NovelToon NovelToon
Menikahi Tuan Danzel

Menikahi Tuan Danzel

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / CEO / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:227.1k
Nilai: 4.9
Nama Author: Aquilaliza

Penyelamatan yang dilakukan Luna pada seorang Kakek membawanya menjadi istri dari seorang Danzel, CEO dingin yang tak memepercayai sebuah ikatan cinta. Luna yang hidup dengan penuh cinta, dipertemukan dengan Danzel yang tidak percaya dengan cinta. Banyak penolakan yang Danzel lakukan, membuat Luna sedikit terluka. Namun, apakah Luna akan menyerah? Atau, malah Danzel yang akan menyerah dan mengakui jika dia mencintai Luna?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aquilaliza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bagiku, Pernikahan Itu Permainan!

Luna terbangun ketika jarum jam menunjukkan pukul 2 malam. Gadis itu meregangkan tubuhnya, dan merasakan sebagian tubuhnya terasa sakit dan pegal. Ini adalah pertama kalinya dia tidur di sofa.

"Meskipun empuk, ternyata tetap tidak enak tidur di sofa," gumam Luna.

Gadis itu terdiam sejenak— mengumpulkan nyawanya, kemudian menoleh ke arah pintu masuk. Dia jadi bertanya-tanya, apa Danzel sudah kembali atau belum.

"Sebaiknya aku melihat ke kamar saja," gumam Luna, lalu bangkit dan berjalan menuju kamar.

Tangan Luna terulur menyentuh gagang pintu, lalu membukanya. Disana dia melihat Danzel tertidur dengan posisi berada di tengah-tengah ranjang. Danzel sangat lelap. Bahkan tidurnya seolah menguasai ranjang dan tidak ingin ada orang lain menempati ranjang tersebut.

Luna mendekati ranjang, lalu berdiri di sisinya. Ia menatap lekat Danzel. Laki-laki itu terlihat lebih baik saat tertidur dibandingkan ketika terjaga. Luna membenarkan selimut Danzel, setelah itu bergegas menuju sofa yang ada di kamar tersebut.

"Kau pasti sangat lelah. Aku tidak akan mengganggu mu. Selamat malam dan selamat tidur," ucap Luna. Gadis itu kemudian membaringkan tubuhnya di sofa. Tidak masalah jika dia akan terbangun dalam keadaan tubuh yang terasa pegal. Yang terpenting, dia tidak mengusik suaminya itu.

***

Danzel terbangun lebih pagi dari sebelumnya. Dia kembali merasakan ketenangan kamarnya. Danzel terdiam untuk memulihkan kesadarannya secara penuh. Dia meregangkan tubuhnya dan menggerakkan kepalanya. Dan tanpa sengaja, dia melihat Luna yang terlelap di sofa.

"Dia... tidur di sofa? Gadis centil, manja, dan tidak tahu malu sepertinya tidur di sofa?" gumam Danzel bertanya.

Dia cukup terkejut melihat Luna di sofa dan tidak membangunkannya agar bisa tidur seranjang. Danzel mengedikkan bahunya acuh. Tapi, dia tiba-tiba terdiam, memikirkan mengapa Luna melakukannya. Gadis itu seharusnya mengambil kesempatan untuk tidur seranjang bersamanya, seperti yang gadis itu inginkan dua malam yang lalu.

Ketika sedang bergelut dengan pikirannya, tanpa disadarinya, Luna terbangun. Gadis itu bangkit dan duduk, lalu meregangkan tubuhnya sambil mengerang pelan. Suaranya membuat lamunan Danzel buyar, kemudian menoleh padanya.

Luna yang awalnya meringis pelan merasakan sakit dan pegal di tubuhnya pun mengubah raut wajahnya menjadi tersenyum.

"Selamat pagi, Danzel," sapa Luna dengan senyuman manis.

Danzel tak menjawab. Dia hanya menampilkan wajah dinginnya. Luna tak peduli. Gadis itu langsung bangun dan membawa langkahnya menuju kamar mandi. Luna membasuh wajahnya dan menyikat gigi. Setelah itu, dia keluar dengan wajah yang lebih segar.

"Apa kau mau mandi air hangat?" tanya Luna. Danzel lagi-lagi tak menjawabnya.

"Kata Ibuku, jika seseorang bertanya kau harus menjawabnya. Jika tidak tahu, katakan tidak tahu. Mengangguk atau menggeleng juga termasuk menjawab. Kau bisa melakukannya jika tidak mau berbicara."

Walaupun Luna berbicara panjang lebar, Danzel tetap pada sikapnya. Laki-laki itu benar-benar tak menjawab Luna.

Luna menarik nafasnya lalu berbalik, kembali ke kamar mandi. Dia menyiapkan air hangat untuk Danzel, lalu keluar. Langkahnya langsung menuju walk in closet. Danzel hanya menatap Luna yang berjalan dengan sorot tajam nan dinginnya.

Luna memasuki walk in closet. Memilih stelan kantor untuk Danzel termasuk dasi dan sepatu Danzel. Dia meletakkannya di ranjang. Luna juga menyiapkan handuk untuk Danzel.

"Nah, sudah ku siapkan semuanya. Sekarang, kau mandi. Aku akan keluar untuk membantu Bibi Marry dan Bibi Berna menyiapkan sarapan. Jika kau butuh sesuatu, panggil saja aku."

"Aku tidak membutuhkan apapun termasuk semua itu," ucap Danzel, kemudian bangun dari duduknya dan berjalan ke arah kamar mandi.

"Tidak masalah. Aku tinggal menghubungi kakek dan—"

Danzel langsung melempari Luna dengan tatapan tajamnya yang mematikan. Membuat Luna seketika bungkam, tak dapat melanjutkan ucapannya. Danzel mendekati Luna, membuat Luna meneguk ludahnya kasar.

"Danzel—" Luna yang hendak mundur ditarik lengannya oleh Danzel, sehingga gadis itu berada di jarak yang sangat dekat dengannya.

"Kau tahu? Aku benci seseorang mengaturku!" bisik Danzel dengan suara berat nan dingin.

"Ak-aku tidak mengaturmu. Aku hanya mengurusmu karena itu tugasku sebagai istri."

"Cih! Kau pikir aku menganggap pernikahan ini?"

"Tentu saja. Pernikahan adalah sesuatu yang sakral. Tidak pantas kita mempermainkan pernikahan."

Danzel terkekeh pelan. Kekehan yang membuatnya terlihat tampan sekaligus menyeramkan. "Bagiku, pernikahan itu permainan! Kau bisa menghentikannya jika kau bosan!" ucap Danzel.

Luna terdiam. Bukan karena ucapan Danzel yang membuatnya diam, melainkan sorot sedih dan kemarahan yang ia tangkap dari mata Danzel.

"Itu pemikiran yang salah. Cinta dan kasih sayang akan menguatkan ikatan pernikahan. Cinta dan kasih sayang yang tulus akan menghapus rasa bosan. Jadi, tidak ada perpisahan dan juga kata bosan dalam pernikahan saat orang yang menjalaninya memilki dua hal itu dengan tulus."

Danzel kembali terkekeh. Kekehan yang lebih didominasi aura kesedihan. Dia manatap dalam mata Luna, kemudian mengeratkan pegangannya di lengan Luna.

"Cinta dan kasih sayang? Bullshit!!" ujarnya, kemudian melepas genggamannya sedikit kasar. Dia lalu meraih handuk yang Luna siapkan, lalu berjalan menuju kamar mandi.

Luna menatap punggung lebar suaminya yang berjalan ke kamar mandi. Dia bisa merasakan kemarahan dan juga kesedihan Danzel. Dia yakin, Danzel pasti sangat menderita dan kesepian.

Setelah tubuh Danzel hilang dibalik pintu kamar mandi, Luna bergegas keluar, meninggalkan kamarnya bersama Danzel.

***

Setelah beberapa saat berkutat di dapur bersama Bibi Marry dan Bibi Berna, akhirnya sarapan yang dimasak ketiga orang itu jadi. Luna dan Bibi Marry segera menyiapkan sarapan di meja makan, sementara Bibi Berna membersihkan dapur.

Kesibukkannya menyiapkan sarapan, membuatnya tak sadar, jika Danzel sudah berada di ruangan tersebut. Ia baru sadar ketika Danzel menarik kursinya dan duduk.

Senyum Luna seketika mengembang saat melihat Danzel mengenakan apa yang dia siapkan. Dia mendekati Danzel dan berdiri di sebelah laki-laki itu.

"Kau mengenakan semuanya?" tanya Luna dengan wajah ceria.

"Kesehatan kakekku lebih penting!" jawab Danzel.

Senyum Luna tetap bertahan di wajah cantik itu meskipun dia sedikit kecewa dengan jawaban Danzel. Dia tahu, Danzel melakukan itu karena takut dia akan mengadu pada kakek Berto. Pria itu pasti khawatir dengan kesehatan kakek Berto. Meskipun begitu, dia tetap berharap jika suatu saat nanti Danzel akan menerima semua perhatiannya dengan tulus, bukan karena ancamannya.

"Maafkan aku, kakek. Aku selalu mengancam Danzel dengan membawa nama kakek. Tapi, kakek harus tahu, aku menyangi kakek dan tidak akan membuat kakek sakit. Aku hanya mengancam, tidak akan benar-benar mengadu yang akan mempengaruhi jantung kakek," batin Luna.

"Kenapa kau masih disini?" tanya Danzel tak suka. Membuat Luna tersadar dari pikirannya.

"Hehehe.... Aku hanya sedang memikirkan sesuatu," ungkap Luna. "Apa kau ingin—"

"Kembali ke tempatmu! Jangan berdiri di sini!" ketus Danzel.

Luna mengulas senyum dan kembali ke kursinya. Gadis itu memakan sarapannya sambil sesekali melirik Danzel yang begitu tenang melahap sarapannya.

1
Rai
gak twins ya...
Mamake Zahra
mampir thor kelihatannya seru durasinya panjang 👍👍👍
Yolanda_Yoo
🥰🥰
rosalia puspita
Luar biasa
Rai
disokong
Rai
jadikan anak danzel dan Luna twins ya Thor supaya adil, kembar tidak identik lelaki dan perempuan, naa adil tu
Jenny Jn Johnny
Luar biasa
🍏A↪(Jabar)📍
next
🍏A↪(Jabar)📍
*Suasana
🍏A↪(Jabar)📍
*si suster 🙏
Aquilaliza: Makasih atas koreksinya kak 🙏
total 1 replies
Diana
bangun tidur cap cup pede banget. luna tidurnya ileran gak sih? 🤭
Entin Wartini
lanjuuuut thor
RoSz Nieda 🇲🇾
❤️
Christine Liq
Luar biasa
Entin Wartini
lanjuuuuuuut
Entin Wartini
lanjut thor
🍏A↪(Jabar)📍
up
Diana
baru ketemu cerita ini langsung gak bisa berhenti baca walaupun mata sdh sepet krn baca sampai dini hari🧐
🍏A↪(Jabar)📍
lanjut
Diah Anggraini
guut danzel
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!