My Arumi

Pernikahan Arumi dan Malik dilaksanakan di kamar perawatan Malik. Pernikahan itu hanya dihadiri oleh keluarga Arumi, dokter dan suster, serta Omar. Tak ketinggalan juga Husen, sepupu dari Malik yang menjadi saksi dari pihak mempelai pria.

Meskipun itu pernikahan sederhana, tapi Malik meminta Omar untuk mempersiapkan dengan detail dan sebaik-baiknya. Dimulai dari gaun pernikahan serta mas kawin yang diberikan merupakan yang terbaik.

"Sah "

Arumi menitikkan air matanya saat ucapan para saksi menggema di ruang perawatan Malik. Dan kini, status Arumi telah berubah menjadi istri seorang Malik Al Rasyid. Lebih tepatnya istri kedua Malik.

Shahnaz dan Dayana membawa Arumi untuk mendekat pada Malik yang duduk di kursi roda berhadapan dengan sang ayah dan seorang penghulu di hadapannya.

Arumi duduk di samping Malik yang telah resmi menjadi suaminya. Arumi meraih punggung tangan Malik kemudian menciumnya. Malik menatap Arumi dengan tatapan yang tak bisa diartikan. Ia kemudian bergerak perlahan mengecup kening Arumi.

Diam-diam Malik mengagumi kecantikan istri keduanya itu. Meskipun hanya menggunakan riasan tipis, tapi hal itu justru semakin membuat Arumi terlihat menawan.

Bahkan Husen dan Omar pun turut mengagumi sosok istri kedua Malik itu. Hanya saja, mereka cukup tahu diri dan sadar jika Arumi kini sudah menjadi milik Malik.

" Papa tahu, ini bukan pernikahan impian kamu sayang... Tapi ini sudah menjadi keputusanmu. Papa hanya berpesan, patuhlah kepada suamimu. Jadilah seorang istri dan juga ibu yang baik. Kami akan selalu berdoa untuk kebahagiaanmu " ucap Zayyan penuh haru. Ia harus berbesar hati melepaskan putri sulungnya itu.

Arumi mencium tangan Zayyan dengan linangan air mata lalu memeluk sang ayah.

Setelahnya, Arumi beralih kepada Shahnaz yang tengah menangis haru.

" Ma... " lirih Arumi menatap wajah Shahnaz yang sudah basah dengan air mata.

Shahnaz segera menarik Arumi dan memeluknya dengan erat.

Tak ada banyak kata, hanya diungkap dengan sebuah pelukan erat yang menandakan betapa beratnya ia melepaskan putri pertamanya itu.

" Doain Rumi, supaya bisa jadi istri dan ibu yang baik kayak Mama ya " pinta Arumi yang semakin membuat Shahnaz meluruhkan air matanya.

" Kamu pasti bisa, sayang. Mama yakin kamu bisa menjadi istri yang baik. Kamu harus selalu bahagia ya " ucap Shahnaz menahan kesedihannya karena harus melepas Arumi secepat itu.

Arumi beralih kepada Oma Meisya yang sejak tadi tergugu. Tak menyangka cucu yang dirawatnya sejak bayi, kini telah menikah.

" Semoga, oma bisa lihat buyut oma secepatnya " ucap Oma Meisya mencoba menghalau rasa sedih yang sejak tadi memenuhi hatinya hingga membuat Arumi yang sejak tadi melow mencebik kesal.

" Apaan sih oma... " gumam Arumi jengkel.

Arumi menoleh ke arah Dayana dan Ezar. Dayana mencoba menahan air mata agar tidak mendarat di pipi mulusnya. Sementara Ezar, si bungsu yang baru berusia 10 tahun itu justru sudah banjir dengan air mata.

" Kakak... Jangan tinggalin Ezar ! Kalau kakak Rumi pergi, nanti Kak Dayan semena-mena sama Ezar " adu Ezar yang langsung memeluk Arumi dengan sesenggukan.

" Ciih, apaan sih. Dasar anak manja ! Kamu itu anak laki-laki, masa cemen " semprot Dayana sambil mendelikkan mata.

" Tuh kaan... Kak Dayan galak. Nanti Ezar jadi korbannya Kak Dayan terus " rengek Ezar lagi.

Arumi menarik dua sudut bibirnya, meskipun seperti kucing dan anjing tetapi mereka saling menyayangi satu sama lain.

" Sudah... Nanti kalau Kak Dayan nakal, kan Ezar bisa bilang sama mama atau sama oma. Ezar gak boleh cengeng. Ezar harus jadi anak yang berani biar bisa lindungi mama, papa, oma, Kak Rumi, Kak Dayan. Ok ! " ucap Arumi membujuk Ezar, ia juga menghapus air mata di wajah adik kecilnya itu.

Sejak kecil, Ezar memang sangat dekat dengan Arumi.

" Ok, Ezar pasti jadi laki-laki yang kuat dan berani. Ezar akan lindungi semuanya " ucap Ezar setuju.

" Week " ledek Dayan sambil menjulurkan lidahnya melirik Ezar.

" Kakaak... " rengek Ezar tak suka. Bahkan bocah berusia 10 tahun itu menghentakkan kakinya

" Ezar, inget apa kata kakak... " ucap Arumi kepada adik bungsunya itu.

Seketika Ezar menutup mulutnya lalu mengangguk. Ia berjalan mendekati Dayana, lalu menginjak kaki Dayan membuat Dayana memekik.

" Ish... Dasar anak manja ! " pekik Dayana tak terima.

Buru-buru Ezar bersembunyi di balik tubuh sang ibu saat Dayana bersiap membalas.

" Sudah, sudah... Kamu itu kayak anak kecil aja ! " seru oma Meisya membuat Dayana berdecak.

Sementara Ezar tersenyum penuh kemenangan karena bisa membuat sang kakak tak berkutik.

" Dayan... Nanti jangan berantem terus sama Ezar ya ! Kamu harus akur, baik-baik sama adiknya ! " titah Arumi kepada Dayana.

Dayana menatap Arumi. Remaja cantik berusia 17 tahun itu lalu memeluk sang kakak.

" Kakak baik-baik ya. Kalau Om itu jahatin kakak, kakak kabur aja " bisik Dayana sambil melirik ke arah Malik.

Ia tahu betul jika sang kakak terpaksa melakukan hal ini, dan Dayana juga sangat mengkhawatirkan sang kakak.

" Doain aja yang baik-baik buat kakak " ucap Arumi sambil menangkup pipi Dayana dengan sebelah tangannya.

" Om... Jangan jahatin Kak Rumi ya ! Kalau Om jahatin Kak Rumi, Om harus berhadapan sama Ezar " celetuk Ezar. Ia berjalan ke hadapan Malik lalu menatap pria tampan yang masih duduk di atas kursi rodanya.

Malik hanya mengangguk dan tersenyum samar. Ia bisa menilai jika istrinya ini sangat disayangi oleh keluarganya.

" Tuan Malik, saya titip Arumi. Tolong sayangi dan lindungi dia. Walaupun, pada awalnya pernikahan ini dilakukan sebagai penebus kesalahan tapi pernikahan kalian dilakukan dengan ikrar di hadapan Tuhan. Tolong jangan sakiti hatinya, karena sedikitpun kami tak akan rela jika ia tersakiti. Kami membesarkannya dengan penuh kasih sayang. Kembalikanlah dia kepada kami jika anda merasa tak bisa lagi bersamanya " pesan Zayyan kepada Malik.

Malik hanya mengangguk tanpa mengeluarkan suaranya.

Aku tak akan melepaskannya. Selamanya ia akan menjadi istriku apapun yang akan kuhadapi nanti.