NovelToon NovelToon
Hunter System

Hunter System

Status: tamat
Genre:Tamat / Sistem / Kebangkitan pecundang / Epik Petualangan / Solo Leveling
Popularitas:1.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: MeowMoe

IG : @_meowmoe_

🥇Juara 1 - lomba menulis : Hunter X Dungeon

Hunter System (Sistem Pemburu)

Di balik sebuah gerbang Dungeon terdapat beragam monster yang berasal dari dunia lain.
Monster-monster yang kapan pun siap menginvasi umat manusia di Bumi.

Alvin, seorang Hunter berperingkat rendah yang selalu diejek oleh teman-temannya saat masih berada di Akademi Hunter, hampir saja tewas di dalam sebuah Dungeon saat rekan dalam tim raid mengorbankannya sebagai umpan pada para monster.

Saat sekarat, Alvin tiba-tiba mendengar suara robot elektronik terngiang di kepalanya.

["Aku adalah Sistem Pemburu, aku akan membantumu memburu para monster dan makhluk apa pun yang mengganggumu."]

Walaupun Alvin meragukan suara dari sistem yang telah masuk ke dalam pikirannya, pada akhirnya ia menerima bantuan Sistem Hunter, yang berjanji akan menjadikannya sebagai pemburu terkuat di dunia. Seorang pemburu yang akan menghabisi seluruh monster di Dungeon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MeowMoe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35 - Hasil Penjualan

Setelah semua pengekstrakan selesai, tim dari Pusat Pengolahan memanggil Alvin dan rekan-rekannya ke sebuah ruangan untuk mendiskusikan dan menandatangani beberapa dokumen pembelian hasil raid yang mereka lakukan.

.........

“Silahkan dilihat tuan Rufino,” ucap manager pemasaran pada Alvin, sembari menyerahkan dokumen jual beli hasil raid padanya.

Alvin agak bingung saat orang itu malah berbicara padanya dibandingkan berbicara dan menyerahkan dokumennya pada Raymond, padahal Raymond lah kapten tim mereka.

Raymond dapat mengerti tatapan sungkan dari Alvin. Ia kemudian mengangguk pelan, lalu mempersilahkan Alvin untuk memeriksanya. Lagian, ia tahu bahwa mereka tidak akan berhasil menutup gerbangnya tanpa bantuan Alvin.

Alvin akhirnya membuka dokumen itu.

Setelah membaca semua isi dokumen, ia menatap sang manager pemasaran lagi dengan alis mengernyit.

“Kenapa harga monster-monster itu sangat murah? Bukankah mereka monster peringkat C?”

Manager menggaruk-garuk belakang telinganya. Hal itulah yang sebenarnya hendak ia bicarakan.

Pada saat itu, Jack Paul kebetulan datang dan bergabung bersama mereka.

Jack yang baru saja kembali dari ruang pengolahan untuk mengecek hasil penyerapan inti Mana monster yang tim ilmuwan lakukan, sudah mengerti kenapa manager itu tampak gelisah.

Jack akhirnya berinisiatif menggantikan sang manager untuk menjelaskan apa yang terjadi.

"Tuan Rufino, saya baru saja kembali dari ruang pengolahan dan melihat data yang tim ilmuwan dapatkan setelah mereka melakukan penyerapan pada inti Mana."

"Apa ada yang salah?"

"Ya. Saya rasa, hal ini baru pertama kalinya terjadi selama 25 tahun ini."

"Apa itu?"

"Monster-monster itu tidak memiliki inti Mana."

Alvin sangat terkejut. Namun ia segera menyembunyikan ekspresi terkejutnya karena ia langsung menyadari sesuatu.

'Sistem. Apakah saat aku membunuh monster, Rimi langsung menyerap inti Mana monster yang terbunuh untuk dijadikan experience point ku?'

["Kau benar. Kau juga merasakan ada energi Mana yang terserap kedalam tubuhmu setiap kau berhasil membunuh satu monster, kan?"]

'Ya. Karena itu aku bertanya.'

.........

Alvin menggosok-gosokkan salah satu telapak tangan ke wajahnya sambil sesekali melirik Raymond dan rekan-rekannya yang kebingungan mendengar apa yang Jack katakan tadi.

Mereka sudah sepakat untuk menjual hasil ekstrak experience point untuk mendapatlan keuntungan yang lebih besar. Alvin juga sudah terlanjur mengatakan bahwa mereka akan mendapatkan keuntungan yang sangat besar jika mereka mau mengangkut semua mayat monster keluar dari Dungeon.

"Mati aku," batin Alvin.

Alvin kemudian menatap Jack sambil tertawa canggung.

"Pantas saja aku bisa mengalahkan mereka dengan mudah. Ternyata mereka tidak memiliki inti Mana ya...?"

"Itu tidak mungkin. Energi Mana di kulit, tulang dan daging mereka masih ada. Mereka tidak akan bisa memilikinya jika tidak memiliki inti Mana," sahut Jack.

"Kau brengsek, Jack! Kenapa kau malah memperjelasnya?!" umpat Alvin dalam hati. Ia kemudian menoleh pada Raymond, yang sedang menatapnya dengan tatapan curiga, "Ah..., dia pasti tahu aku berbohong karena dia tadi hampir terbunuh oleh lizardman itu," pikir Alvin.

"Tidak usah dipikirkan. Nah, berapa total pembayaran semua hasil raid itu tadi?" tanya Alvin sembari membalik-balik lagi lembar dokumen di tangannya.

“Baik semua mayat monster dan kristal sihirnya, setelah dipotong biaya pengolahan, Anda dan tim akan menerima 45.000 dollar," sahut sang manager.

Alvin mengangguk pelan sembari menyerahkan dokumen di tangannya pada Raymond dan teman-temannya.

'Inti Mana ternyata sangat mahal. Kami harusnya menerima 200.000 dollar, kan?'

["Ya. Karena itu jagalah tubuhmu dengan baik. Mulai sekarang kau akan menjadi pabrik uang berjalan."]

'Aku tidak sedang berbicara padamu!'

["Aku hanya sedang bersenandung."]

'...'

"Baiklah. Apakah kami akan menerima pembayaran tunai?"

Manager langsung menyerahkan sebuah kotak berisi uang elektronik pada Alvin.

"Ini pembayarannya, tuan Rufino."

"Terimakasih," sahut Alvin sembari mengambil kotak itu lalu menyerahkannya pada Raymond.

Alvin dapat melihat ekspresi tak percaya di wajah Raymond dan teman-temannya atas apa yang telah mereka terima. Karena itu, Alvin langsung pamit undur diri pada Jack dan manager pemasaran, lalu mengajak Raymond dan keenam rekannya untuk pergi bersama.

.........

"Bukankah itu hal yang aneh, tuan Paul?" tanya manager pemasaran pada Jack, yang masih menatap pintu ruangan yang baru saja Alvin tutup.

"Ya. Sangat tidak mungkin monster tanpa memiliki energi Mana," sahut Jack dengan suara datar.

"Apakah mereka sudah menyerap inti Mana nya di tempat pengolahan swasta sebelum membawa mayat-mayat itu kesini?"

Jack tahu jika hal itu tidak mungkin karena ia sudah berada bersama mereka sejak mayat-mayat itu dikeluarkan dari dalam Dungeon.

Jack kemudian berbalik dan berdiri berhadapan dengan sang manager. Ia juga menepuk pelan pundak manager pemasaran itu sembari tersenyum penuh arti.

"Tolong rahasiakan ini dari siapa pun. Aku juga sudah meminta hal yang sama pada kepala tim ilmuwan," pinta Jack yang kemudian pergi meninggalkan sang manager setelah mendapat anggukan cepat darinya.

......................

"Bro, apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Raymond yang sedang berjalan di samping Alvin, sementara keenam rekannya berjalan di belakang mereka sambil masih membaca isi dokumen penjualan.

"Aku tidak tahu. Tapi, bukankah kalian akan mendapatkan 35.000 dollar di luar harga semua kristal sihir? Bukankah itu sangat layak untuk harga mengangkut mayat monster-monster? Kalian ambillah semua 45.000 dollar itu. Kali ini anggap aku hanya membantu."

Raymond tertawa canggung sembari menggaruk-garuk kepalanya. Bayaran itu sudah sangat banyak dibandingkan pekerjaan yang ia lakukan. Ia merasa kaget hanya karena sudah mengkhayal hal yang tidak-tidak bersama rekan-rekannya saat menghitung bahwa mereka setidaknya akan mendapat 80.000 dollar dari hasil raid setelah berbagi dengan Alvin.

"Y-ya... Itu sebenarnya sangat banyak..., terima kasih untuk bantuanmu."

"Nah, kurasa tidak ada yang harus diperdebatkan, kan?"

"K-kau benar..."

["Kau jahat."]

'Di bagian mana jahatnya? Aku yang membunuh monster-monster itu seorang diri. Dan lagi aku mengatakan bahwa kami setidaknya akan mendapat 75.000 dollar, kan? Nah, anggap aku mengambil 30.000 dollar dari bagian ku yang 50%. Bukankah mereka masih untung?'

["Kau tiba-tiba menjadi cerdas jika menyangkut uang."]

'Semua orang akan menjadi cerdas jika menyangkut uang.'

["Baiklah..."]

'... Apa maksud mu dengan baiklah itu?'

["Entahlah."]

'Kau ingin mengatakan aku sebenarnya bodoh jika bukan mengenai uang, kan?!'

["Kau yang mengatakannya."]

'Kau...'

Alvin tiba-tiba terdiam saat ia merasakan aura sihir dari energi Mana besar yang sedang datang menuju ke arahnya.

Ia kemudian menatap ke ujung koridor, pada seorang wanita bertubuh montok berusia sekitar akhir 20an dan sedang berjalan dengan langkah percaya diri bak seorang perawagawati menuju ke arah mereka.

Di belakang wanita itu, ada puluhan hunter yang masih menggunakan armor lengkap, dengan banyak darah dan keringat di sekujur tubuh mereka, seakan baru saja pulang dari medan pertempuran berat.

.........

"Bro, kau sebaiknya menepi," ucap Raymond pelan, sembari menarik lengan Alvin untuk menepi ke dekat tembok koridor.

Alvin menurutinya. Ia tidak masalah mengalah hanya untuk sebuah jalanan umum pada siapa pun, kecuali mereka dari keluarga Lewis yang sangat dibencinya.

Alvin, Raymond dan keenam rekannya langsung menundukkan sedikit kepala mereka, membalas sapaan hunter wanita itu yang terlebih dahulu menundukkan kepalanya sembari tersenyum ramah pada mereka.

"Sesuai dengan kabar burung dan banyak orang sebutkan di media. Dia satu-satunya hunter kuat yang sangat ramah," ucap Raymond pelan, mengagumi wanita itu.

"Hei, jangan terlalu lama menatapnya. Kau tahu? Tidak sopan menatap wanita seperti itu terlalu lama," ucap seorang hunter pria yang berjalan di barisan paling belakang.

"M-maaf, tuan Garin," sahut Raymond cepat, saat tahu siapa yang menegurnya.

Joey Garin menyeringai lebar saat melihat Raymond tampak ketakutan. Namun, seringainya langsung menghilang saat melihat pria tinggi bertubuh kurus yang berdiri di samping Raymond, sedang menatapnya dengan tajam.

"Brengsek. Membuat kaget saja!" umpat Joey dalam hatinya, ia terkejut ketika melihat tatapan Alvin yang bagaikan seekor elang sedang mengintai mangsanya.

"Kenapa kau menatap ku seperti... I..tu...?" Joey terdiam sejenak sebelum akhirnya menyadari siapa pria yang berdiri dihadapannya, "Kau Alvin Rufino? Buron Asosiasi Kota S, kan?!"

Mendengar apa yang Joey ucapkan dengan nyaring, semua orang yang sudah berjalan mendahuluinya berpaling dan menatap ke arah mereka.

......................

1
Akbar
Luar biasa
Nika: thank you kak 💖🙏
total 1 replies
Argon wisnu handoko
good
Argon wisnu handoko
keindahan mata-mata
Akbar
Luar biasa
𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу​​​᭄
.
AHMAD BAIHAKI
Luar biasa
Nika: thank you kak 💖🙏
total 1 replies
Another Heaven
good!
Madara_kw
Aku madara mengakui novel ini sebagai novel terhebat pernah kubaca
karyaku: hi kk, mampir yuk di cerita author." transmigrasi menjadi istri mafia " jangan lupa ya, di jamin seru deh.
Nika: terharu 😭
total 2 replies
Madara_kw
novelnya seru kak endingnya juga ok kok
Nika: terima kasih kak 💖🙏
total 1 replies
Madara_kw
seru terus happy ending?hahaha liat sendiri lah/Chuckle/
Nika: thank you kak 💖🙏
total 1 replies
Madara_kw
nah ini nih yang dikatakan happy ending,kalo sad ending alvin hilang orh dicintai,kalo bad ending dunia musnah,kalo perfect ending ga ada yang mati ato kehilangan orang tersayang kayak alvin kehilangan mina #INEEDPERFECTENDING/Sob/
Madara_kw
kok nangis ya ketika tau angka 10 itu
Nika: ada cerita tentang Mina kak di novel satunya Godess Of War
total 1 replies
abdillah musahwi
banyak kali ESnya, nggak kedinginan tuh😁
Nika: wkwkkwk /Joyful/
total 1 replies
abdillah musahwi
selamat meninggal Shiva🙋
Nika: /Smirk/
total 1 replies
Razfiqh
hrs nya begitu kan? "hingga kini ia berada di level 62" kl gini kan kek kurang pas aja "hingga ia kini berada di level 62"
Ridwan Maulana
Luar biasa
Nika: thank you kak 🙏💖
total 1 replies
abdillah musahwi
sistem geblek😁
abdillah musahwi
sistemnya nakalan 😁😁😁😁
Razfiqh
Bodoh.... knp ninggalin surat njingg....kan bisa nanti ngomong berdua
Tatang
makin lama baca makin ga ngerti inti cerita nye kasihan otak gue yg minimalis ini...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!