"Apakah Tuhan sedang tidur? Kenapa laki-laki yang sudah membuat hidup ku hancur, hidup dengan bahagia? Lalu kemana perginya semua doa-doa ku? Jika karma tidak kunjung datang padanya, maka tangan ku sendiri lah yang akan membalas perbuatannya!"
~Anindita
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_Les, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DSP ~ Bab 7
Sayangnya baru saja tangan Maudy menyentuh ketiak Hanna, bayi dua tahun itu langsung menangis.
Huwaaaaa...
Dengan cepat Maudy menjauhkan tangannya dari ketiak Hanna dan Mama Meri langsung berdiri untuk menenangkan Hanna, tapi sayangnya Hanna malah semakin histeris dan itu membuat Mama Mery dan Maudy bingung.
Melihat Hanna yang tantrum, Dita pun mohon izin untuk mengambil alih Hanna.
"Coba sini Oma, biar saya tenangin." ucap Dita.
Mama Meri pun mencoba memberikan Hanna pada Dita dan ajaibnya Hanna mau begitu saja diberikan pada Dita.
Dita langsung menenangkan Hanna. Tanpa perlu dialihkan ke mainan ataupun pemandangan di luar kamar hanya perlu beberapa detik saja dalam pelukan Dita tangisan Hanna semakin melemah dan dalam hitungan tiga menit Hanna langsung diam bahkan mata-nya mulai meredup seperti ingin tidur.
Melihat itu Mama Meri dan Maudy bernafas lega karena Hanna tantrum tidak terlalu lama.
"Sepertinya Hanna mau tidur, kami tinggal yah Sus." ucap Mama Meri.
"Iya Oma tinggal saja." jawab Dita.
"Oh iya, itu susu-nya Hanna. Baru di bikin kok itu." ucap Mama Meri sembari menunjuk botol susu yang ada diatas nakas.
"Iya Oma." jawab Dita.
Mama Meri pun keluar dari kamar.
"Mbak, nanti kalau Hanna sudah tidur nyusul ke ruang televisi yah." ucap Maudy dengan suara berbisik.
"Baik Bu." jawab Dita dengan suara yang berbisik juga.
Maudy pun keluar dari kamar meninggalkan Dita dan Hanna.
Sekarang hanya tinggal Dita dan Hanna di dalam kamar itu. Dita memeluk Hanna penuh dengan kasih sayang seperti memeluk anaknya sendiri dan Hanna pun nampak sangat nyaman dalam pelukan Dita.
Kenapa aku merasakan sesuatu yang berbeda yah saat memeluk anak ini? Sudah ada tiga bayi yang ku urus, tapi tidak ada yang membuat hati ku bergetar seperti ini. Apa karena tiga bayi yang sebelumnya bayi orang luar makanya aku tidak merasakan getaran seperti ini?
batin Dita.
Setelah lima belas menit tidur dalam pelukan Dita, perlahan Dita meletakkan Hanna diatas tempat tidur.
Hanya para ibu saja yang tau bagaimana perjuangan meletakkan bayi yang sudah tidur pulas ke atas tempat tidur, rasa-rasanya seperti sedang menjinakkan bom.
Dan untungnya Hanna tidak menangis begitu Dita meletakkannya diatas tempat tidur.
Setelah Hanna diletakkan diatas tempat tidur, Dita pun keluar dari kamar dan menyusul Maudy yang sudah menunggunya di ruang televisi.
Sesampainya di ruang televisi ternyata bukan hanya Maudy yang ada disana, tapi Mama Meri juga ada disana.
"Duduk Mbak." ucap Maudy pada Dita.
Dita pun duduk disalah satu sofa.
"Kok manggilnya Mbak sih Mau, panggil Sus dong harusnya, kan dia pengasuhnya Hanna." tegur Mama Meri.
"Eh iya. Maaf yah." ucap Maudy dan hanya dibalas dengan senyuman oleh Dita.
"Jadi gini Sus, seperti yang sudah saya bilang di perjalanan tadi kalau malam ini saya mau menyusul suami saya ke Filipina, jadi selama saya di Filipina, Sus gak keberatan kan kalau disini dulu?" tanya Maudy.
"Iya Bu gak keberatan." jawab Dita.
"Jadi sementara Sus tidurnya bareng sama Hanna di kamar tadi, gak pa-pa kok tidur satu tempat tidur. Kalau di Jakarta, Sus ada kamar sendiri yang terhubung ke kamar Hanna." ucap Maudy.
Dita hanya membulatkan mulutnya.
"Saya rasa saya gak perlu menjelaskan lagi apa yang harus Sus kerjakan, karena Sus kan sudah berpengalaman. Mulai dari makanan, pakaian, jam tidur, dan lain-lainnya yang berhubungan dengan Hanna saya serahkan sama Sus. Kalau Sus ada perlu apa-apa atau Sus mau bikin apa, Sus bisa minta tolong sama Mama atau sama Mbak Erni untuk jaga Hanna sebentar." ucap Maudy.
"Iya Bu." balas Dita.
"Oh iya, Hanna juga gak boleh screen time terlalu lama. Sehari cuma boleh dua kali screen time dan setiap screen time hanya lima belas menit. Yah kalau bisa sih gak usah screen time, tapi kalau gak bisa yah gak pa-pa kasih aja." kata Maudy lagi.
Dita hanya menanggapi dengan senyuman.
"Ya sudah itu aja. Kalau Sus mau minum kopi atau teh atau Sus mau ngemil, ambil aja di dapur, tanya sama Mbak Erni." lanjut Maudy.
"Iya Bu." balas Dita.
"Oh iya Mau, jadi nanti Hendrik jemput kamu di bandara?" tiba-tiba saja Mama Meri mengalihkan pembicaraan.
Deg...
💋💋💋
Bersambung...
kalau dia mau ketemu istri nya izin kan saja aagar smua cepat selesai
menghadapi wanita bejat hrs dg kekersan .karena mereka sdh tidak punya harga diri dan malu
justru dg ada nya anak diantara bapak dan ibu nya akan tambah hangat bekeluarga 😁😁