NovelToon NovelToon
Aku Di Sini Istriku

Aku Di Sini Istriku

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / CEO / Pernikahan Kilat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Suami ideal
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: Nadya

Demi menjalankan wasiat dari almarhum Om nya Kean rela menikahi Tasila yang merupakan istri dari sang om yang ditinggal meninggal. Kean rela menikahinya secara diam-diam demi bisa merawat dan menjaganya karena sejak ditinggal meninggal oleh sang Om Tasila menderita obsessive compulsive disorder.
Dengan sabar dan ikhlas Kean berusaha mempertahankan pernikahannya walaupun beberapa kali ia merasakan sakitnya tak dianggap. Namun, Kean tak menyerah! Demi mendapatkan hati istrinya Kean rela melakukan apapun bahkan hal-hal konyol yang sebenarnya bukanlah ciri khasnya sebagai seorang CEO muda yang cool.
____
Mampukah Kean mendapatkan hati Tasila seiring berjalannya waktu? Dan mampukah ia membuat sang istri benar-benar sembuh dari penyakitnya?
•••••••
(SEQUEL The Waits Gets Duda Elegan-Bisa dibaca terpisah)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Toko Souvernir

"Pak, berkasnya sudah saya fotocopy." Riko asisten Kean memberikan sebuah map kepada sang Bos.

"Baik terimakasih." Kean menerima map tersebut seraya menyimpannya.

"Ada yang bisa saya bantu lagi Pak?"

"Tidak, kamu boleh istirahat."

"Baik Pak terimakasih." Riko pun pamit undur diri dan pergi dari ruangan Kean.

Dengan santai Kean menyeruput kopi panasnya yang telah dibuatkan oleh seorang OB.

"Apa aku telpon Bi Siti aja ya buat mastiin keadaan Tasila." Kean mengangguk meyakinkan dirinya.

Ia pun meraih handphonenya dan mulai menghubungi Bi Siti.

"Assalamu'alaikum Bi."

"Wa'alaikumsalam Den. Ada yang bisa saya bantu Den?"

"Saya cuma mau mastiin keadaan Tasila di sana."

"Nyonya lagi tidur Den. Alhamdulillah sekarang sudah tenang soalnya tadi OCD nya sempat kumat lagi."

Kean menggigit bibir bawahnya dengan perasaan khawatir.

"Seberapa sering Bi?"

"Hanya sekali saja Den tidak seperti sebelum-sebelumnya."

"Yasudah Bi saya titip ya, tolong jaga Tasila untuk sementara. Nanti ketika saya pulang dari luar negeri saya akan langsung ke rumah."

"Baik Den."

Kean mematikan panggilan teleponnya dan meletakkan handphonenya kembali ke atas meja. Kean menghela nafas seraya menatap arloji di pergelangan tangannya.

"Keluar bentar deh beli oleh-oleh." Putusnya.

Kean pun merapihkan kemejanya seraya beranjak dari tempat duduknya. Kean keluar kantor dan berjalan kaki menuju sebuah toko suvenir yang jaraknya tak terlalu jauh dari kantornya. Kean merasa jika ia sedang berada di Sydney, jarak beberapa meter ini tidak terlalu jauh untuk ditempuhnya dengan berjalan kaki namun, andai saja Ia berada di Jakarta sudah pasti ia lebih memilih untuk naik mobil.

Lonceng pintu berbunyi ketika Kean memasuki toko. Seorang pria paruh baya bertopi putih yang merupakan pemilik toko tersenyum menyambut Kean.

"Mmm...Sorry, I'm looking for suitable items to give to my partner. Can I ask for recommendations?"

Penjaga toko itu menunjukkan sebuah rak yang letaknya berada di ujung.

"You can choose on the shelf over there."

"Oh oke, tank you."

Kean pun berjalan pergi menuju rak yang berada di sudut sebelah barat. Kean tersenyum melihat banyaknya benda-benda lucu yang menjadi kesukaan perempuan.

"Kira-kira Tasila suka yang mana ya?" Kean mengetuk-ngetuk dagunya bingung.

"Boneka gak mungkin, dia bukan remaja SMA. Tas takut gak di pake. Semenjak sakit kan dia udah jarang jalan-jalan keluar. Terus apa ya?"

Atensi Kean tertuju pada sebuah cincin mutiara asli yang harganya cukup fantastis. Wajar saja karena kotaknya pun terbuat dari kaca berkilau yang mempercantik tampilan luarnya juga.

"Apa aku beliin cincin aja ya?" Kean tersenyum dan mengangguk-angguk.

Sejak acara akad kemarin Kean belum memberikan kekasih rahasianya itu cincin pernikahan jadi, anggap saja ini sebagai pengikat sementara sampai perempuan itu mau menerimanya.

Tanpa pikir panjang Kean pun langsung mengambil cincin mutiara tersebut dari atas rak. Ia pun memilih-milih barang lainnya untuk sang Mamah juga hadiah untuk Bi Siti karena telah menjaga istrinya dengan setulus hati.

"Segini cukup lah." Kean pun membawa barang-barang di dalam troli ke tempat penjaga toko tadi.

Penjaga toko mulai menotal semua barang yang Kean beli. Kean pun menyerahkan black card-nya untuk membayar.

Setelah selesai Kean pun membawa tote bagnya bergegas keluar toko.

Bruk...

"Sorry, sorry, I didn't see the road earlier. are you okay?" Seorang perempuan berambut cokelat tidak sengaja menabrak Kean saat Ia berjalan sambil bermain handphone.

"It's okay, don't worry." Balas Kean sambil merapihkan Tote bagnya.

"Kean?" Kean menoleh dengan dahi mengernyit.

"Jennifer." Gumam Kean dengan tatapan dinginnya.

Grep...

Kean mematung terkejut saat tiba-tiba saja perempuan berambut cokelat itu memeluk tubuhnya erat.

"I missed you. I'm really sorry, I didn't mean to hurt you."

("Aku merindukanmu. Aku benar-benar minta maaf, aku tidak bermaksud menyakitimu.")

"Let go of me, I don't want to sin because of you!"

("Lepaskan aku, aku tidak mau berbuat dosa karena kamu!")

"Why? Are you angry with me to the point of ridiculing me for sins?" Jennifer melepas pelukannya kasar.

("Kenapa? Apa kamu marah padaku sampai-sampai mengejekku penuh dosa?")

"That's not what I mean__"

"Ke, let's go clubbing to make up for my mistake." Jennifer bergelayut manja di lengan Kean.

("Ke, ayo kita clubbing untuk menebus kesalahanku")

"No! I won't be going back to that place ever again!" Tegas Kean.

("Tidak! Aku tidak akan kembali ke tempat itu lagi!")

"Why?" Jennifer menatap Kean dengan wajah imutnya akan tetapi hal itu bukan membuat Kean terbujuk malah membuatnya muak.

"Get out of the way! I don't have time."

("Minggir! Aku tidak punya waktu.")

Kean menarik tangannya sedikit kasar dan berjalan pergi melewati Jennifer begitu saja.

"Kean! I promise I'll get you again." Teriak Jennifer.

("Kean! aku berjanji akan mendapatkanmu lagi")

Kean berhenti sejenak dengan ekspresi ilfilnya mendengar penuturan Jennifer. Ia pun lanjut berjalan tanpa menanggapi apapun.

****

Menikmati sarapan paginya sambil menatap belahan kota Sydney dari ketinggian. Itulah yang Kean lakukan sekarang. Sungguh beruntung Ia bisa menjadi salah satu orang kaya di sini.

"Rasanya sungguh nikmat ketika kita dapat menjabarkan keindahan ini tidak hanya melalui logika namun dengan menyangkut pautkan kekuasaan Allah juga di dalamnya."

"Dahulu aku tidak pernah merasakan kenikmatan ini. Aku tidak pernah merasa setenang ini saat melihat alam. Pemandangan ini, bagiku hanya hal biasa tidak ada yang istimewa selain dari bangunan-bangunan ciptaan manusia. Namun kini aku sadar kekuasaan Allah lah yang begitu besar hingga mampu membuat sebuah kota seindah ini."

"Aku bangga dilahirkan di sini. Aku juga bangga karena tidak lagi buta dunia, aku bersyukur bisa menjadi seorang muslim. Agama ini begitu indah, andai aku tau dari dulu mungkin aku sudah memeluk dan belajar islam dari lama."

Dahulu sebelum masuk Islam Kean diuji dengan beberapa pertanyaan yang tentu saja membuatnya khawatir waktu itu. Namun karena anugrah hidayah yang sudah melekat pada dirinya sedikit keraguan hatinya seolah tidak ada artinya dengan tekad yang sudah Ia siapkan sebelumnya.

Kean diberitahu rutinitas menjadi seorang muslim dimana Ia harus melaksanakan sholat 5 waktu, harus bisa membaca Al-Qur'an dan, mempelajarinya memang cukup sulit karena berbahasa Arab. Belum lagi Kean harus menghafal beberapa bacaan sholat berbahasa Arab karena tidak mungkin Kean akan selamanya sholat sambil membaca buku panduan.

Selain itu orang muslim akan diwajibkan puasa tanpa makan-minum dari waktu imsak hingga waktu Magrib tiba selama 1 bulan penuh untuk laki-laki. Awalnya Kean agak merasa keberatan mengetahui hal itu karena Ia tidak pernah sekalipun berpuasa.

Namun pada akhirnya Kean yang sudah memiliki tekad dan keyakinan hati yang kuat memutuskan untuk menerima semuanya. Ia bersedia belajar semua hal tentang peribadahan yang telah disebutkan jika memang itu penting.

Kini Kean tau jika memang ada sebuah agama yang dapat menguntungkan pemeluknya yaitu agama Islam. Sholat memang dengan tujuan untuk menyembah Allah namun, saat seseorang melaksanakan sholat dia juga merasakan manfaatnya untuk diri sendiri.

Seperti yang Kean rasakan saat ini. Walaupun awalnya Kean masih belum lancar dengan bacaan-bacaannya dan always menggunakan buku panduan namun dengan semua keribetan itu Kean sama sekali tidak mempermasalahkan. Malahan ia selalu berusaha bagaimana caranya Ia mendapatkan ketenangan setelah melaksanakan ibadah wajib itu.

1
Marya Dina
ayo tas kean.. ikur kenangan tipis2 dulu nnumbuhin rasa2 dulu
seneng klo udh liat begini
semangat othorr💪💪💪🤭
Marya Dina
gak pp sila goda aja kean terus
semoga kebahgiaan menghampiri kalian .
Marya Dina
cie ciee tasila seneng kan.
mooga bisa nerima kean.. sila..
Marya Dina
yes . akhirnya biar tasila tau...
mau liat bucin nya mereka lgi.
v3r4
Bagus ceritanya👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Marya Dina
sy udh baca sampe 7bab. tapi kyak nya d baru y thor kemren d hapus
larasatiayu: bc pnyaku jg dong
Marya Dina: eh iya yak q baca sampe rasa syukur..🤭
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!