⚠️Bantu author dengan membaca sampai selesai dan jangan lompat bab juga boom like ya ...😊 ⚠️
Seasion 2 dari Transmigrasi Azura ( si gadis ceroboh ).
Melanjutkan cerita hidup Adelia yang mencari keberadaan Alpa yang tiba tiba menghilang di saat insiden dia dengan Noah yang hampir merenggut nyawanya.
Namun berkat bantuan Alpa , Adelia berhasil di selamatkan dengan Alpa yang sebagai gantinya , dan karena tidak ingin kehilangan sistem Alpa yang susah payah dia buat di saat dia sebagai Azura , Adelia ingin mengambil setengah dari inti Alpa yang dia sembunyikan di sebuah pulau yang cukup tersembunyi.
Tetapi disaat ingin mengambil inti Alpa tersebut , Adelia malah di hadapkan oleh musuh baru yang juga sangat mengiginkan Alpa.
Mampukah Adelia mengambil kembali Alpa?
Dan bagaimana kisah Adelia dan Eldrik selanjutnya?
Yuk simak kisahnya , dan jangan lupa untuk tinggalkan jejak kalian 😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @adiramanis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Adelia ( 7 )
💜💜💜💜
Setelah cukup untuk istirahat , Adelia dan yang lain kembali melanjutkan perjalanan , hingga hampir tengah malam akhirnya mereka sudah sampai di tempat pemukiman para pemburu.
Dan sekarang mereka terlihat berjalan mengendap endap melewati beberapa rumah dengan keadaan yang masih cukup ramai.
"Kenapa masih banyak yang bangun di jam segini?"bisik Vano yang masih bisa di dengar oleh yang lain berkat earpiece yang terpasang di telinga mereka.
"Kebanyakan yang berada di tempat ini adalah para pemburu yang memiliki ambisi besar untuk mendapatkan barang apapun yang mereka inginkan"jelas Max.
"Itu berarti kemampuan yang mereka miliki tidaklah main main"
"Itu benar , dan sebisa mungkin jangan berurusan dengan mereka"
Dan setelahnya tak ada lagi pembicaraan hingga mereka sampai di sebuah tempat yang sangat ramai dengan sorakan dan teriakan orang orang yang ada di sana.
"Tempat apa itu?"bingung Adelia memperhatikan tempat di depannya yang seperti sebuah arena entah apa itu.
Lalu posisi mereka sekarang sedang bersembunyi di sebuah semak yang sangat rimbun tepat di depan arena itu.
"Saya masih belum tahu soal itu , sewaktu saya kemari tempat itu masih belum ada"jawab Max.
"Tempat itu seperti sebuah arena pertarungan"sahut Ravindra.
"Sepertinya begitu , lihatlah di sana"ucap Vano yang membenarkan apa yang di katakan oleh Ravindra.
Dan di depan mereka terlihat sekelompok orang sedang mengarak dua orang pria yang terlihat memiliki banyak luka di sekujur tubuhnya.
Salah satu dia antara mereka melemparkan salah satu tubuh pria tadi hingga menghantam tanah dan disusul dengan pria satunya.
Mereka terlihat tertawa saat melihat dua orang di hadapan mereka sudah dalam keadaan tak berdaya.
"Hei Des , kau menginginkan apanya malam ini"ucap lantang seorang pria bertubuh besar dengan memegang kapak yang terlihat sangat tajam.
"Barang koleksi ku sudah banyak Ron , mungkin jika kau bisa mempertahankan jantungnya agar tetap berdetak , nanti kau bisa memberikannya padaku"jawab Desmon sambil menyeringai.
"Terlalu sulit , tetapi berapa harga yang ingin kau berikan padaku?"ucap Ron yang sepertinya tergiur dengan tawaran Desmon.
"Aku memiliki pelanggan yang mengiginkan jantung dalam keadaan baik dan tentunya masih bisa berdetak , jika kau bisa melakukan nya maka bayaran yang ku terima akan kubagi dua denganmu"
"Menarik , lebih baik kau siapkan tempatnya"
"Jangan khawatir , aku selalu membawanya"sambil mengeluarkan sebuah kotak kaca lengkap dengan alat yang Adelia tidak bisa melihat dengan jelas apa itu.
Tetapi setelah pembicaraan yang masih Adelia dan yang lain bisa dengar , orang yang bernama Ron tadi terlihat menghampiri satu pria yang sepertinya sudah pingsan karena kehabisan energi.
Dan dalam sekejap Ron membelah dada orang itu hingga membuat Eldrik yang ada di dekat Adelia langsung memalingkan kepala Adelia kearahnya dan tak lupa menutup telinga Adelia yang tersumpal earpiece.
Lalu Ron , dengan mudahnya mengeluarkan jantung dari dalam tubuh orang itu tanpa kesulitan dan langsung meletakkan nya di kotak kaca yang di bawa oleh Desmon tadi.
Vano yang melihat kejadian itu juga terlihat memalingkan wajah nya karena tak sanggup melihat apa yang di lakukan oleh Ron selanjutnya.
"Sialan , sepertinya mereka semua seorang psikopat"ucap Vano menahan mual sebab apa yang baru saja dia saksikan.
"Kayaknya gitu , mereka juga terlihat seperti seorang kanibal"sahut Ravindra yang juga memalingkan wajahnya untuk tidak melihat hal yang baru saja dia lihat.
Namun berbeda dengan Max maupun Eldrik yang sepertinya biasa saja saat melihat hal seperti itu , mereka berdua bahkan terlihat tenang saat melihat hal yang begitu mengerikan bagi sebagian orang.
"El .."cicit Adelia.
"Tetap diam baby , aku tidak ingin kamu melihat hal di depan sana"ucap Eldrik masih sambil menyembunyikan kepala Adelia agar tidak melihat hal yang mengerikan itu.
Tak ingin membantah , Adelia terlihat diam sambil menyembunyikan kepala nya di dada bidang Eldrik , namun tak lama mereka terdiam Adelia merasakan jika ada sesuatu yang datang menghampiri mereka.
Adelia mencoba mengintip dari balik punggung Eldrik , dan di belakang Eldrik , Adelia bisa melihat seekor hewan dengan mata merahnya menatap kearah mereka.
Dan jika dilihat dari postur tubuhnya maka hewan itu sangat mirip dengan Reon yang sudah di bunuh oleh Noah waktu itu.
![](contribute/fiction/8407753/markdown/47582453/1713781235210.jpeg)
"El .."
"Tetap diam , dia tidak akan melihat kita jika kita tetap diam"ucap Eldrik yang dapat di dengar oleh yang lain hingga mereka mengikuti apa yang dikatakan Eldrik.
Hewan yang tadinya berjalan menghampiri mereka , sekarang terlihat berlalu begitu saja tanpa memperdulikan mereka yang bersembunyi di tempat itu.
Bahkan Vano sempat menahan nafas saat melihat hewan itu hampir menginjaknya , namun dengan perlahan Vano menghindar hingga hewan itu berlalu begitu saja meninggalkan Vano yang hampir pingsan saat sangat dekat dengan hewan itu.
"He ... Van , lo masih hidup?"ucap lirih Ravindra.
"Sialan ... gue hampir mati tadi"ucap Vano yang masih mengatur nafasnya karena perasaan tegang yang sempat dia alami tadi.
"Nyatanya tidak kan , lagian apa lo rela mati di sini?"
"Ya enggaklah , gila ... hewan apa itu , kenapa sepintas mirip dengan Reon?"sambil melihat kearah depan sana dimana hewan tadi terlihat sedang menyantap potongan daging hasil ulah Ron tadi.
"Gue pikir gue enggak bakal bisa makan selama seminggu"ucap Ravindra sambil bergidik melihat hewan tadi dengan santainya memakan makanannya.
"Jangankan lo , gue aja kayaknya bakal enggak bisa makan daging lagi"keluh Vano.
"Del , titik koordinat *Alpa* ada di sekitar lo tak jauh dari lo berada"sahut Alvin yang berbicara melalui earpiece yang mereka pakai.
"Dimana?"bingung Adelia yang ingin melihat kedepan tetapi masih di tahan oleh Eldrik.
"Di depan lo"ucap Alvin di seberang sana.
Adelia dengan cepat menoleh dan mendapati sesuatu yang menarik perhatian nya , namun benda itu hampir di lahap oleh hewan yang ada di hadapan mereka.
"El .. tangan .."
♤♤♥︎♤♤
congrat El dan Adel.. ku taburkan🌹🌹 buat kaliannn
kok jdi aku yg sadis sih✌️✌️✌️