Pertemuan antara lelaki bernama Saddam dengan perempuan bernama Ifah yang ternyata ibu kosnya Ifah adalah gurunya Saddam disaat SMA.
Ingin tau cerita lengkapnya, yuk simak novelnya Hani_Hany, menarik loh... jangan lupa like, komen, dan ajak para readers yang lain untuk membaca. yuks
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 6
Malam hari, Ifah sedang shalat Isya lalu hpnya berdering. Selesai shalat Ifah melakukan panggilan ulang yang dituju kepada nomor baru.
Ting ting ting
Sya la la la la
"Siapa nelfon nih, no baru. Coba ku telfon ulang deh sempat penting." gumamnya dalam hati sambil melakukan panggilan telfon.
"Halo Assalamu'alaikum."
"Waalaikumsalam." ucapnya. "Suara cowok! Siapa ya?" gumamnya dalam hati.
"Hai Ifah, saya Saddam yang ketemu di Perumnas."
"Oh iya, maaf saya kira siapa! Ada apa ya?"
"Mau kenalan lebih dekat saja. Bolehkan?" Tanyanya.
"Oh iya boleh! Dapat nomor telfon saya dari siapa?" tanya Ifah.
"Dari bunda Mita, beliau yang kasih waktu sore kita ketemu itu."
"Oh iya tidak masalah."
"Kamu lagi sibuk ya?"
"Gak kok, hanya baru selesai shalat isya."
"Maaf ya kalau dah ganggu!"
"Iya dah selesai kok shalatnya."
"Kamu nama aslinya siapa? Nama lengkap maksudnya!"
"Nurul Ifah. Kamu sudah kerja ya?"
"Iya aku kerja di Belopa."
"Oh iya. Bagus itu!"
"Kamu masih kuliah ya? Dimana?"
"Iya, aku masih kuliah di IAIN Palopo semester 3."
"Kok katanya sudah seminar Proposal?"
"Kok tau sih?"
"Iya tempo hari sempat dibahas!"
"Oh iya kah? Wah aku sudah lupa. Hehehe. Iya, aku sudah seminar Proposal bulan Agustus lalu. Aku ambil S2 di IAIN Palopo."
"Wah mantap. Dimana meneliti?"
"Di Masamba, di SMA. Awalnya mau meneliti di Palopo saja tapi karena ada teman yang ajak ya bolehlah cari tempat yang baru."
"Kenapa harus Masamba? Kan jauh!" tanya Saddam.
"Disana Kepala Sekolahnya teman kami kak." hehehe.
"Oalah... Mantap itu, gampang kalau cari informasi de!"
"Iya sih kak, tapi Kepala Sekolahnya tegas, dan sudah bapak² jadi tetap saja kita harus terjun kesana langsung untuk meneliti, hanya memang sih saat pengambilan data lebih mudah karena teman sendiri kak." jawab Ifah panjang.
"Kamu lahirnya dimana?"
"Aku tuh lahir di Kolaka kak, dari kecil disana sampai SMK, tamat SMK baru aku ke Palopo! Itu pun awalnya aku gak diizinkan kuliah disini karena jauh!"
"Jauh juga kampungnya de! Siapa yang gak izinkan ki kuliah di Palopo?"
"Bapak kak. Jauh! Maunya ya disuruh di Kolaka saja tapi aku gak mau kuliah kalau disana kak. Tapi sekarang adik² ku ikut kesini, bahkan adik pertamaku sudah selesai kuliah di IAIN Palopo!"
"Wah hebat kamu de, semoga sukses!" ucap Saddam tulus.
"Aamiin. Terima kasih kak. Semoga kakak juga sukses! Aamiin." ujar Ifah.
"De, jujur saja sebenarnya niat saya serius cari isteri, tadi ibu saya sudah sampaikan ke saya kalau dia juga suka sama kita! Jadi bagaimana tanggapan ta?" tanya Saddam serius.
Hening
"Jawab saja de, bagaimana menurut ta? Kalau saya serius, apakah diterima atau tidak?" ucapnya lagi karena tidak ada sahutan dari Ifah.
"Hhhmmm gimana ya kak! Sebenarnya saya butuh waktu, karena kita baru pertama kali ketemu jadi harus saling kenal dulu dan mau k dulu shalat istikharah kak, kita juga shalat istikharah mi dulu kak. Kalau jodoh tidak akan kemana kak!" ucapnya bijak.
"Iya de, tidak apa². Yang penting saya sudah sampaikan niat baik saya! Kapan kira² ada jawaban ta?"
"Saya butuh waktu 40 hari ya kak, nanti setelahnya kalau saya sudah menemukan jawaban saya akan kabari ji itu kak!" ucapnya tegas.
"Iya de, saya akan sabar menunggu."
"Tapi saya tidak bisa janjikan jawaban pasti kak, ada dua kemungkinan jawabannya kak, kalau bukan Iya berarti tidak. Mengerti kan maksudku kak?"
"Iya mengerti de. Tidak apa², kalau jodoh tidak akan kemana, kalau tidak jodoh masih bisa berteman!" jawabnya enteng.
"Tapi kak. Kebanyakan Pria itu kalau dijawab TIDAK maka dia akan menjauh dan menghindar, ya meski tidak semua sih. Padahal kan masih bisa berteman, iya kan kak?"
"Betul sekali de, kalau saya itu tidak masalah de! Santai saja!"
"Iye kak. Berarti sekitar bulan depan kak, tanggal 14 ya, insya Allah akan ku jawab kak."
"Iya de. Berapa bersaudara kita de?"
"Saya tiga bersaudara kak, anak pertama dan dua adik saya perempuan semua kak! Tahun lalu kami bertiga di kos ini. Hehehe."
"Bagus itu de. Saudara harus akur!"
"Kita kak berapa bersaudara?" tanya Ifah.
"Saya juga tiga bersaudara de, anak pertama k juga hanya ada adikku perempuan yang terakhir."
"Oh iya kak." Ngobrol panjang kali lebar, tidak terasa sudah jam 11 malam.
"Sudah jam 11 malam, sudah dulu ya kak mau istirahat. Kakak juga istirahat, besok kerja kan?"
"Iya de, besok kerja. Selamat malam dan Assalamu'alaikum de."
"Waalaikumsalam kak." jawab Ifah sambil senyum² sendiri sedangkan adiknya sudah pulas masuk ke alam mimpi.
***
Ting
"Selamat pagi dek. Lagi apa?" Pagi² sudah dapat chat dari kak Saddam. Ifah langsung membuka pesan dan membalasnya.
"Pagi kak. Ini mau siap² ke kampus kak. Kakak lagi apa?"
"Ini di tempat kerja de. Selamat beraktivitas ya!" setiap pagi mereka akan selalu bertukar kabar. Sempat beberapa hari Saddam tidak berkabar dan ternyata Ifah gelisah.
"Kok kak Saddam gak ada kabar ya? Apa aku harus chat duluan? Huh memalukan." gumam Ifah. "Biarkan saja deh, kalau niat serius ya dia akan chat duluan, lebih baik fokus ke Tesisku!" ujarnya lagi.
"Eh ada chat. Oh kak Brian. Iya deh ketemu sama kak Brian kasih kejelasan juga semuanya bisa clear!" bergumam pelan sambil membalas chat dari kak Brian.
"Ifah de, dimana ki? Jalan berdua yuk, makan siang nanti."
"Di kos kak, mau jalan kemana kak? Ada mau ku sampaikan juga nanti kak."
"Iye pale de, nanti ku kabari ki lagi kalau mau ku jemput de."
"Iye kak." huft. "Semoga ini langkah terbaik, aku harus memilih satu diantara beberapa yang ada." gumamnya pelan seraya menghembuskan nafas kasar.
Siang tepat pukul 11.50 Ifah menerima chat.
"Bersiap miki de, mau mi ku jemput ki."
"Iye kak. Jemput maka saja kak."
"Otw de."
"Iye kak." Ifah segera bersiap memakai jilbab dan mengambil tas kecil dengan memasukkan hp serta dompetnya. Setelah menunggu beberapa saat diteras kos, ada kak Brian lewat.
"Nah itu dia." gumam Ifah dalam hati. Mengambil sepatu lalu turun ke bawah dengan menapaki tangga satu per satu.
"Lama ki menunggu de?" tanyanya.
"Tidak kak, baru k juga duduk di teras na datang ki kak. Kita mau kemana kak?"
"Makan siang bersama, dimana bagus di?" tanyanya.
"Tempatnya kak Yumi kak, hanya agak jauh kak."
"Tidak masalah de, ayo naik." setelah menggunakan helm Ifah naik diboncengan kak Brian.
"Pegangan de nanti jatuh kakak gak lihat gimana? Tidak terasa kalau dibelakang tidak ada mi yang dibonceng!" candanya.
"Iya kak, aku dah pegangan kok!" jawabnya santai. "Yang itu tempatnya kak Yumi kak, ayo kesana kak!" lanjutnya.
"Ok de." motor diparkir menuju warung bakso kak Yumi lezat. "Ayo masuk de." ajaknya.
"Iya kak." malu² sambil mendekat. "Disini saja kak." ucapnya sambil duduk di pinggir dekat jendela supaya lebih nyaman kalau ngobrol.
"Iya de. Mau pesan apa? Ini menunya!" sambil menyerahkan menu kemudian membacakan daftar menunya. "Ada bakso biasa, bakso mercon, mie ayam, mie ayam bakso, nasi goreng, dan gado². Mau yang mana? Kalau minumnya ada jus alpokat, jus sirsak, teh es, teh panas, kopi, dan kopi susu." jelasnya.
"Aku bakso saja kak sama jus alpokatnya."
"Ok. Aku juga sama deh! Pak. Pesan ini 2 ya, makan disini."
"Iya mas tunggu ya, masih antri."
"Iya pak." seraya memposisikan duduknya supaya menghadap pada Ifah. "Katanya mau bicara sesuatu apa itu de?" tanyanya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Happy reading ☆☆☆