NovelToon NovelToon
GETIH REGET

GETIH REGET

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Selingkuh / Romantis / Tumbal / Hantu
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Lind Setyani

Hubungan rumah tangga Nadin dengan suaminya semakin hari semakin memanas sejak kepindahan mereka ke rumah baru. Nadin mencurigai perlakuan aneh suaminya sejak kedatangan pembantu barunya, belum lagi kejadian-kejadian aneh yang kerap kali ia dapatkan mulai dari dirinya yang sering di ganggu sosok menyeramkan dan rumah yang kerap kali berbau anyir. Tidak ada gelagat aneh yang di tunjukkan pembantunya itu, akan tetapi Nadin menaruh kecurigaan besar terhadap pembantunya.

Kecurigaan Nadin terbukti saat ia tidak sengaja mempergoki suaminya yang tengah bergumul dengan sang pembantu di saat dirinya sedang tidak di rumah. Di tengah keputusannya untuk bercerai ia justru di buat bingung dengan sang suami yang mendadak menjadi sakit-sakitan. Sampai akhirnya semua mendapat titik terang saat Nadin di datangi temannya yang memiliki kelebihan khusus dan menjabarkan semua hal-hal aneh yang sedang di hadapi Nadin.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lind Setyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

AWAL MULA

"Buatkan teh saja. " Jawab Bu Lusi, sedangkan suaminya duduk sambil melihat-lihat isi rumah baru milik anaknya itu.

Irma mengangguk lalu undur diri menuju ke dapur, di dapur ia sedikit kelabakan pasalnya ia sudah beres memasak tapi hanya cukup untuk 2/3 orang saja, sedangkan ini ada kedua orang tuanya Nadin sehingga sudah pasti tidak akan cukup jika ia tidak memasak lagi.

"Rumahnya kecil ya Pa? " Bu Lusi menatap suaminya.

"Biarkan saja Bu, untuk sementara. Siapa tau nanti Reno punya uang lebih buat merenovasi atau beli lagi yang lebih dari ini. " Sebenarnya Pak Jhovan juga menyetujui ucapan istrinya yang mengatakan jika rumah ini agak kecil, tapi ia tahu sudah sejak lama Nadin ingin tinggak sendiri bersama suaminya jari Reno mengusahakan semampunya.

"Hm, iya Pak, siapa tau juga Nadin lebih nyaman tinggal di rumah ini. " Bu Lusi mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi anak dan menantunya jika ia sudah sampai. Di lihatnya jam masih menunjukkan pukul lima itu berarti masih ada satu jam lebih untuk anaknya pulang dari toko.

"Pak, kok aku sedikit tidak suka sama ART-nya Nadin ya, " Bu Lusi berbisik pada suaminya.

"Jangan begitu Bu, baru juga ketemu sekali. " Pak Jhovan mengingatkan istrinya.

"Bapak ini dibilangin kok, " Bu Lusi masih mencoba meyakinkan suaminya.

"Sudah Bu, engga enak nanti kalo anaknya dengar. Kita hargai pilihan Nadin. " Jawab Pak Jhovan yang masih terus mencoba menyangkal pemikiran istrinya.

Bu Lusi urung saat akan menjawab jawaban suaminya saat di lihatnya Irma yang berjalan dari arah belakang dengan nampan berisi dua cangkir teh yang masih mengepul. Dengan hati-hati ia meletakkan dua cangkir di depan kedua orang tua majikannya itu. Setelah itu Irma kembali ke dapur membiarkan Pak Jhovan dan Bu Lusi bersantai di ruang tamu.

Jam enam lebih Nadin dan suaminya baru sampai rumah, mereka langsung di sambut kedua orang tuanya Nadin yang sedang bersantai di ruang tamu dengan di temani tayangan televisi yang mempertontonkan acaran berita.

Di dapur Irma dengan inisiatif menambah masakannya, sedari tadi ia sibuk berkutat di dapur menyiapkan semuanya sebelum acara makan malam. Nadin yang menuju ke dapur dan melihat Irma yang sangat sibuk menjadi tidak enak karena lupa bilang jika akan ada yang datang, awalnya Nadin ingin mereka makan di luar saja tapi saat melihat usaha Irma yang sudah menyiapkan semua masakan memilih makan bersama di rumah saja, toh masakan Irma juga enak-enak tidak kalah dengan masakan luar.

"Di bantu apa Irma? " Tanya Nadin menawarkan diri karena ini sudah hampir memasuki jam makan malam.

"Tidak usah Mbak, ini sudah hampir selesai. Tinggal saya siapkan saja. " Tolak Irma dengan tangan yang cekatan mengisi mangkuk dengan berbagai macam lauk yang baru saja ia masak.

Nadin mengangguk dan kembali ke ruang tamu untuk bergabung dengan yang lainnya, ia duduk di samping mamanya dan memeluk manja lengan Bu Lusi. Ia merindukan mamanya yang sudah lebih dari satu minggu ini tidak bertemu, Bu Lusi membalasnya dengan mengelus pucuk kepala anaknya, ia tahu anaknya itu pasti lelah setelah mengurus toko sendirian.

Terbesit keinginan untuk Bu Lusi mengatakan perasaan tidak enaknya terhadap ART barunya itu, tapi ia urung saat mengingat kata-kata suaminya yang mengatakan harus menghargai pilihan sang anak. Bu Lusi memilih diam dan berdoa semoga tidak ada hal-hal buruk kedepannya, ia juga nantinya akan sering ke sini untuk memastikan Nadin baik-baik saja setelah memutuskan tinggal sendiri bersama suaminya.

...****************...

Nadin baru saja selesai ganti baju, ia berjalan ke dapur untuk sarapan pagi bersama suaminya seperti biasanya. Di dapur sudah ada Reno yang sedang fokus dengan ponselnya, ia bahkan tidak menyadari jika istrinya sudah duduk di depannya.

"Fokus banget Mas, " celetuk Nadin.

"Iya ini sayang, katanya Rina, ibu kemarin sore habis jatuh dari kamar mandi. " Reno menjawab dengan raut muka yang terlihat khawatir.

"Terus gimana keadaannya Mas hari ini kita libur aja Mas ayo pulang kesana. " Mendengar hal tersebut Nadin juga ikut-ikutan panik.

"Aku hubungi Rendi buat handle toko dulu. " Reno berjalan ke luar dari dapur untuk menghubungi seseorang.

Nadin masih terlihat khawatir mengenai keadaan mertuanya itu, mereka berdua memang sudah sangat lama tidak mengunjunginya karena tempatnya yang jauh dari sini. Terakhir Nadin dan Reno berkunjung sepertinya sudah dua bulan yang lalu dan setelah kepindahan mereka sama sekali belum mengunjunginya lagi.

Reno sudah kembali ke meja makan, Nadin sudah menyiapkan piring berisi nasi dan juga lauk. Pandangan Nadin jatuh tepat di depan tempat duduk suaminya yang terdapat secangkir kopi hitam, hal yang jarang ia lihat dari kebiasaan pagi suaminya.

"Tumben kamu pagi-pagi minum kopi hitam Mas? " Tanya Nadin sembari melirik cangkirnya sendiri yang berisikan teh seperti biasanya.

"Iya lagi pengen aja minum kopi. "

Aneh sekali karena biasanya Reno paling tidak suka minum kopi di pagi hari tapi ini justru minum kopi hitam di pagi hari setelah sarapan, Nadin tidak bisa menutupi raut herannya melihat hal tersebut. Tapi ia juga tidak mau ambil pusing karena mungkin Reno memang lagi pengen minum kopi.

Mereka sudah bersiap untuk berangkat ke tempat tinggal keluarga Reno, Nadin saat ini sedang berbicara dengan Irma untuk menyuruhnya libur dahulu sampai dua hari karena mereka kemungkinan akan menginap di sana. Setelah berbincang sebentar dengan Irma, Nadin siap berangkat dengan suaminya.

Butuh sekitar 4 jam untuk sampai di rumah mertuanya Nadin, untung saja hari ini jalanan tidak terlalu macet sehingga sampai sana tidak sampai sore. Sesampainya di rumah Reno mereka di sambut oleh Rina adik perempuannya Reno. Rina menghampiri Reno dan Nadin yang baru saja keluar dari mobil.

"Kak Nadin, kakak kok lama sih engga kesini. " Rina memeluk Nadin dengan erat.

"Kakak itu masih sibuk mengurus kepindahan Rin, mangkanya lama engga kesini. " Reno yang menjawab gerutuan adiknya itu yang memang lebih manja jika sudah bersama Nadin.

"Ibu gimana keadaannya Rin? " Tanya Nadin melepas pelukan adik iparnya.

"Ayo Mbak langsung masuk aja. " Tanpa menjawab Rina sudah berjalan lebih dulu masuk ke rumah.

Mereka bertiga masuk ke kamar orang tuanya, di sana telihat Bu Ninik yang sedang bersender di tempat tidur. Terlihat kaki kirinya yang sedikit bengkak pada pergelangannya, dan juga memar kebiruan pada kedua kakinya.

"Loh, kok engga ngabarin dulu kalo mau datang. " Bu Ninik terkejut saat melihat anak dan menantunya yang tiba-tiba masuk ke kamarnya.

Jangan lupa tinggalkan like dan comment, terima kasih.

1
Apa ini jadi awal terbuka rahasia pembantunya?
Baru baca, dah bersambung aja.../Facepalm/
Tapi nenek itu siapa? Jangan2 itu berhubungan dengan Naya lagi/Blush/
Disclaimer!!

Hmm... maaf nih, ya. Aku bukan ingin membenarkan karena aku lebih tahu atau gimana. Tapi sebenarnya, ada beberapa dialog yang bisa dipisah, dan membuat antar karakter/tokoh terasa lebih ke memang sedang melakukan percakapan.

Aku tak ada niatan untuk menggurui, tapi ini hanya masukan dariku sebagai pembaca./Pray/

Misalnya, saat awal Nadin masuk, sebenarnya ia bisa diberi gambaran kecil kenapa ia bertanya, "Mas, kamu kenapa?" terus "Masih ada yang sakit?" dan tindakan sebelum benar-benar masuk lalu bertanya. Jadi, tak mendadak bertanya.😅

Semangat ya, thor. Aku tunggu update selanjutnya~/Determined//Smile/
Linn: terima kasih kak atas masukannya☺ untuk kedepannya saya akan lebih memperhatikannya lgi seperti saran kakak🙏
total 1 replies
Bingung mau komen apa
Linn: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Meski kebanyakan narasi, tapi kakak cepat juga upnya. Baru selesai kemarin baca, eh udah ada lagi/Facepalm/
Linn: aamiin terima kasih banyak☺☺
total 3 replies
Lanjut, thor~/Determined/
Kesalahan yang mereka lakukan adalah tak adanya komunikasi.
Ini bisa di sedikit dipadatkan, untuk bagian meletakkan tas. Cuma saran dariku.
Sepertinya, aku bisa menebak orangnya deh~😅
Delapan kilo?🤔 What?!
Oh pantaslah/Facepalm/
Jikapun begitu, bukannya Nadin masih bisa ke toko, ya🤔
Aku penasaran, siapa wanita yang ada di prolog, ya?
Izin mampir, kak.🙏
Lagi menjelajah novel horor soalnya, hehe~😅
Linn: wahh terimakasih kak sudah mampir di cerita saya😍
total 1 replies
Arif Tegal
emang ada tah
Linn: ada kak, hanya saja mungkin sudah jarang yang menggunakannya.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!