Selama hidupnya Lesya memang selalu licik dan tak terkalahkan hanya demi mempertahankan warisan sang ibu. Tetapi dia mengalami kecelakaan dan terjun ke jurang. Lesya dinyatakan meninggal dan harta warisan miliknya dikuasai oleh pamannya yang serakah.
Siapa sangka dia kembali hidup dan memiliki kesempatan untuk membalas dendam. Tetapi Lesya dibangkitkan pada tubuh seorang gadis lemah bernama Yiesha yang di biarkan terkurung dan kelaparan berhari-hari. Jiwanya yang penuh dendam ingin Lesya bisa membalaskan perbuatan keluarga tiri dan teman-temannya yang jahat kepadanya. Lesya berjanji.
Hingga Lesya bertemu dengan atasan sekaligus orang yang membantunya untuk membalaskan dendam. Kenzo pewaris keluarga Will yang buruk rupa. Ingin membuktikan jika dia pewaris yang sah atas kekayaan milik ayahnya.
Bagaimana cara Lesya membalaskan dendamnya? Yukkk... mari kita simak bersama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss_Dew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
(256:16)-(250:25)
Cuaca yang sangat panas membuat langkah Yiesha semakin berat, ada sedikit rasa penyesalan telah meninggalian rumah, tetapi siapa juga yang mau mengerjakan pekerjaan yang sangat menjijikan.
Belum lagi cacing-cacing di perut Yiesha sudah meronta-ronta ingin di isi makanan. Tenaga yang tersisa pun hanya tinggal sedikit, mungkin jika harus berjalan beberapa meter lagi tidak akan sanggup.
Saat pandangannya kian mengabur dan tak sanggup lagi menopang beban tubuhnya, Yiesha tersungkur dihadapan seorang pria yang tengah duduk disebuah halte.
Kedua mata Yiesha mengerejap, berkedip -kedip saat melihat wajah sang pria. Alih-alih ketakutan, Yiesha justru terpaku dengan luka yang menutupi wajah asli sang pria.
Meskipun kacamata menutupi sebagian luka bakar itu, tapi hampir setengah bagian wajah itu terluka, pemandangan yang sangat menyesakkan dada.
"Tolong, tolong beri aku makan. Aku sudah tidak makan tiga hari. Aku lapar sekali Tuan, tolong beri saya makan sepiring nasi dengan ayam. Please."
Yiesha akhirnya membuang rasa malunya sejauh mungkin, mengemis rasa belas kasihan orang lain. Dari pada dia harus mati untuk kedua kalinya, Yiesha lebih memilih untuk mengorbankan harga dirinya. Dia tidak boleh menyia-nyiakan kehidupan kedua ini, jadi apapun akan Yiesha lakukan agar tetap bertahan hidup.
"Please Tuan, Bapak, Baginda, tolong aku. Beri aku makan, aku sangat lapar, sudah tiga hari tidak makan," ucap Yiesha dengan suara yang memelas. Tatapan matanya pun begitu mengiba, entah belajar dari mana sandiwara seperti itu.
Tetapi pria di hadapannya masih tidak berkata apapun, Yiesha sadar dia menjadi pusat perhatian si pria itu. Seketika Yiesha berpikiran buruk, apa pria itulah adalah oknum sindikat penculikan dan penjualan organ tubuh. Tubuh Yiesha pun merinding dan menjadi ngeri, apalagi suasana disekitarnya sepi tak ada satupun orang yang lalu lalang.
Sedangkan pria itu, Kenzo masih sibuk memandangi, menelisik dan meneliti si wanita. Dari wajahnya tidak terlihat seperti seorang pengemis, wajahnya cantik...... larat---- cantik sekali meskipun kusam dan kotor karena debu jalanan, tetapi jika dilihat dari penampilan dan pakaian yang dia kenakan, lusuh dan lecek seperti seorang pengemis. Kenzo bersikap waspada, takut wanita di hadapannya ini hanyalah seorang penipu yang hendak menculiknya karena tahu dirinya adalah seorang pewaris.
Tetapi setelah dipikir-pikir, buat apa orang repot-repot menculik dirinya, bahkan keluarganya saja tidak akan peduli jika Kenzo di culik atau bahkan hilang sekalipun. Kenzo pun segera mengenyahkan pikiran jahat tentang wanita tersebut.
Krucuk
Krucuk
Krucuk
Terdengar bunyi khas yang bersumber dari perut wanita di hadapannya itu, ingin rasanya tertawa tetapi harus Kenzo tahan. Berarti wanita dihadapannya ini tidak berbohong, dia kelaparan.
"Kau lapar??" tanya Kenzo memastikan.
Yiesha hanya menjawab dengan anggukan kepala. Tubuhnya benar-benar lemas saat ini, belum lagi kondisi panas udara membuat tenggorokannya begitu kering dan haus saat ini.
Namun ada hal yang masih Kenzo pikirkan sampai saat in, apakah wanita yang di depannya saat ini tidak merasa jijik atau takut dengan kondisi wajahnya yang buruk rupa?? Jangankan wanita, pria saja begitu enggan bertatapan langsung dengan Kenzo karena bekas luka bakarnya yang begitu parah.
Tapi ya sudah lah, Kenzo mungkin akan memastikannya nanti. Bisa saja wanita yang dihadapannya ini tidak melihat wajahnya dengan jelas karena penglihatannya yang kurang baik akibat kelaparan, yang lebih penting saat ini adalah menolong wanita di hadapannya ini yang sudah kelaparan parah.
"Ayo ikut saya, kita makan!!!" ajak Kenzo, kebetulan juga dia merasa sedikit lapar. Jadi sekalian saja mengajak wanita tersebut.
Serasa mendapatkan angin segar, Yiesha begitu bersemangat saat pria itu mengajaknya makan.
"Aaaaahhhkkkk"
Karena lemas, Yiesha tak sanggup untuk berdiri, dia kembali tersungkur dan menderita sedikit lecet di bagian telapak tangannya karena menopang tubuhnya. Ingin rasanya Yiesha menangis saat itu juga mengapa harus selemah ini, untuk berdiri saja dia tidak sanggup.
"Ccccckkkkk, menyusahkan," decak Kenzo.
Tanpa aba- aba, Kenzo langsung menggendong Yiesha ala bridal style. Hampir saja Yiesha berteriak, tindakan pria itu sangat mengejutkan. Jangan ditanya bagaimana kondisi jantungnya saat ini, apalagi aroma parfum maskulin menguar begitu saja, menusuk Indra penciumannya.
Deg
Deg
Deg
Irama jantungnya berdetak kencang, Yiesha tak tahu mengapa demikian. Padahal selama ini dia dikelilingi pria -pria tampan dan sukses, beberapa CEO pernah menyatakan ingin mengajak Yiesha ke jenjang pernikahan (saat Lesya masih hidup). Tetapi karena sibuk bekerja, Yiesha tidak memikirkan untuk segera menikah.
Kenzo membawa Yiesha ke rumah makan sederhana yang tak jauh dari posisi awal mereka, Yiesha menurut saja dan tidak banyak protes.
"Ingin makan dengan ayam bukan? Makan disini tidak masalah?" tanya Kenzo setelah menurunkan Yiesha pada meja yang kosong
Yiesha menganggukkan kepala dengan pasti, yang penting saat ini adalah makan. Tak peduli dimanapun yang penting perut Yiesha segera terisi dan kenyang, banyak hal yang harus Yiesha kerjakan setelah ini termasuk mencari pekerjaan.
Tentu saja mereka menjadi perhatian pengunjung yang ada di warung makan sederhana itu, meski sederhana tetapi ramai oleh pengunjung.
"Lihatlah dua orang disana, yang satu jelek, yang satu dekil dan lusuh. Cocok sekali bukan sebagai pasangan," celetuk salah satu pengunjung.
Kenzo yang terbiasa menerima sindiran dan hinaan bersihkan biasa saja dan tidak peduli apapun yang dibicarakan orang -orang tentang dirinya. Tetapi berbeda dengan Yiesha, baru kali ini dia mendapatkan suatu hinaan. Meskipun itu memang benar adanya.
Namun tak seharusnya orang lain berkomentar buruk tentang penampilan seseorang, Yiesha sungguh tidak menyukainya. Tapi Yiesha juga tidak bisa berbuat apa-apa karena sadar akan kondisinya saat ini.
Tak lama Kenzo datang dengan dua piring yang sudah berisi lengkap denga lauk dan sayur. Piring untuk Yiesha di isi dengan dua piring ayam bakar dan sayur capcay. Sedangkan milik Kenzo hanya dengan ayam kecap dan gorengan tempe tahu, menu yang sederhana tetapi rasanya begitu nikmat dan enak apalagi di santap saat sedang lapar.
Baru kali ini Yiesha makan dengan menu sederhana seperti yang ada didepannya saat ini. Biasanya sudah pasti menu restoran terkenal atau restoran asing menjadi pilihan Yiesha. Bukan saatnya mengingat masa lalu tapi apa yang ada saat ini harus Yiesha syukuri termasuk berjuang hidup dari titik nol hingga meraih kembali puncak kehidupan.
Tak lupa Yiesha berdoa dahulu sebelum makan, ini adalah kebiasaan pemilik asli tubuh Yiesha. Tubuhnya seakan sudah terbiasa melakukan hal baik sebelum memulai aktivitas.
Pada suapan pertama, Yiesha begitu menikmati rasa yang enak dari makanan tersebut, ternyata makanan dari rumah makan sederhana tidak buruk sesuai dugaannya. Apalagi keadaan perut yang lapar membuat rasanya semakin nikmat.
Entah mengapa Kenzo begitu tertarik dengan cara makan Yiesha yang cukup aneh menurutnya. Dia bisa melihat cara makan Yiesha begitu beradab, hanya diketahui oleh orang-orang kalangan atas saat maka di restoran mewah.
Namun Kenzo tak mau banyak pikiran, apalagi dia belum mengenal wanita yang ada di hadapannya saat ini, dia tidak ingin terlibat terlalu jauh apalagi sampai masuk ke dalam kehidupannya. Biarlah ini hanya sebatas manusia yang memberi pertolongan terhadap sesama.
Tak terasa seluruh isi yang ada di piring telah berpindah ke dalam perut Yiesha. Rasa lapar kini berganti dengan rasa kenyang, cukup tidak terlalu begah, yang penting tenaganya saat ini sudah terisi dan siap melakukan rencana yang sudah Yiesha susun.
"Namamu siap??" tanya Kenzo tiba-tiba.
"Nama ku Le--- panggil Yiesha," jawabnya. Hampir saja keceplosan menyebut nama Lesya.
"Apa kau tidak takut atau merasa jijik kepada saya??" tanya lagi Kenzo.
Pertanyaan itu yang sedari tadi mengisi setiap sudut kepalanya, bahkan wanita itu masih makan dengan lahap padahal dihadapannya adalah pria dengan wajah paling buruk rupa.
"Tidak, mengapa harus takut. Tuan bukan monster atau penjahat bukan? Lagi pula itu hanya luka bakar dan sudah sembuh. Hanya bekasnya saja tidak bisa hilang. Bukan keinginan Tuan wajahnya menjadi seperti itu dan aku pikir itu akibat sebuah kecelakaan bukan karena disengaja," jawab Yiesha dengan jujur.
Kenzo terdiam, baru kali ini dia mendengar ucapan seperti itu. Biasanya dia hanya mendengar umpatan, cacian dan makian karena luka bakar yang merusak wajahnya, dia tentu dapat melihat ketulusan yang tergambar jelas di wajah Yiesha.
"Terima kasih atas kejujuranmu, saya sangat menghargainya. Sekarang urusan kita sudah selesai bukan, saya sudah membayar makanan ini. Jadi kamu sudah bisa pergi," ucap Kenzo dengan senyum tipis, baru kali ini dia memberikan senyuman kepada orang asing yang baru dia temui di jalan.
"Aku yang harusnya berterima kasih karena Tuan sudah mau menolongku. Entah bagaimana cara membalas semua ini," jawab Yiesha.
"Kamu akan membalasnya suatu hari nanti, saya akan meminta sesuatu kepadamu. Ini semua tidak gratis," ucap Kenzo dengan senyum menyeringai
Entah mengapa Kenzo merasa akan bertemu wanita ini dilain waktu. Sepertinya ada sebuah keterikatan antara dirinya dan dia, biarlah takdir yang akan menjawabnya.
Ekspresi wajah Yiesha mendadak muram, ternyata pria yang ada di hadapannya saat ini tidak sebaik yang dia kira. Pria tersebut masih meminta imbalan terhadap Yiesha yang saat ini tidak memiliki apa-apa.
"Baiklah Tuan---"
"Nama saya Kenzo, panggil saya Ken," potongnya.
"Ahhh baiklah Tuan Ken," ralat Yiesha
"Ken saja, tidak usah pakai Tuan," elak Kenzo.
Yiesha menganggukkan kepala, dia sudah menyimpan dan mengingat nama pria tersebut. Jaga-jaga jika akan bertemu lagi di lain waktu dan tempat, tentunya harus bersiap dengan permintaan pria yang bernama Kenzo tersebut.
Karena sudah tidak ada urusan lagi, Kenzo memilih untuk berdiri dan hendak meninggalkan rumah makan tersebut. Namun tiba-tiba Yiesha menarik tangan Kenzo sebelum pria itu pergi menjauh.
"Ada apa lagi?" Seru Kenzo, sedikit terganggu dengan tindakan Yiesha.
Yiesha melepaskan tangan Kenzo dan langsung meremas ujung pakaiannya. Ada sesuatu yang ingin Yiesha katakan, tetapi kali ini sangat terasa malu jika sampai berkata.
"Katakan ada apa? Atau kau masih ingin sesuatu??" kali ini Kenzo sedikit menaikkan nada suaranya.
"Anu Ken...."
"Apa?"
Yiesha benar -benar malu tapi walau bagaimanapun juga dia harus mengatakannya karena Yiesha sangat membutuhkannya.
"Katakan apa!!!" bentak Kenzo yang sudah kesal
"Pinjam dulu seratus boleh???"
Aiiihhhhh 😄😄😄