Kisah ini mengisahkan tentang kehidupan kedua gadis kembar bernama Zahra dan Zavina keduanya memiliki karakter yang cukup berbeda, Zahrayang memiliki sifat bar bar dan tangguh, berbeda dengan Zavina yang memiliki sifat pandiam dan irit bicara, keduanya terlibat cinta pada ketua pemimpin organisasi keduanya yang suka tantangan jelas tak merasa takut, tapi satu tragedi membuat salah satu dari cinta mereka pergi, bisakah keduanya terus bahagia atau malah sebaliknya?
YUK..... IKUTI KISAH TWINS Z....?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DEWI ARIYANTI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
06
Zero yang terdiam karna penasaran, sedangkan Arga yang terdiam karna pikirannya tertuju pada kejadian tadi hingga dirinya berpikir mungkinkah gadis bertopeng perak itu mengetahui tentang dirinya? Bukan nya mereka tau misi ini mengambil cip yang ada di tangan Arga Dewangga bukan Dark Wington.
Ini akan semakin seru! Apa lagi indentitas gadis semakin membuat aku penasaran?, gumam Arga sambil bibirnya menyeringai kecil.
"Tuan satu angota Protector ada yang tidak datang untuk merebutkan cip", ucap Daren setelah dia menyelesaikan masalah perentasan dan menguji menilai para perserta.
"Siapa yang belum muncul?", tanya Arga pada Daren. Dia hanya akan memastikan sesuatu.
"Rose Silver Z", ucap Daren sambil memperlihatkan hasil dari kompetisi dan tertera nama Rose Silver Z yang keluar dari misi.
"Rose Silver Z?" sahut Arga dan Zero dengan kening yang mengerut, sebab keduanya penasaran, lebih tepatnya Zero lah yang penasaran.
"Iya Tuan! Rose Silver Z di berperan sebagai ahli strategi dan juga ahli perang Protector".
Seketika Arga teringat sesuatu lalu dia melihat daftar setiap anggota Protector namun sayang nama yang tertera hanya Queen Z, tak ada nama lengkap dan petunjuk lain nya bahkan wajah keduanya mengunakan topeng hanya keduanya lah yang tak menunjukan wajah mereka dan hal itu semakin membuat seorang pangeran Drak Wington kian menjadi penasaran.
*******
Pagi harinya Zahra dan Zavina kembali kerutinitas mereka yaitu menuntut ilmu di kampus UUD.
"Pagi Oma, Opa!", ucap keduanya.
"Pagi juga cucu-cucu ku sayang", jawab oma dan opa berbarengan, lalu oma Gepita meminta keduanya duduk untuk sarapan bersama.
"Oma! Mas Arya mana?", tanya Zavina sebab sang abang belum kelihatan.
"Arya tidur di apartemen Fadli", sahut opa Andi.
"Ohhh..!", jawab keduanya lalu mereka memulai sarapan masing-masing.
Setelah selesai sarapan keduanya pun berangkat pergi menuju kampus UUD.
Bruuuuuu..... Ciiiittttt...
Kedua kendaraan yang beradu kecepatan itu sampai di parkiran kampus dengan selamat di sana sudah terdapat para anak muda yang masih asik berkumpul bersama.
"Zah!", teriak Bobi salah satu teman club basket Zahra.
Zahra yang mendengar panggilan itu tak langsung menghampiri si pemanggil, dia malah menuju mobil milik Zavina.
"Gue duluan Zav! Loh nanti kabarin gue kalok udah selesai kelas", ucap Zahra pada sang adik.
"Oke, semangat latihannya", jawab Zavina.
Zahra sendiri langsung menghampiri teman-temannya mereka langsung menuju ruang olahraga..
Zahra menatap heran sebab sepanjang jalan lorong kampus Zahra mendengar kehebohan soal dosen baru di fakultas IT dan yang membuat Zahra heran bisa bisanya yang menjadi dosen ternyata Arga Dewangga anak pemilik kampus.
Bisa-bisanya dia jadi dosen di fakultas IT gak salah?, ucap Zahra dalam hati. Tak mau ambil pusing Zahra langsung berganti pakaian selesai itu dia langsung menuju lapangan.
"Hai Zah!", ucap Dean dan teman satu tim miliknya.
"Hai! Yuk lah kita langsung mulai aja latihannya", jawab Zahra lalu berjalan bersama Deen dan juga Bobi pastinya.
Sedangkan Zavina menatap heran sebab tak biasanya kelas IT seramai ini apa lagi kebanyakan para mahasiswi yang berada di dalamnya, Zavina sontak bertanya pada salah satu temannya.
"Rin, tumben kelas pak Bondan rame", ucap Zavina sambil duduk di sebelah Karin salah satu anak TIK.
"Emang loh belum tau?", tanya Karin penasaran, soal pak Bondan yang sementara waktu di gantikan oleh Arga karna beliau sedang ada seminar di luar negri.
"Soal apa🤔🤔🤔?", jawab Zavina sambil mengeluarkan beberapa buku materi.
Belum sempat Karin menjawab suara salam terdengar dari seseorang yang saat ini sedang menjadi topik hangat di UUD.
"Selamat pagi semua!", ucap Arga setelah dia masuk ke dalam kelas jurusan IT.
"Pagi pak Arga", ucap para mahasiswi heboh.
Kehebohan itu membuat Zavina penasaran sebab dia memang belum perihal pak Bondan yang pergi seminar.
Deg...
Arga Dewangga, gumam Zavina sambil menatap satu persatu mahasiswi yang bertanya heboh.
"Perkenalkan saya Arga Dewangga saya yang akan mengantikan pak Bondan sementara waktu", ucap Arga tapi matanya sesekali melirik ke arah Zavina, pria itu sungguh masih penasaran apa benar Zavina adalah gadis bertopeng perak anggota Protector.
"Saya membutukan Asdos kira-kira siapa yang bisa", tanya Arga dan hal itu membuat para mahasiswi berlomba-lomba mengajukan diri sebagai Asdos, tapi tidak dengan Zavina gadis itu sama sekali tak perduli.
"Zav! Kamu gak mau nawarin diri gitu buat jadi Asdos", bisik Karin pada Zavina.
"No... Big no", sahut Zavina dengan berbisik pula.
Bb Ternyata tingkah Zavina dan Karin terlihat oleh Arga, dia melihat Zavina yang sama sekali tidak tertarik untuk mengajukan diri.
Semakin kau menghindar semakin membuat penasaran, gumam Arga dalam hati, tak lupa senyum tipis di bibirnya.
"Baiklah saya akan absen terlebih dahulu sebelum pembelajaran di mulai, dan pesan saya jika kalian mengikuti kelas ini hanya karna keberadaan saya bukan karna materi pelajaran saya, kalian bisa langsung meninggalkan kelas ini! Karna jika kalian sudah berada di kelas ini peraturan dari saya wajib kalian patuhi", ucap Arga tegas.
Seketika para mahasiswi yang tadinya begitu semangat berlahan satu persatu meninggalkan kelas yang di ajar oleh Arga.
Dih! Gue kira rame karna mereka memang minat ternyata cuma niat, gumam Zavina dalam hati.
Setelah kelas sudah kembali tenang dan pelajaran pun sudah di mulai seketika itu pula kelas TIK tanpak begitu horor sebab ternyata Arga lebih tegas dan disiplin dari pada pak Bodan si dosen killer.
"Gila pak Arga ternyata lebih serem dari pada pak bondan", bisik Karin pada Zavina.
"Dih! Tadi aja kamu muji-muji, (pak Arga ganteng lah, pak Arga suami masa depan lah), baru di tegasi gitu udah takut", jawab Zavina mengejek.
Karin yang medengar jawaban Zavina sontak memukul lengan gadis itu sambil memanyunkan bibir.
"Hahaha, lucu banget si Rin", ucap Zavina terkekeh.
"Kalian berdua kalau tidak fokus mengikuti pelajaran saya silahkan keluar", ucap Arga tanpa melihat matanya masih fokus ke arah leptop.
"Maaf pak", ucap keduanya.
Tak lama mata pelajaran selesai Zavina berniat keluar terlebih dulu dia ingin menemui Zahra.
"Sebelum bubar saya ingin bertanya siapa yang biasa menjadi Asdos di kelas ini?", tanya Arga pada seluruh mahasiswa di kelasnya.
Serentak mereka langsung berteriak menyebut nama Zavina, Zavina sendiri langsung melotot tajam dia sungguh malas menjadi Asdos tap apa boleh buat akibat teriakan teman-temannya terpaksa dia menerima permintaan Arga.
"Isss... Gak asik banget, Masa aku lagi yang jadi Asdos!", ucap Zavina sambil mengeluh malas.
"Baiklah karna semua sudah menunjuk kamu, berarti kamu harus siap menjadi Asdos saya selama saya mengajar di kelas ini", ucap Arga lalu dia meminta Zavina untuk mengikuti keruangan miliknya.
Dengan malas Zavina mengikuti Arga sesekali dia juga mengomel tak jelas, Zavina berjalan terlebih dulu dia sungguh malas jalan ber iringan dengan Arga.
Saat menuju ruangannya Arga tak sengaja bertabrakan dengn Zahra bahkan Arga sampai memeluk Zahra.
Braaakkk....
"Awww....", teriak Zahra karna kaget. Zahra yang baru keluar dari toilet fakultas IT sebab dia tadi terburu-buru, saat Arga menatap mata hitam kelam milik Zahra entah mengapa hal itu justru membuat jiwa laki-laki Arga berdesir hinga jatungnya pun bedetak tak karuan.
Deggg deggg
Detak jantung keduanya seakan bersahutan Arga sampai tak ingin melepaskan pelukan itu, sedangkan Zahra sedang mencoba melepas kan diri.
"Pak bisa lepasin gak?", ucap Zahra sambil menatap Arga tajam.
"Sory...", ucap Arga sambil melepaskan pelukan dari Zahra. Arga sendiri merasa heran bagaimana tubuhnya tak menimbulkan reaksi apa pun saat berpelukan dengan Zahra.
"Bukannya kamu saya suruh tunggu di ruangan saya kenapa malah ada di sini?", Arga sebenarnya merasa heran sebab tadi dia melihat Zavina sudah lebih dulu berjalan meninggalkan dirinya, tapi bagaimana bisa gadis itu kini ada di sini, begitulah pekiran Arga saat ini.
"Hehh... Gadi-gadi ini bapak! Ngapain saya di ruangan bapak sembarangan aja", sahut Zahra sewot.
Tak "Pikiran kamu yang ada-ada aja! Kamu lupa kamu Asdos saya mulai hari ini", ucap Arga tegas.
Zahra mengaruk kepalanya sambil mengedip kan mata lucu karna merasa bingung.
"Zah! Buruan pak Wahid udah masuk", teriak Bobi sambil berlari.
Zahra yang mendengar itu sontak kaget, dia langsung lari meninggal kan Arga dengan wajah kebingungan.
Zah? Bukannya nama dia Zavina? Terus kenapa dia menuju kelas Akutansi?, Arga sunguh di buat bingung kali ini. Dia lantas segera menuju keruangannya, sebab dia sedang merasa pusing saat ini.