Kita tidak pernah tau takdir apa yang akan menghampiri hidup kita kelak. Semua skenario sudah Allah atur sesuai kapasitas masing - masing.
Saatnya diatas siapapun mengaku saudara,teman atau apalah. Tapi saat kita terpuruk mana tadi yang mengaku saudara. Semuanya perlahan pergi menjauh.
Begitulah kehidupan Keluarga Derel,pasca pendemi merubah segalanya. Saat kedua orang tuanya telah tiada kakak dan adik - adiknya seakan tidak mengenal dirinya lagi.
Dulu waktu ia punya semuanya kakak dan adiknya rajin datang kerumah berkumpul. Itu semua tinggal kenangan. Bagaimana kehidupan Derel dan keluarganya selanjutnya?akankah ia kembali sukses? apa yang terjadi pada orang - orang yang menghina dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
Hari begitu cepat berganti gak terasa dua hari lagi endorphin hari mertua. Sinta sama sekali tidak ikut campur saat suaminya tengah menghubungi adik - adiknya membicarakan perihal tahlilan empat puluh hari mertua.
"Gimana acara tahlilan empat puluh hari mak Ber?" tanya Derel pada adik perempuan satu - satunya.
"Terserah. " jawab mercy diangkat.
"Pengajian kaya kemaren aja,bang Biar ga repot ." saran si bungsu yang mengerti kondisi keluarganya.
"Kamu bagaimana ,Riko?" tanya Derel pada adik keduanya.
"Aku ngikut aja,bang."
"Baiklah kalau gitu berarti acara tahlilan ibu diadakan dirumah sukabumi. Abang usahakan datang sehari sebelumnya. Dan kamu mer,tolong persiapkan apa - apa saja yang di butuhkan, Uang yang kemaren masih cukup kan?" ujar Derel dan bertanya pada adik perempuannya.
"Iya bang." jawab mercy ketus. Entah kenapa setahun belakangan ini mercy kalau bicara tidak seperti dahulu. Rasa hormatnya hilang entah kemana.
Sinta menjadi pendengar saja, sebenarnya ia merasa geram mendengar perkataan iparnya tapi ditahan. Kalau pun mau memarahi adik iparnya juga tidak akan mungkin karna Derel tidak suak keributan.
Dirumah peninggalan ibu,adik - adik Derel sudah berkumpul duluan dan mereka sepertinya tenagh serius membicarakan sesuatu.
"Aa setelah seratus hari mak, pacarku minta segera dilamar." Uajr Rafi.
"Bagus lah kalau gitu,apa kamu sudah siap?" tanya Gani.
"Sudah dong bang." kekeh Rafi.
"Nanti coba kamu diskusikan dulu dengan bang Derel dan keluarga yang lain. Barangkali ada masukan syukur - syukur ada yang bantuin biayanya." ucap Gani santai.
"Untuk biaya, ibu sudah. mempersiapkan jauh - jauh hari aa."
"Maksudku kamu gimana,aa ga ngerti."
"Gini aa,sebelum ibu meninggalkan. Ia pernah mengatakan bahwa semua emasnya boleh aku pakai untuk menikah nantinya."
Gani spertinya percaya tidak percaya,tapi ia coba pendam dulu. Ia mau lihat apa yang akan abangnya lakukan saat mengetahui niat Rafi.
Sama seperti sebelumnya tak ada satupun keluarga dari ibu yang datang. Derel tidak mau berpikiran buruk terhadap keluarganya memilih diam saja. Yang penting acara empat puluh hari ibunya berjaln lancar.
"Bang Rafi mau bicara." uajr Rafi setelah semua tamu pada pulang dan hanya tinggal keluarga mereka saja.
"Mau bicara apa?" tanya Derel sambil meminum kopi buatan istrinya.
"Pacarku minta dilamar."
"Kamu sudah punya biayanya belum?" tanya Derel.
"Gini bang,dulu waktu ibu masih hidup. Ibu punya tabungan emas yang diperuntukkan untuk pernikahan aku.Teteh Mercy saksinya. Kalau aku pakai gimana ,bang?"
Derel menarik nafas kasar memperhatikan wajah adiknya satu persatu. Baru juga empat puluh hari sudah membicarakan warisan. Apa mereka sama sekali tidak merasa kehilanga ibu?
"Apa tidak bisa di tunda dulu?" tanya Derel.
"Ga bisa bang. Aku sudah berjanji pada kedua orangtuanya."
"Harusnya kamu diskusikan dulu dengan abang,jangan ambil keputusan sendiri. Abang bukanya melarang kamu menikah dan memakai mas ibu tapi apa tidak sebaiknya setelah seratus hari berukuran bahas." nampak Derel menahan emosinya sepertinya adik - adiknya tidak menghargai dirinya sebagai tertua.
"Sudahlah bang,biarin aja." celetuk Mercy.
"Abang ga melarang, tapi .....sudahlah." Derel tidak melanjutkan kata - katanya karna ia tau ia kalah suara. Adik - adiknya sepertinya sudah kongkalikong di belakang dirinya. Derel bukanya tidak tau harta ibu,sebab ibu seminggu sebelum dirawat sudah menceritakan semuanya pada dirinya dan istrinya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
klu Darel selamat
malah tokoh utamanya dimatiin...
ke ce wa... left..
ya ngak seru klu Darelnya meninggal.. Thor