Keynna Alsha Iskandar, gadis bar-bar yang merupakan mantan seorang cowo kutub berparas malaikat. Meski udah putus, nyatanya Keynna masih belum move on!
Arshaka Juna Aldebaran, si most wanted boy kesayangan guru-guru. Bermuka datar yang jago bikin anak gadis klepek-klepek. Cucu pemilik SMA Cakra yang gak pernah diketahui orang. Arshaka punya mantan namanya Keynna, si gadis bar-bar yang kini satu sekolah dengannya.
Kepindahan Keynna ke SMA Cakra membuat benih-benih cinta kembali terbentuk. Kisah kasih cinta monyet saat SMP kembali terulang.
Apakah Keynna dan Arshaka bisa mengatasi semua rintangan dan kembali bersama? Dan jangan lupakan soal Alfaro, mantan sahabat Arshaka yang kini bersaing merebut hati Keynna.
Psst, tapi satu kenyataan yang didapat, mantan lebih memesona sesudah putus!
***
Season 1 ~ Kisah CLBK gagal di SMP
Season 2 ~ Mari berjuang mengejar cinta Keynna lagi bersama si Playboy Arshaka!.
Yuk dengerin juga audio playbook dari novel ini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KyGe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cabe Sekilo
Keynna kini berada di kantin dengan Lisa dan Anna. Setelah kejadian intim di lapangan itu, Keynna makin mendapat godaan dari teman-teman penghuni kelas ceria itu. Asli Keynna malu sekali!
Kenapa gue gak pernah bisa tahan sama pesona dia sih?! Dumel Keynna dalam hati.
Dia juga sempat mencak-mencak pada Raffa, gara-gara cowo gimbal stress itu, ia jadi bulan-bulanan seluruh penghuni kelas. Harusnya sih ia marah pada Arshaka, karena cowo itu yang kurang ajar, tapi mana berani dia. Bahkan setelah kejadian itu, yang bisa Keynna lakukan adalah lari dari lapangan sejauh mungkin.
Dasar arca kemayoran! Umpat Keynna.
“Woy, ngelamun aja lo! Kenapa masih tersepona sama kelakuan mantan tadi?” goda Anna sambil menaik turunkan alisnya.
“Bibir lo miring, benerin dulu. Dasar bule nyasar!” umpat Keynna yang langsung mendapat toyoran sadis dari Anna.
“Nyebelin lo!”
“Btw, gue bener-bener gak nyangka loh. Patung es yang terkenal dingin sama cewe bisa seromantis itu! Bener keknya, dia masih demen sama lo.” Ujar Lisa.
Keynna berdecih, “So tau banget lo!”
“Gue emang gak tau sih apa yang dirasain sama Saka, tapi ngeliat perlakuan dia ke elo, itu udah jelas banget Keynna!”
“Gue juga sependapat. Saka bukan playboy kek si Regan bedebah itu.” Sungut Anna.
“Cie Anna. Awas loh, benci sama cinta beda tipis.”
“Naudzubillahi mindzalik, Ya Allah.” Keynna dan Lisa hanya terkekeh pelan.
Tak lama, pintu kantin terbuka dan menampilkan 3 orang cewe dengan dandanan mirip tante girang tiap malam Jum’at. Rok ketat di atas lutut, seragam yang membentuk lekuk tubuh, rambut yang dicat, dan bibir kek cabe.
Mereka berlenggak-lenggok, niat sok cantik tapi menurut Keynna malah kayak bebek jalan yang habis kejepit. Mereka melangkah angkuh dengan seulas senyum menggoda. Benar-benar kek tante girang.
“Eh Key, itu yang kemarin kita bilang si Felly. Cabe yang suka sama mantan lo!” ujar Lisa sambil menunjuk dengan dagu ke arah cewe di tengah yang kini sedang duduk sensual di salah satu meja kantin.
“Yang tengah itu? Yang gayanya tengil itu?” tanya Keynna.
“Yups, dia ngejar-ngejar Saka dari kelas 10. Gila kan, untungnya Saka kuat iman jadi gak tergoda sama tuh cabe. Gak rela dunia akhirat gue, Saka jatuh ke pelukan tuh cabe sekilo.” Sungut Anna.
Tiba-tiba, Felly menoleh ke arah Keynna. Bisa dilihat dia menyunggingkan senyum angkuh ke arah Keynna. Keynna berdecih. Cih, sok gegayaan! Umpat Keynna dalam hati.
Lalu Felly memutus kontak matanya dan memusatkan atensinya pada siswi berkaca mata tebal yang kini tengah menundukkan kepala. Keynna ikut memperhatikan, bisa dilihat siswi itu tampak tak nyaman dan gemetar ketakutan.
“Gue udah bilang, gue pesennya mie ayam, kok malah datengnya bakso sih!” sentak felly pada si cewe nerd itu.
“Ma-maaf kak, ta-tapi kakak min-minta nya ba-bakso.” Jawab cewe nerd tergagap.
Oh jadi dia lagi ngebully nih ceritanya. Gumam Keynna.
“Apa lo bilang? Berani lo nentang gue, hah? Lo lupa siapa gue? Berani lo sama gue?” cewe itu mengkerut ketakutan ketika felly kembali menyentaknya. Kedua temannya tertawa melihat wajah pias cewe itu. Sedangkah penghuni kantin lainnya tidak ada yang berani menolong di cewe malang itu.
“Oke kalau itu yang lo mau. Kayaknya gue juga udah gak selera makan, jadi ini buat lo aja.” lanjutnya. Lalu mengambil mangkuk bakso yang masih mengepul itu dan menyiramkannya pada si cewe berkaca mata yang sudah berderai air mata.
Byur
“Arghhh!” Rina meringis perih, ketika kuah panas berikut isinya menyiram dan membasahi seluruh wajahnya. Air matanya makin berderai membuat ia makin menunduk.
byur
Seember air bekas cucian mangkok juga mengguyur kepala Felly. Fellly mematung. Para penghuni kantin pun terkejut, siapa gerangan yang seberani itu pada Ratu Bully. Felly mendongak dan menatap geram pada seseorang yang menghentikannya, Keynna.
“Siapa lo? Maksud lo apa?!” sewot fellly.
“Anna, Lisa, lo bawa ni cewe ke UKS. Buruan.” Titah Keynna sembari menoleh tajam pada Rina pada Anna dan Lisa. Anna dan Lisa pun langsung menghampiri Rina dan membantunya berdiri lalu memapahnya.
Keynna kembali menatap tajam pada Felly yang masih syok. “Ups, sorry. Tadi gue niatnya mau bantuin si bibi buat buang bekas cucian mangkok ini, tapi tangan gue tiba-tiba licin.” Sinis Keynna tersenyum polos.
Felly berdecih, dan maju mendekati Keynna hingga jaraknya hanya seinci. “Maksud lo apa? Berani sama gue lo, hah? Mau sok jagoan.” Kata Felly sambil berkacak pinggang.
Keynna membuang ember itu dengan gerakan kasar dan menggebrak meja, matanya berkilat angkuh, “Kayaknya lo mesti diperiksa ke dokter deh. Lo yang punya gangguan jiwa. Jelas-jelas lo yang sok jagoan, apa-apaan lo nindas cewe lemah kek gitu. Apa untungnya buat lo?” sinis Keynna.
“Gue akuin, gue juga sama kayak lo, gue juga sering ngebully. But, gue gak pernah separah itu sampe-sampe nyiram anak orang pake semangkuk bakso yang masih panas. Otak lo dimana?!” sentak Keynna. Terdengar tarikan nafas dari setiap penghuni kantin.
“Apa urusannya sama lo?!” sentak balik Felly.
Keynna bersidekap dada, sembari terkekeh pelan namun terkesan menakutkan. Atmosfer kantin makin dingin dan terasa semakin terintimidasi. “Kayaknya lo mesti ke dokter jiwa deh, takutnya lo punya gangguan jiwa kayak psikopat, maybe?” ujar Keynna dingin.
“Apa lo bilang?!” Felly maju hendak menampar Keynna tapi Keynna lebih dulu gesit, ia menangkap pergelangan tangan Felly dan memelintirnya ke belakang.
“Awwsh, le-lepasin,” Felly meronta kesakitan.
“Sekedar informasi kalau tiba-tiba gue dapet surat panggilan karena lo ngadu, gue gak takut siapapun kecuali Tuhan dan orang tua gue.” Tekan Keynna semakin menekan pelintirannya pada pergelangan tangan Felly. Felly makin merintih kesakitan. Tak ada yang berniat menghentikan aplaagi menolongnya. Semua terlarut pada aura intimidasi yang dikeluarkan Keynna.
Keynna lalu mendekatkan mulutnya pada telinga Felly, “Dan gue peringatin sama lo. Sekali lagi gue liat lo ngebully kek gitu, bukan cuma tangan lo doang, tapi seluruh tulang lo gue pastiin berubah tempat. Paham lo?” bisik Keynna lalu melepaskan kuncian tangannya pada Felly.
Felly terdorong menabrak teman-temannya. Lalu berdiri tegak. Ia menatap Keynna penuh kebencian yang dibalas Keynna dengan tatapan dingin. Felly bergidik, tapi terkalahkan oleh rasa bencinya karena sudah dipermalukan didepan umum.
“Awas aja lo, gue bales nanti!” teriak Felly lalu langsung pergi meninggalkan kantin diikuti teman-temannya dan disertai sorakan dari para penghuni kantin.
Keynna menghela nafas dan menatap telapak tangannya, bekas ia memelintir lengan Felly. Ada rona kemerahan disana ditambah rasa kebas yang menghampiri. Tak lama ia berbalik menjauh kantin diiringi tepuk tangan riuh.
Keynna berjalan pelan di area koridor berniat menuju UKS untuk melihat keadaan korban Felly tadi. Keynna tak menyangka bahwa ia yang dulunya sering membully dan terkesan tak peduli pada orang yang tertindas kini malah berhasil membuat ia memelintir lengan orang. Tapi bila difikir-fikir, ia sama dengan Felly. Sama-sama membuat anak orang menangis.
Bruk
“Aduh,” Keynna memegangi kepalanya karena dirasa ia menabrak sesuatu yang hangat tapi keras, dada seorang cowo. Keynna mendongak, dan mendapati Arshaka yang menatapnya dingin. Keynna terkejut dan salah tingkah.
“S-ssorry,” ujar Keynna lirih. Lalu berniat pergi sebelum pergelangan lengannya dicekal Arshaka. Tanpa banyak kata, Arshaka menarik Keynna dan membawanya ke UKS.
Sesampainya di ruangan serba putih ini, terlihat Lisa dan Anna yang sedang duduk di ranjang kosong, di sampingnya ada ranjang yang ditempati Rina. Keynna dan Arshaka mendekat.
“Gimana keadaannya?” tanya Keynna.
Anna dan Lisa tak mendengarkan pertanyaan Keynna malah asik menatap lengan Arshaka yang memegang tangan Keynna. Sepertinya mereka berdua masih belum sadar masih berpegangan tangan.
“Ann? Lisa?” sapa Keynna sambil melambaikan tangan ke depan wajah kedua temannya yang sedari tadi bengong.
“Ah o-oh keadaannya ya? Dokter bilang dia gak papa, seenggaknya gak ada indikasi serius. Kita cuma perlu tebus obat pereda radang dan obat anti nyeri di apotek. Tadi dokter udah kasih salep juga.” Jelas Anna.
“Kita juga udah nelfon orang tuanya tapi gak diangkat. Jadi kita telfon kakaknya, kakaknya bilang lagi otw kesini.” Lanjut Lisa. Keynna menganggukkan kepalanya.
“Syukurlah, seenggaknya dia udah gak papa. Emang gila si Felly ya, bisa-bisanya coba dia siram anak orang pake bakso yang masih panas. Sarap emang otaknya.” Dumel Keynna.
“Tapi lo gakpapa kan Key? Lo gak celaka kan?” tanya Lisa khawatir.
“Dia bahkan gebrak meja dan pelintir anak orang sama ngancem.” celetuk Arshaka.
Anna dan Lisa menganga terkejut, “ Oh my god. Gila lo Key!” cetus Anna.
“Dia pantes ngedapetinnya.” Keynna mengendikkan bahu. Lalu sedetik kemudian ia menoleh pada Arshaka, “ Tapi kok lo tau darimana? Lo gak lagi dikantin kan?” tanya Keynna.
“Gak perlu tau.” Jawab Arshaka dingin.
“Haish, sekalinya batu tetep aja batu.” Dumel Keynna.
“Gue lupa. Sini lo.” Arshaka menarik tangan Keynna dan membawanya ke ranjang kosong. Lalu menyuruh Keynna duduk sembari ia mengambil mangkok dan mengisinya dengan air lalu membawa beberapa es batu dan memasukkannya ke dalam mangkok.
Arshaka membawa mangkok itu menuju Keynna lalu mendudukan dirinya di samping ranjang Keynna dan membawa tangan memar Keynna masuk ke dalam mangkok. Keynna terdiam, menatap tangannya yang kini terasa dingin dan perih. Arshaka fokus mengusap lembut telapak tangan terluka keynna.
“Kenapa? ”tanya Arshaka dingin tanpa menatap ke arah Keynna.
Keynna terperanjat kaget dan mendongak pada Arshaka. “Gue cuma gak suka ada bully kek gitu lagi. Apalagi tuh cewe gila parah banget nyiram anak orang pake bakso yang masih panas. Bukan cuma mentalnya yang kena, tapi dia juga dapet luka fisik, kalau dia kenapa-napa gimana? Kalau lukanya parah, apalagi ini ke wajah.” jawab Keynna berapi-api.
“Bukannya lo juga selalu ngebully? Kenapa sekarang kesannya malah ngebela?” tanya Arshaka lagi.
Keynna mendesah pelan, “Iya gue tau, gue juga tukang bully. Lo juga tau gimana bobroknya gue pas SMP tapi senakal-nakalnya gue, gak pernah tuh sampe nyiram pake kuah panas gitu. Paling nyiram pake air putih atau jus. Terus sejak gue di Amerika, gue berhenti ngelakuin kek gitu. Gue tau Amerika keras banget, mereka juga suka hidup bebas, dan gue gak mau kalau gue masih ngelakuin hal buruk kayak yang gue lakuin pas SMP, gue malah makin parah.” Jawab Keynna sambil menundukkan kepalanya. Ia takut Arshaka marah, entah kenapa.
Arshaka mendongak, menatap Keynna yang masih menundukkan kepala. Dengan telanjuk kirinya, diangkatnya dagu Keynna. Mata Keynna bersibobrok dengan mata dingin milik sang mantan. “Kerja bagus. Tapi jangan sampe ngelakuin kek gini lagi.” Ujar Arshaka dingin. Keynna hanya menganggukkan kepala.
“Gue khawatir.” Lanjut Arshaka sambil mengecup tangan memar Keynna.
Saat itu Keynna menyadari bahwa jantungnya mulai berdetak tidak normal.