Hai, raeder semuanya... Ada yang masih ingat dengan Novel saya yang berjudul "Dibuang Suami Dinikahi Dokter Anakku" Nah, di novel ini menceritakan kisah anak-anak mereka ya. Semoga kalian suka 🤗🙏
"Aku tidak mau menikah denganmu!" Tekan Bidan Humayza menatap kesal saat Dokter obgyn itu masih membahas hal yang telah berulang kali ia tolak.
"Hei, apakah kamu kira aku terlalu menggilaimu? Apa yang aku lakukan demi memenuhi keinginanmu ibumu!" balas Dr.Razher Adriyansyah SpOG.
Ya, Humayza Andriani adalah seorang Bidan cantik yang bekerja di sebuah RS swasta. Ia Bekerja di bagian Perinatologi. Namun, terkadang ia juga di tugaskan sebagai Bidan pendamping untuk seorang Dokter spesialis obgyn. Yaitu dr Razher.
Bagaimana kisah mereka selanjutnya? yuk ikuti terus. Jangan lupa tinggalkan dukungan dan ulasannya ya🙏🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Risnawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tetiba semangat
Razher masih menatap kesal pada sepupunya itu. Namun tiba-tiba netranya menatap seseorang yang telah ia kenal. Terlihat Bidan Mayza dan seorang wanita baya masuk kedalam minimarket yang tak jadi di singgahi oleh Al.
"Stop!" serunya membuat Al mendadak menginjak pedal rem.
"Apaan sih kamu, Raz! Ngagetin aja!" kesalnya.
"Ayo mundur kembali!" titahnya membuat Alzikri menatap bingung.
"Mau ngapain kamu? Jangan bilang kamu mau kabur!"
"Mundur aku bilang, Al. kamu mau aku temani nggak?"
"Ya iyalah. Kalau nggak ngapain juga aku susah-susah nyulik kamu seperti ini," jawabnya tersenyum gaje.
"Kalau begitu biar aku saja yang beli minum dan cemilan. Lagian aku juga lapar, gara-gara kamu aku tidak sempat makan siang," ungkapnya tetiba bersemangat untuk memasuki pusat perbelanjaan itu.
"Kamu jangan coba-coba mengelabui aku ya, Raz."
"Ish, anak ini nggak percaya banget. Ayo buruan!"
"Baiklah, kalau begitu aku juga ikut. Soalnya aku cari minuman kesukaanku," sahut Al dengan alasannya. Ya kali ia percaya dengan kata-kata Razher.
"Terserah padamu saja. Emangnya apa sih minuman yang kamu suka?"
"Bir."
"Iya, yang nol koma nol persen kan?"
"Hahaha... Tahu aja kamu."
"Dahlah, ayo kita masuk!" ajak Razher mendadak moodnya kembali baik.
"Nah, dari tadi kek kayak gini. Jadinya kan tidak ada drama pemaksaan," celetuk Al mengikuti langkah Razher untuk masuk kedalam minimarket tersebut.
Razher mengamati beberapa orang yang ada di dalam toko biru itu. Di lorong pertama paling ujung ia melihat Mayza dan wanita tua itu sedang berbelanja persabunan dan perlengkapan mandi lainnya.
"Raz, jangan kabur kamu ya. Ayo buruan cari makanan yang kamu suka!" ujar Al masih mengingatkan saudara sepupunya itu. Tetapi orang yang ia bawa bicara tak menyahut.
"Ck, kenapa anak ini kok diam saja? Lagi lihatin apa sih?" gumam Al sembari mengikuti arah pandangan Razher.
"Oh jadi ini alasan kamu tiba-tiba semangat? Berarti tabrakan maut tadi pagi sudah membuat hatimu jatuh," ujar Al menyikut tangan Razher.
"Berisik banget sih kamu! Diamlah!" Razher segera melangkah menuju dimana Mayza dan ibunya sedang berbelanja.
"May, ambil mie instannya jangan banyak-banyak. Nanti mag kamu kembali kambuh, ingat pesan Dokter, nggak boleh terlalu sering makan mie instan," ujar Bu Hanum mengingatkan sang putri.
"Ah baik, Bu. Tapi aku pengen banget mi yang ini. Boleh ya Bu. Untuk kali ini aja," ujar Mayza dengan wajah memohon pada sang ibu.
"Baiklah, tapi janji untuk kali ini saja ya, karena itu pedes banget, May."
"Hehe, tapi pedesnya mantep Bu." gadis itu senang sekali setelah mendapatkan izin dari wanita kesayangannya itu.
BRUGH!
"Aduh, maaf Nak. Ibu tidak sengaja!" seru Bu Hanum saat tak sengaja menabrak seorang anak muda.
"Eh, nggak perlu minta maaf, Bu. Saya yang nabrak Ibu, seharusnya saya yang minta maaf. Sini saya bantu Bu," ujar Razher seraya membantu memunguti barang belanjaan Bu Hanum yang terjatuh.
"Ya Allah, sopan sekali anak ini," gumam Bu Hanum tersenyum mengamati Razher yang tengah fokus.
"Kenapa, Bu?" tanya Mayza tak sengaja mendengar suara ibunya dari lorong sebelah.
"Nggak pa-pa, May. Tadi Nak siapa namanya?" tanya Ibu pada Razher.
"Ah nama saya Razher, Bu," jawab lelaki itu
seraya mengulurkan tangannya pada Bu Hanum lalu menyalami dengan takzim.
"Oh Nak Razher. Namanya bagus sekali. Sama seperti orangnya yang gagah dan juga sangat sopan," celetuk Ibu membuat Mayza menatap heran. Ia berjalan untuk melihat wajah lelaki yang sedang membelakanginya.
"Dokter!"
"Eh, Bidan Mayza! Nggak nyangka bisa jumpa disini ya," ujar Razher mendrama.
"Jadi Dokter yang nabrak Ibu? Apakah Dokter mempunyai kebiasaan kalau jalan suka nabrak?"
"Benar sekali, saudara saya ini kalau jalan memang suka begitu, kadang-kadang dia nabrak pohon, nabrak halte. Pokoknya apa saja dia tabrak!" sahut Alzikri membuat Razher ingin sekali mencekiknya. Akting yang sedang ia mainkan menjadi ambyar oleh ucapan sepupunya yang random.
Bersambung.....
semangat selalu kak dewi, sehat sehat dan lancar Nulisnya🥰