《PROSES REVISI》
Meidina Andini adalah gadis belia berusia 16 tahun, namun ia harus menerima takdirnya untuk menikahi pria lumpuh dari keluarga kaya raya untuk melunasi hutang kakeknya pada renternir.
Arsakha Virendra Alfarizqi, pria berusia 21 tahun ini sudah mendapatkan julukan sebagai raja bisnis. Karena berkat kerja keras, dan juga ketegasannya ketika mengelola bisnis mendapat julukan tersebut dari pegawai dan rekan bisnisnya.
Seorang penulis dan pengusaha dijodohkan secara tiba-tiba, mau tidak mau mereka berdua harus mau. Akan tetapi, hati Arsakha yang masih menyimpan nama mantan tunangannya tersebut membuat Meidina pergi meninggalkannya.
Sampai akhirnya, Arsakha telah mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Ia teramat-amat menyesal atas perbuatannya, andai saja Sakha tidak menyia-nyiakan Meidina. Mungkin ia tidak akan sampai semenderita seperti ini, dan terluka begitu dalam.
SEASON 1 - 2
follow instagram author : @pinkymey55
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pinky Mey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KEDIAMAN MEIDINA
Adam menaruh kembali berkas itu ke atas nakas. Ia keluar dari kamar nya, yang berada di samping kamar Arsakha.
Adam mendekatkan diri pada pintu Arsakha, dan mulai mengetuknya.
Tok
Tok
Tok
Tak lama kemudian, Sakha pun menjawab.
"Masuk!" ucap Sakha.
Adam pun segera masuk ke kamar sahabatnya, yang merupakan tuan nya saat ini.
Sakha tengah terduduk di pinggir ranjang, dengan penampilan khasnya, ia tak akan pernah bisa jauh dari leptop nya.
Karena pekerjaan nya, yang begitu menumpuk segudang. Sakha melirik adam yang masuk ke dalam kamar, sedangkan Adam datang menghampiri Arsakha dan duduk di samping sahabatnya itu.
"Ada apa kau kemari?" tanya Arsakha.
"Tidak ada" jawab enteng Adam.
"Cih, kau ini" geram Sakha, ia kembali terfokus pada layar monitor nya.
"Apa kau sudah makan Sakha?" tanya Adam.
"Bukan urusan mu" ketus Sakha.
Adam menghembuskan nafasnya dengan pelan, Arsakha merupakan lelaki yang sangat cengeng, disaat dirinya menginginkan sesuatu, maka ia harus mendapatkan nya.
Kini Arsakha menjadi seorang pria yang kejam, dan arogan. Semenjak ditinggalkan oleh Adelia, yang tidak lain dan tidak bukan adalah mantan tunangan Arsakha sendiri.
"Sakha, apa kau masih mencintai Adelia?" tanya Adam, sambil membaringkan tubuhnya di ranjang besar milik Arsakha.
"Tidak perlu ku jawab, kau juga pasti sudah mengetahui jawabannya" ketus Sakha, ia menutup dan meletakan leptopnya ke atas nakas.
"Kau benar tua muda, maaf kan aku" saut Adam.
"Cih, kau sangat menyebalkan Dam. Disatu sisi kau adalah asisten setia ku, dan disatu sisi lain kau juga adalah sahabat baik ku" ucap Sakha.
"Diamlah Rendra" ucap Adam, mengejek Sakha dengan menyebut nama ayahnya.
"Cih, kau yang harusnya diam Johan" ucap Sakha tak mau kalah mengejek Adam, ia mengambil bantal lalu meleparnya ke arah Adam.
PUK.
Bantal itu sukses mendarat di wajah tampan Adam, Adam segera meyingkirkan nya kembali, dan meleparkan nya ke arah Sakha. Tetapi Sakha berhasil menghindar.
"Eist, tidak kena" ejek Sakha.
"Bagaimana dengan mu Dam, apa kau tidak pernah menyukai wanita? atau jangan-jangan kau gay!" ucap Sakha, sambil menutup mulut nya.
Adam melototkan wajahnya, tidak ada gunanya ia meladeni Sakha.
"Sudahlah, dari pada berbicara dengan mu. Aku lebih baik makan" ucap Adam.
Ia berdiri dan meninggalkan Sakha seorang diri.
Sakha tersenyum dan membaringkan tubuhnya yang indah, ia menatap langit- langit kamar yang elegan dan mewah itu.
Apa kau malu memiliki kekasih lumpuh seperti ku Adel, andai saja aku dulu tidak ikut rencana Nico. Mungkin sampai saat ini, kau tidak akan meninggalkan ku. Batin Arsakha.
Selesai makan, Adam segera bergegas menemui Nyonya Devi, langkahnya terhenti ketika sang ayah memanggilnya.
"Adam"
Ia menoleh dan menatap sang ayah.
"Iya, ada apa yah?" tanya Adam.
"Hm, boleh ayah minta bantuanmu?" tanya sang ayah.
"Boleh" jawab Adam.
"Tolong berikan bungkusan teh ini kepada Kakek Setya, di situ sudah tertulis alamat nya juga" ucap Johan.
Adam meraih nya,dan menatap heran sang ayah.
"Kenapa harus aku, ini kan sudah malam. Besok saja, berikan langsung kepada si kakek tukang kebun" saut Adam.
Bugh
Johan memukul pundak putranya, Adam yang di perlakukan seperti itu kaget, pasalnya sang ayah tidak pernah memukulnya paling hanya mengoceh saja.
Hanya karena aku tidak mau mengantarkan nya, ayah memukul bahu ku, memang benar yang dikatakan Arsakha. Jika sudah best friend forever, meskipun sudah tua, pertemanan mereka tidak termakan usia.
Gumam Adam dalam hati.
"Cepat antarkan ini, ayah sudah meminta izin kepada Tuan Rendra. Kau boleh kesana, dan cepatlah pergi, kasihan Setya dan Siti hanya tinggal berdua dirumahnya, anaknya yang tidak tahu diri itu. Entah kemana perginya, dia menelantarkan kedua orang tua nya, cih" oceh Pak Johan.
"Sudah bicara nya" ucap Adam yang geram, sambil menatap sang ayah.
"Sedang apa kau di situ, cepat pergi!" usir johan, kepada putra nya sendiri.
"Iya" jawab Adam singkat.
Adam bergegas segera mengambil kunci mobil yang berada di dalam kamarnya. Saat ia mengambil kunci mobilnya, mata nya tertuju pada sebuah berkas di nakas.
Jika aku kesana, apakah aku akan bertemu dengan cucu kesayangannya.
Flashback On.
Adam membuka berkas yang diberikan oleh anak buahnya, selembar demi selembar adam baca. Bibirnya tersenyum sinis ketika menatap isi berkas itu.
Jadi mereka menyembunyikan bidadari cantik toh. Meidina, kau cukup pintar juga ya, hingga bersekolah disekolah ternama pun menggunakan beasiswa, hobi kau jadikan profesi di usiamu yang sekarang, dengan membuat dan menjual novel hasil karyamu sendiri. Kau sangat menarik, tapi sayangnya kau masih bau kencur.
Adam menaruh kembali berkas tersebut ke atas nakas, dan keluar dari kamar.
Flashback Off.
Jika aku datang ke rumah Kakek Setya, apakah aku akan bertemu dengan gadis itu?. Gumam Adam, dalam hatinya.
Tanpa pikir panjang, Adam langsung beranjak pergi dengan membawa sekotak teh titipan ayahnya. Ia membaca alamat nya.
Tidak terlalu jauh
Saat sudah berada di depan rumah alamat yang tertulis di kertas, Adam menatap rumah sederhana itu lalu memarkirkan mobilnya di sisi jalan, beruntung jalanan di sini sangat sepi.
Orang-orang di sini pergi dengan menaiki kendaraan sepeda motor, atau berjalan kaki.
...( kediaman kakek setya & nenek siti )...
Adam turun dari mobilnya,ia berjalan dan mengentuk pintu
Tok
Tok
Tok
"Assalamualaikum"
Tak lama kemudian, seseorang membuka pintu berkerudung jeblus abu-abu, dengan menggunakan piyama panjang senada.
"Waalaikumsalam, iya cari siapa?"
Adam melongo didepan nya, ia mengagumi kecantikan Meidina yang sangat alami.
Benarkan apa kataku, dia sangat cantik. Sakha tidak akan menolak meskipun gadis ini masih bau kencur. Batin Adam.
Meidina menatap heran Adam, ia tidak tahu siapa lelaki yang di depannya. Saat terdengar ketukan pintu kakek dan nenek sedang makan diruang makan, Meidina yang sedang membuat novel meminta izin untuk membuka kan pintunya.
"Ehem, apa kakek setya ada?" ucap Adam yang memecah keheningan.
"Kakek ada di dalam, dia sedang makan" ucap Meidina.
"Siapa Mei?"
Ucap Kakek Setya, yang baru saja datang dibelakang Meidina.
"Adam" ucap terkejut Kakek Setya.
"Selamat malam kek, saya membawakan pesanan Ayah Johan. Ini untuk kakek" ucap Adam, sambil memberikan satu kotak berisi teh kehadapan Kakek Setya.
"Ah iya kakek lupa, Johan ingin memberikan nya padaku sewaktu sore, tapi kakek lupa. Maaf merepotkan mu nak Adam " ucap Kakek Setya.
"Ah, tidak juga kek" balas Adam yang terpaksa tersenyum, ia juga sadar bahwa ayahnya juga bisa dibilang sedikit kakek-kakek, karena sudah berumur 60 lebih.
"Ayo masuk dulu nak Adam" ajak Kakek Setya.
"Tidak apa-apa kek, saya langsung pulang saja" tolak Adam.
Nenek Siti datang, dan menatap Adam di luar.
Kenapa ada nak adam? dan kenapa setya dan cucuku membiarkan nya diluar. Gumam Nenek Siti dalam hati nya.
Nenek Siti berjalan ke arah Adam, dan menarik tangan Adam dari luar masuk ke dalam rumah.
"Kalian ini, ada tamu bukan nya di bawa masuk malah dibiarkan kedinginan diluar" oceh Nenek Siti.
Adam yang lengannya ditarik pun hanya bisa pasrah, masuk ke kediaman Kakek Setya dan Nenek Siti.
"Nak adam, duduk dulu disini. Meidina buatkan teh manis, untuk nak adam" perintah Nenek Siti.
Meidina hanya mengiyakan perintah sang nenek, sedangkan Kakek Setya duduk bersebelahan dengan istrinya.
Adam menatap seorang anak perempuan, berpipi chubby yang sangat menggemaskan, dan tanpa sadar ia tersenyum lebar.
Dia sangat menggemaskan sekali . Gumam nya dalam hati.
"Nak Adam, ternyata sangat suka menatap foto cucu kami ya, hingga tersenyum lebar begitu" ucap Kakek Setya menyadarkan Adam.
.......
.......
.......
.......
.......
...*Percakapan tidak penting*...
A u t h o r : " Ada apa denganmu adam? "
Adam : " Tolong jadikan aku pemeran utama pria dicerita ini , PLISSSSSSSS "
A u t h o r : " Oh , tidak bisa "
Adam : " ( n g a m b e k ) "
anaknya Nico juga pas lahir harus kembar khan
tetap semangat author ya. 👍👍👍