Pernah dikhianati oleh cinta pertama membuat Andra Abimanyu patah hati terlalu dalam hingga ia tak percaya lagi akan seorang wanita. Dia menganggap semua wanita sama saja, ahli menyakiti dan suka sekali main hati dengan sekingkuh dan paling utama perkara uang. Andra muak dengan sikap mereka yang sok polos tapi mendewakan uang. Alhasil Andra memilih menjomblo hingga usia 30 tahun.
Dijodohkan beberapa kali oleh sang mama dan keluarganya tak membuat Andra segera menjatuhkan pilihannya. Tak peduli juga ledekan belok yang dialamatkan padanya.
"Mau sampai kapan kamu menolak perempuan? Gak semuanya seperti Faza, Ndra," sudah keberapa kali sang mama menasehati sang putra agar segera melepas masa lajangnya.
"Kamu juga punya adik perempuan, sudah menikah toh dia juga bisa setia pada suaminya," lanjut sang mama frustasi.
Andra hanya diam, lalu menghela nafas pelan. "Mama sabar ya, nanti kalau sudah jodoh Andra datang, pasti Andra juga akan menikah," jawab Andra santai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
WA GRUP
*Ting
Ting
Ting*
Mendadak grup WA yang berisikan tiga perempuan yang sudah bersuami ramai dengan kiriman foto dari Mutiara.
Tum foto apaan nih? komen Lani. (Tum, panggilan untuk Mutiara dari Lani dan Faza)
Buka aja! Balas Mutiara cepat, ia bahkan sampai berhenti di bahu jalan untuk membuka grup WA ini dan sangat berharap Faza yang membukanya.
Busyettt, Mantannya si Jyum dong (panggilan untuk Faza dari Lani dan Mutiara)
Duh dia dimana ya, Mbot (panggilan untuk Lani dari Faza dan Mutiara). **Padahal gue berharap Jyum yang buka dulu, bukan lo.
Sialan lo, Tum. Gue bales cepat tuh karena gue peduli sama lo.
Pretttt....udah stop dulu komennya. Tunggu Jyum deh komen, baru kita bahas. Gue pulang dulu, bye.
Tiati, Jyummmmm...sayang kamooohhhh**
Hingga malam, tak ada komen dari Faza. Mutiara sampai beberapa kali buka tutup aplikasi hijau itu dan berniat mengetik bahkan menelpon Faza. Tapi slow respon banget. Namun, saat Mutiara hendak bergulung dengan selimut, suara ponsel berbunyi. Buru-buru ia membuka mata dan segera mengeceknya.
Hay gaes, ada apa cari gue? komen Faza muncul.
Scroll foto ke atas, Jyum. Sumpah penting. Mutiara membalasnya tak kalah cepat.
Sumpah? Ini Andra? Kok bisa?
Iyes, your ex. Gila ganteng banget kali, Jyum. Selama pacaran saat SMA lo gak tahu kalau doi pemilik sekolah, eh yayasan global cendekia? kalian kan satu SMA.
Gak nanya. Dia dulu mengaku anaknya tukang mebel kok, makanya saat kuliah gue berani selingkuh. Ya gue pikir jalan sama dia bakal masa depan suram. Apalagi nama dia kan gak ada embel-embel Dewangga. Jelas Faza.
Bener-bener, gue aja kaget kalau dia turunannya keluarga Dewangga.
Dan lo sadar gak sih, Tum dengan embel-embel keluarga Dewangga itu? Tanya Faza.
Paan?
Itu berarti Alfian dan Andra adalah saudara tiri, satu kakek beda nenek.
Busyeetttt, Jyum. Gue baru ingat kalau Alfian itu cucu keluarga Dewangga. Astaghfirullah.
Gue aja baru tahu saat Alfian bertemu dengan papanya Andra karena kasus korupsi itu.
Iya Alfian bego banget, pakai korupsi segala sama kakaknya lagi. Gue gak percaya tapi bukti mengarah ke kakak adik itu. Sebagai teman gue gak bisa bantu apa-apa, di sana solid banget.
Iya gue tahu. Balas Mutiara dengan mata yang sudah tingga satu watt.
Rizekinya si Tum, tiba-tiba Lani masuk dengan komentar yang membuat Faza dan Mutiara bingung.
**Apaan?
Duh....lola kalian berdua ini. Tum kan otewe pisah, bisa jadi jodoh Tum adalah Andra. Lo gak apakan kalau Tum sama Andra, Jyum?
Astaghfirullah, Laniiiiiii!
Santai, gue udah punya suami.
Noh, Tum. Dikasih izin sama si mantan tuh.
Gue sumpel mulut loh, Mbot. Gak gitu juga kali konsepnya**, Mutiara menolak.
**Cuma kalau emang mau deketin dan naklukin Andra. Lu jangan sampai kelihatan agresif, Tum. Apalagi lu juga punya andil gue bisa hamil sama Alfian. Jelas dia pasti maraj juga ke lu waktu itu. Gue saranin pepet aja pelan-pelan, lu harus terlihat profesional hingga Andra mengira lu gak minat sama dia.
Cie...dapat saran dari mantan nih.
Mbot lo jangan jadi kompor ya. Sumoah gua belum kepikiran buat cari jodoh lagi, gue belum jendes kali.
OTEWE JENDES**, komen Faza dan Lani kompak.
Obrolan tak berfaedah itu ternyata membuat Mutiara tersenyum penuh arti. Saran dari Lani meski terkesan meledek saja, tapi boleh dicoba.
"Eh Astaghfirullah, gue masih istri orang!" gumam Mutiara sembari memukul kepalanya yang oleng. Bagaimana ia bisa melupakan proses pisah dengan sang suami yang membuatnya beberapa kali bolos mengajar.
Tunggu jandaku ya, Ndra!
****
Mutiara benar-benar mengukuhkan hatinya untuk tampil profesional saat di sekolah. Benar kata Faza, Andra tidak akan mudah berhubungan lagi dengan orang yang terlibat dalam masa lalunya.
Buktinya setiap papasan dengan Mutiara, yang menyapa hanya Mutiara saja, dan Andra hanya membalas dengan anggukan tanpa senyum. Sungguh Mutiara jengkel. Ia berusaha keras untuk tidak bersikap sok kenal. Memegang prisnip kalau mau perhatiannya harus sabar dan profesional.
Ditambah ia tak mau punya masalah dengan Bu Karyani yang sejak keluar rapat kemarin sering sekali menyindir status istri orang gak usah genit dengan laki-laki lain. Meski tidak langsung dan alibinya membahas artis, Mutiara tetap saja merasa.
"Bu Muti' anak yang besok lomba presentasi karya tulis persiapannya bagaimana?" tanya Pak Rama sekaligus wakil kepala sekolah devisi kesiswaan meminta laporan perkembangan soal anak yang berprestasi. Memang Mutiara diminta membantu devisi kesiswaan dalam mengurusi lomba siswa.
Mutiara yang luwes dan cekatan sangat mampu mendampingi siswa yang minat pada lomba. Ia bahkan mengatur jadwal pembinaan, mengatur pembina lomba hingga mendapat juara. Bahkan Mutiara juga mengurusi vakasi pembinaan lomba. Pak Rama tinggal acc saja. Sangat membantu, dan memang karena ketelatenan Mutiara banyak juara yang diperoleh siswa SMA GLOBAL CENDEKIA.
"Sejauh ini aman, Pak. Kata Bu Gita (pembimbing karya tulis) mereka sudah latihan presentasi, dan nanti saat istirahat siang akan berlatih lagi, silahkan kalau Pak Rama berkenan melihat gladi bersih mereka," jelas Mutiara yang hanya diangguki oleh Pak Rama.
Setelah memberikan laporan kegiatan siswa, Mutiara hendak beranjak ke luar ruangan Pak Rama namun diintrupsi. "Bagaimana proses sidang Anda Bu Muti?"
Mutiara langsung menoleh ke arah Pak Rama, ini masalah privasi loh, kenapa harus ditanyakan. "Oh..baik, insyaAllah bulan depan sudah ada putusan kok, Pak. Ada apa ya Pak? Kok tiba-tiba menanyankan hal itu?"
"Saya hanya bertanya saja, soalnya saya dengar setelah rapat dulu Bu Muti'..."
"Saya tidak kenal Pak Andra secara pribadi, Pak. Beliau hanya temannya temen saya saat SMA. Itu saja, cuma dulu kami memang pernah bertemu beberapa kali."
"Jadi bukan mantan pacar?"
Mutiara menggeleng.
"Syukurlah, saya langsung mendapat klarifikasi langsung dengan Anda."
Mutiara mengerutkan dahi, kenapa harus butuh klarifikasi?
"Maksudnya, Pak?"
"Ada kabar, bahwa Anda mendekati Pak Andra. Karena Bu Muti sering bekerja sama dengan saya akhirnya saya diminta oleh salah seorang guru senior untuk mewarning Bu Muti' sebelum hubungannya berlanjut. Apalagi status Bu Muti' masih bersuami."
Mutiara tersenyum sumbang, "Apakah Bu Karyani yang menyebarkan desas-desus itu?"
Pak Rama menggelengkan kepala, pasti menutupi sumber masalah biar tidak semakin runyam. "Ada pokoknya," cari aman saja Pak Rama.
"Baiklah, semoga saya klarifikasi dengan Bapak ini bisa membuat desas-desus itu hilang. Saya sama sekali tidak mengejar Pak Andra, saya sangat sadar status saya. Saya hanya menyapa saat itu saja, selebihnya saya bersikap sangat profesional."
Pak Rama mengangguk, "Saya tahu itu."
"Lagian, Pak. Orang yang menyebarkan desas-desus itu kok pengecut sekali, tidak berani tanya langsung kepada saya. Bukannya dia guru yang harus menjaga etika perkataan. Malu lah mengajarkan toleransi dan saling menghormati kalau di belakang saya menyebarkan desas-desus seperti itu."
cowo pemelihara = sugar Daddy
jangan kebalik Thor 🙏