He'S Obsessed

...happy reading...

Arsen pokus pada pekerjaannya selama beberapa saat. Sesekali dia melihat ponselnya menatap notif yang masuk. Begitu suara ketukan pintu terdengar, arsen mengalihkan atensinya dari depan macbook.

"Masuk!" titah nya.

Dahlia, sang sekertaris masuk lalu menghadap padanya. Membawa setumpuk berkas yang tadi dia suruh bawa, wanita itu meletakkan nya di atas meja.

"Ada lagi?" tanya arsen melihat sekertaris nya yang tetap berdiam di sana.

"Um, boleh saya bertanya pak? Tapi ini pribadi" tanya dahlia.

"Masih jam kerja. Ku harap kau mengerti itu". Ujar arsen dingin.

Dahlia mengangguk patuh, berbalik setelah pamit lalu keluar. Salah satu patner arsen di dunia malam adalah dahlia. Wanita janda yang kacau hingga mabuk di bar karena di tinggalkan suaminya.

Pertemuan awal mereka disana, dahlia rusline yang mabuk dan meracau tak jelas. Sempat ingin di bawa oleh beberapa pria gila namun arsen menyelamatkan nya.

Karena dia berbakat dalam pekerjaan dan kebetulan dia sangat membutuhkan sekertaris akhirnya dia memberi wanita itu pekerjaan. Hingga tiga tahun lamanya sudah mereka bekerja sebagai partner.

Drt..

Dering ponsel mengalihkan perhatian arsen dari dokumen yang sedang di bacanya. Pria itu meraih ponsel nya dan melihat nama yang tertera di sana. Segera pria itu mengangkat nya.

"Hallo bel".

"Sayang, kapan kamu main ke bar lagi? Setiap malem aku datang nungguin kamu, kamunya gak ada." suara manja dengan sedikit des*han mendera indra pendengaran arsen.

"Malam ini aku akan ke sana. Kita bertemu di sana nanti".

" serius beb? Yaudah aku bakal tunggu. Muach.. " satu kecupan terdengar oleh pria itu. Sebelum akhirnya panggilan terputus.

Arsen meletakkan kembalinya  ponselnya. Kemudian melirik jam di tangannya, pukul tiga. Sebentar lagi jam kerja akan habis, dia harus mempercepat nya.

....

Dari luar memang tampak sepi, tapi setelah masuk suara musik beralun dengan keras. Arsen datang dengan pakaian casual nya, masuk ke club dan duduk di tempat yang sudah dia pesan. Tak seorang diri, bersama beberapa teman club nya yang lain.

"Wei, sudah lama kau tak kesini bro. Apa kabar?" salah seorang pria menyambutnya dengan rela.

Arsen membalas kepalan tangan mereka. "Sibuk tapi gue baik". Ujar arsen.

Mereka mengobrol sambil sesekali melihat pada area lain. Banyak orang yang berjoget ria, meleok leokkan tubuhnya. Saling berdempetan bahkan ada yang saling berci*uman. Sangat vul*gar.

Dalam sekejap mereka sudah mabuk. Arsen yang memiliki toleran paling baik pada alkohol melihat sekelilingnya. Teman temannya sudah mabuk berat, dengan beberapa wanita di sana. Saling berci*uman bahkan sampai grepe grepe.

Tiba tiba seorang wanita menghampiri nya, sambil membawa sampanye wine di tangannya. Langsung menuangkannya pada gelas dan mengangkatnya. Duduk di pangkuan pria itu seraya menyodorkan gelas berisi sampanye.

"Minum beb". Titah nya.

Arsen tersenyum, meraih gelas itu lalu mengaitkan tangan wanita itu di lehernya. Dia meminumnya sampai tandas.

Wanita tadi tersenyum, melihat jakun pria itu naik turun. Sangat menonjol dan menggoda. Bibirnya dia gigit, dengan sengaja menyentuh benjolan menggodanya.

Reflek arsen menghentikan nya. Meraih tangan wanita nya dan kembali dia kalung kan.

"Stop it babe". Bisiknya serak.

Bellina semakin menggigit bibir bawahnya. Melihat kondisi arsen sekarang dia ingin sekali memperkosa nya. "Hello beb. Gimana kabar kamu? Aku kangen". Ucapnya mendes*ah.

Arsen terkekeh, merasakan tubuhnya mulai digerayangi oleh sentuhan sentuhan panas. Kondisinya yang mabuk tak dapat menghentikan nya.

Bellina adalah kekasihnya, sudah setahun lebih mereka menjalani hubungan itu. Bellina bekerja di club, sebagai waitress. Dia anak seorang ternama, tetapi kabur dan bekerja disana.

Cup!

Cup!

Bellina mulai menciumi leher arsen, sesekali mereka berciu*man bibir hingga basah. Tubuhnya dia lenggok lenggokan, tangannya menekan seluruh tubuh pria itu. Lidahnya yang basah menggerayangi tubuh atas arsen, leher dan dadanya habis dia limbas.

Tangan pria yang sedari tadi bertengger di pinggang wanita itu mulai turun, meremas pa*ntat besar itu sesekali menepuknya. Membiarkan tubuhnya menjadi mangsa wanitanya, yang melenggok lenggok kan tubuhnya dan menggesekkan milik mereka.

Saat Bellina mulai memegang miliknya, reflek arsen menghentikan nya. Membuat Bellina turun kemudian menariknya ke kamar.

...........Q...........