[Note : Update jika Author tidak sibuk]
Seorang siswa bernama Ash Kisaragi mendapati dirinya terpanggil ke dunia lain bersama teman sekelasnya. Kala itu mereka bertemu dengan seorang Dewi dan mendapatkan sebuah skill sesuai dengan yang mereka inginkan sebagai bekal ke dunia lain. Namun, berbeda dengan teman sekelasnya Ash mengambil semua skill yang tidak masuk dalam kategori skill petarung.
Setelah perpindahan dunia, Ash langsung pergi meninggalkan teman satu kelasnya. Ternyata ini bukan kali pertama Ash dipanggil ke dunia lain, ia tak ingin menjadi seorang pahlawan dan ingin hidup santai.
Kisah Pahlawan Yang Pernah Mengalahkan Raja Iblis Dan Dipanggil Kembali Untuk Menjadi Pahlawan Sekali Lagi. Namun Dia Menolak Dan Ingin Hidup Bebas Dimulai!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Katsumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 5 : Menjelajah
Setelah bergabungnya lima orang gadis, Ash mulai memasuki hutan untuk mengumpulkan bahan makanan dan hal lain yang mungkin bisa berguna.
"Aku sudah melihat sekitar jadi aman saja meninggal mereka, tak ada monster di sekitar sini. Yah, goblin kemarin pengecualian karena mereka memang sudah membuntutiku," gumam Ash.
Kurasa aku akan menjelajah cukup lama, masih ada jamur yang tersisa di gubuk jadi seharusnya mereka tak perlu menungguku untuk makan, pikir Ash.
Ash terus berjalan masuk kedalam hutan hingga sinar mentari tak bisa masuk karena terhalang oleh pepohonan yang rimbun. Di sana ia mendapatkan cukup banyak jamur dan tanaman herbal, semua itu dimasukkan kedalam jasnya yang dibuat menjadi tas sederhana.
Bagian bawah diikat sedemikian rupa agar tidak ada lubang, semua kancing di kaitkan satu sama lain dan bagian lengan dijadikan sebagai webbing — tali tas.
Saat itu Ash berhenti sejenak dan membuka peta yang diberikan oleh komandan kesatria, Jadi ini memang dunia yang sama, yah? Tapi Dewi yang memanggilku berbeda dengan yang sebelumnya, gumam Ash saat melihat nama kota yang familiar.
Ia menutup peta itu dan melanjutkan penjelajahannya, hingga ia sampai di tempat yang cukup lapang. Sebuah lapangan kecil dengan pohon yang mengelilingi setiap sisinya, membentuk sebuah lingkaran. Di atas tanah yang terasa cukup lembab, Ash melihat tapak kaki hewan. Ada dua jejak yang berbeda.
Jejak pertama memiliki bentuk yang sama seperti tapak kaki kucing atau anjing, sehingga Ash berasumsi kalau itu adalah jejak serigala.
Lalu jejak satunya memiliki bentuk seperti hati terbalik yang bagian tengahnya terpisah, bentuknya lonjong dan runcing. Hewan yang memiliki jejak seperti itu adalah rusa.
Ash berjalan mengikuti jejak itu dengan waspada, saat ia sampai di ujung jejak. Bukan rusa maupun serigala yang ia temukan melainkan pemukiman goblin. Karena hal itu ia langsung bersembunyi di balik batang pohon agar para goblin tak menyadari keberadaannya.
Ash naik ke atas dahan pohon agar lebih leluasa mengintai pemukiman para goblin dan ia melihat ada seekor rusa yang sedang di makan oleh kerumunan serigala.
Jadi ada goblin rider di pemukiman itu, yah? gumamnya dalam hati.
Ash membuka peta lalu menandai lokasi pemukiman goblin. Setelah itu ia turun dari dahan pohon secara perlahan dan menjauhi pemukiman para goblin. Terlebih lagi hati sudah mulai gelap, Ash memutuskan untuk kembali ke gubuknya.
Selama perjalanan pulang ia tetap mencari persediaan, lalu ia menemukan...
"Ouh! Beruntung!" dengan penuh semangat Ash langsung memanjat pohon, "Telurnya cukup banyak." Ia menemukan sarang burung yang memiliki telur sebanyak lima butir.
Setelah mengambil telur itu, Ash langsung bergegas pulang.
...****************...
Ketika mulai dekat dengan camp, Ash bisa mencium bau harum. Bau apa ini? Apa mereka sedang memasak? pikir Ash menerka.
Ia berjalan perlahan dan melihat para gadis sedang bekerja sama, ada yang tengah menjaga api agar tak menjadi besar atau padam, ada yang memotong jamur dan tanaman herbal, lalu ada juga yang sedang mengambil air dari sungai.
"Ash-kun, selamat datang kembali!" seru Luna dengan senyum hangat.
"Eh?!" Ash terkejut dengan sapaan selamat datang itu, "Ah, aku kembali..." ucapnya canggung.
Berjalan mendekat secara perlahan ia melihat gadis berambut putih dengan mata biru, wajahnya datar tanpa ekspresi. Gadis itu sedang mengaduk panci berisikan sup jamur dengan tambahan beberapa tanaman herbal.
"Ah, maaf. Aku meminta sedikit tanaman herbal dari dalam gubuk untuk membuat sup ini," ucap gadis itu.
"Iya..." saut Ash dengan nada bingung.
"Hoi! Dari mana saja kau? Meninggalkan kami begitu saja dan pulang larut begini!?" tak lama setelah itu Risa berseru dengan nada yang terdengar kesal.
"Tunggu Risa-chan," seorang gadis berambut pendek sepanjang bahu mencoba menghentikan Risa.
"Maaf, aku pergi cukup jauh tadi. Oh iya, apa sup-nya sudah matang? Jika mau kalian bisa tambahkan telur burung ini," Ash mengeluarkan lima butir telur yang ia dapatkan selama menjelajah.
"Tidak, simpan saja itu untuk makanan esok hari," gadis berambut putih itu langsung menjawab.
Mendengar jawaban itu Ash langsung berjalan masuk ke dalam gubuk dan menata barang-barang. Menghela nafas pendek, Ash mengambil satu batu sihir goblin lalu keluar dari gubuk.
"Ash-kun!" panggil Luna sambil menggerakkan tangannya, "Kemarilah, waktunya makan malam."
Melihat para gadis yang penuh semangat Ash tersenyum kecil, pada awalnya dia berpikir para gadis ini akan terpuruk dan bersedih. Namun, siapa sangka mereka bisa tegar menerima apa yang terjadi.
Luna mengambil semangkuk sup lalu memberikannya pada Ash.
Dengan wajah penuh kebingungan Ash menerimanya, dari mana mereka mendapatkan alat-alat ini? batin Ash bertanya-tanya.
"Ada apa?" Luna memiringkan kepalanya dan bertanya dengan wajah heran.
"Ah, tidak. Hanya saja aku heran dari mana kalian mendapatkan alat-alat ini," saut Ash.
"Ouh, itu karena Azusa memilih Cooking item saat pemilihan di ruangan putih itu, jadi kami memiliki panci, pisau dapur, nampan, sendok sup, wajan, teflon, serta peralatan makan dari kayu," jelas Luna.
"Selain itu aku juga mengambil Job Chief," tambah gadis berambut putih bernama Azusa Izayoi.
"Much~ umm~ jadi alasanmu mengambil beberapa tanaman herbal itu untuk dijadikan penyedap rasa untuk sup, yah?" Ash mencoba mendapatkan informasi.
Azusa mengangguk pelan, "Ya, berkat job chief aku bisa tahu bahan apa saja yang diperlukan serta dengan skill identification aku bisa tahu bahan itu aman atau beracun."
Ash merenung sejenak, lalu ia tersadar. "Hei, apa kita bisa bertukar informasi mengenai kemampuan satu sama lain agar bisa membentuk kerja sama yang lebih efisien?"
"Kurasa itu ide yang bagus!" seru Luna.
"Kalau begitu dimulai dariku, sepertinya kalian semua sudah tahu Job dan skill apa saja yang kuambil, kan?" ujar Ash.
Semua gadis mengangguk, yah lagipula Ash menjadi sorotan saat pemilihan karena mengambil semua jenis job dan skill yang tak berguna dalam pertempuran.
"Selanjutnya aku, Luna Kurokawa, Healer dan Alchemy adalah job yang kuambil, skill identification, serta dua item berupa tongkat suci dan item alchemy," ucap Luna.
"Azusa Izayoi, job Frost Magician dan Chief," lanjut Azusa dengan singkat.
"Tama Yu-Yutori... job Tamer," lanjut gadis berambut pendek dengan malu-malu.
"Koharu Shimoe, job Flame Magician!" seru gadis berambut merah dengan gaya kuncir kembar penuh semangat.
"Risa Sunohara, job Magic Knight," lanjut Risa sambil memandang sinis ke arah Ash.
Ash mencoba mengabaikan tatapan Risa, ia bangun berdiri, "Kalian beristirahat saja, aku akan berjaga malam ini. Gubuk itu memang kecil, tapi masih bisa menampung setidaknya lima orang," ujar Ash.
"Ah, tak perlu khawatir kami punya tenda dari item survival," sela Risa.
"Be-begitu, yah..." Ash hanya tersenyum canggung lalu ia berbalik dan berjalan menuju ke gubuknya.
...****************...
Setelah kepergian Ash, Luna menatap Risa.
"Ada apa, Luna?" Risa yang merasakan tatapan Luna langsung bertanya.
"Eh? Ah, apa kamu bisa bersikap baik pada Ash-kun? Dia adalah penyelamat kita," balas Luna.
"Maaf, tapi aku masih belum bisa mempercayainya. Apa kau tak ingat kejadian kemarin? Kelas menjadi kacau dan anak laki-laki mulai bertindak semena-mena mereka," Risa mulai kesal karena mengingat kejadian kala itu.
"Tapi... Ash-kun itu berbeda... setidaknya aku percaya itu," ungkap Luna sambil melirik ke arah Ash yang berjalan ke gubuknya.
Risa menatap mata Luna, lalu ia menghela nafas, "Baiklah, aku akan mencoba bersikap baik padanya."
Mendengar hal itu Luna tersenyum senang.
