Cinta segitiga yang hampir saja menghancurkan hubungan persaudaraan.
Ketika cinta sudah bicara apapun bisa terjadi.
Bagaimana kisah mereka?
Simak dan temukan jawabannya hanya di novel terbaruku 🙏🌹, jangan lupa like, subscribe, vote,follow dan komen ya ♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewidewie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Maafkan Aku Mencintainya : 6
Malam itu hujan turun begitu deras , Raka duduk sendiri di balik jendela dengan pandangan jauh ke arah ribuan gubik air yang turun dari atas .
" Aku memiliki segalanya, tapi kenapa hidupku seperti ini , aku merasa diriku sangat tidak berguna , apalagi penyakitku yang tiba tiba impoten, aduhhh " Gumam Raka sambil mengusap kasar wajahnya.
Banyaknya panggilan masuk dari teman temannya pun sudah tidak dianggapnya, perasaannya hambar dan tak lagi bergairah melakukan semua kegiatan apalagi dengan wanita wanita jalang yang berada di luaran sana.
Dengan tertunduk sedih Raka meneguk sedikit demi sedikit kopi hitam yang berada di cangkir kecil yang menemaninya di saat hujan dan hawa dingin yang menyelimuti seperti saat ini.
" Tuan muda , sebaiknya anda tidur , di luar hujan deras sekali dan udara juga mulai sangat dingin" Ucap bi Minah yang merupakan asisten rumah tangga sekaligus pengasuh Raka dari kecil .
Raka menoleh ke arah Minah " Bibi belum tidur ?" .
Minah tersenyum kemudian ikut duduk di sebelah Raka " Kalau tuan muda Raka belum tidur bibi juga belum bisa tidur ".
Raka tersenyum kemudian memeluk hangat tubuh kurus dan mulai renta itu " Bibi satu satunya orang yang menyayangi Raka selain mama ".
"Tuan muda jangan bicara seperti itu , semua yang ada di sini sayang sama tuan muda Raka, tuan besar Rama , tuan Rangga juga sayang sama tuan muda Raka " Ucap Minah sambil mengusap lembut kepala anak majikannya itu.
Raka mengedarkan pelukannya dan mengusap matanya yang mulai berkaca-kaca
" Di mata papa , Raka tidak berguna bi , tidak bisa membanggakan seperti kak Rangga".
Minah menghela nafas dalam-dalam " Tuan besar hanya menginginkan yang terbaik untuk anak anaknya, bukan berarti yang disayang hanya tuan muda Rangga, tuan besar juga sayang sama tuan muda Raka hanya saja kamu belum bisa menerima penyampaian tuan besar ".
" Tapi Raka tidak mau ikut bergabung di perusahaan papa ataupun kak Rangga , Raka tidak mau diatur , suatu saat nanti Raka akan membangun perusahaan sendiri yang jauh lebih besar dari mereka agar mamaku bangga telah melahirkan aku bi " Ucap Raka dengan penuh keyakinan.
Minah hanya tersenyum dan mengusap lembut bahu Raka, kemudian Minah meminta Raka untuk segera istirahat di kamarnya.
Tapi baru saja beranjak dan berjalan ke arah kamarnya Raka dihentikan oleh suara mobil yang berhenti di garasi rumahnya.
Raka mencoba mencari tahu siapa yang datang , dan dilihatnya seorang wanita muncul dari dalam mobil bersama dengan papanya .Dan tidak berselang lama Rangga juga menghentikan mobilnya di belakang mobil papanya.
Rangga memasang senyum manisnya dan berjalan beriringan dengan Rama, dan Anna.
" Pa, tante" Sapa Rangga yang dibalas sebuah senyuman manis dari wanita cantik yang terlihat masih segar dan padat berisi itu .
" Rangga kamu ke sini juga nak , tante dengar kamu sudah serius sama Rena , bawa ke sini dong biar papa dan tante kenal lebih dekat " Ucap Anna yang membuat Rangga terdiam sesaat kemudian mengangguk dan tersenyum getir , karena yang sebenarnya mereka sudah putus.
" Selamat malam Raka" Sapa Rama begitu sampai di depannya.
Raka tak menjawab dan memalingkan wajahnya membuat Rama terpukul dan mendengus perlahan.
" Sudah mas , jangan terlalu dipikirkan dia masih anak anak belum bisa memahami situasi " Bujuk Anna untuk menenangkan Rama.
Sedangkan Rangga terus menatap pada adiknya itu .
" Kenapa kakak masih di sini ? Oh apa karena wanita itu kakak pulang ke rumah dan ikut menyambutnya! " Ketus Raka yang membuat Rangga seketika emosi dan hendak melayangkan bogem mentahnya namun ditahan oleh Minah " Cukup tuan Rangga ".
" Tuan muda Raka mari bibi antar kamu ke kamar" Ucap lembut Minah yang sangat menyayangi Raka seperti anaknya sendiri.
" Tidak perlu bi, Raka bisa ke kamar sendiri " Jawab Raka dengan sinis kemudian berjalan ke kamarnya.
Rangga hanya terdiam melihat kelakuan adiknya kemudian menarik nafas panjang sambil memegangi jidatnya dan melepaskan jas mahalnya serta melonggarkan kancing kemejanya " Bi , malam ini bibi masak apa , Rangga lapar kangen masakan bibi ''.
Minah tersenyum dan mencubit hidung Rangga " Oh tuan muda Rangga ingat bibi ya , memangnya di luaran sana siapa yang setiap hari masakin ahhh ".
" Em biasanya Rangga masak sendiri sih tapi bI sebentar lagi ada yang akan masak buat Rangga, dia seorang gadis cantik , manis dan pastinya pintar memasak seperti bibi " Jawab Rangga dengan berbunga bunga.
Minah tersenyum " O gitu ya tuan muda , ok , pasti dia gadis yang paling pintar dan beruntung sudah bisa meluluhkan hati tuan muda".
Rangga tersenyum dan merangkul pundak Minah " Bi , dia adalah seorang gadis kecil yang masih kuliah , aku baru bertemu tadi siang tapi pertemuan pertama itu aku sudah merasakan ada sesuatu di antara kami, doakan ya bi dia bisa menerimaku dan menjadi nona muda di rumah ini secepatnya".
Minah tersenyum dan mengusap lengan Rangga " Pasti tuan muda bibi selalu doakan yang terbaik untuk kalian berdua ".
" O ya bi , kok tumben Raka tidak keluar malam ini , apa karena hujan ya bi , tapi biasanya dia tidak perduli hujan tiap kali aku datang ke mari dia tidak pernah ada di rumah ?" Tanya Rangga.
Bibi pun menjelaskan kalau belakangan ini Raka tidak pernah lagi keluar rumah dan terkadang senyum senyum sendiri seperti orang yang sedang jatuh cinta.
" Baguslah kalau dia bisa benar benar jatuh cinta, jadi kebiasaannya meniduri wanita wanita murahan itu bisa sembuh " Ucap Rangga.
" Eh tuan muda kok ngomongnya begitu sih , bagaimana pun juga dia adalah adik kandung mu , dia butuh anda sebagai kakaknya untuk ngobrol dan berbagi pengalaman, kalau tuan Rama sepertinya sudah sibuk dengan bisnisnya dan juga kekasih barunya itu " Minah mulai menceritakan semua yang di alami Raka di rumah mulai dari perubahan sikapnya yang tiba tiba dan dirinya yang sangat membenci Anna tanpa tahu sebabnya.
Rangga mendengarkan dengan seksama dan berkali-kali menarik nafas dalam-dalam.