan pe-lacur dari Kramat Tunggak itu!" titah Dokter Cabas kepada sang asisten.
"Baik, Dokter...."
...****************...
mari terus saling mendukung untuk seterusnya 😚🤭🙏
caranya follow akun ak dl ya.
thank you
Awal udah seru tapi aku ga bisa sering baca karena banyak kesibukan juga:(
Tetap semangat nulis yaaa!