🌸 Lanjutan cerita dari "Merindukan Rembulan" 🌸
Yang nungguin kisah Fabian dan Laras,yuukkk mampir kesini...
Karena tak kunjung memiliki seorang anak,pernikahan antara Fabian dan Laras yang sudah di jalin selama 5 tahun itu pun terpaksa harus di akhiri karena Laras merasa dirinya tidak mampu memberi keturunan untuk suaminya Fabian.
Dan berharap,kelak suaminya bisa mendapatkan seorang istri yang bisa langsung memberikan keturunan untuk suaminya itu.
Lalu bagaimana jika satu tahun pasca bercerai Laras malah hamil anak dari Fabian??karena kejadian tak terduga,membuat mereka melakukan ONS yang mengakibatkan Laras hamil.
Akankah Fabian mau bertanggung jawab pada anak yang di kandung Laras??
Atau malah membiarkan Laras menjadi orang tua tunggal karena meragukan anak itu sebagai anaknya??
Yuukkk simak kisanya Fabian Bagaskara Herlambang dan Larasati Dewi Adnyana
🌸.Jadwal up :
🌸.Senin
🌸.Rabu
🌸.Jumat
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33.Terima Kasih Sudah Kembali
"Sayang, kamu sudah bangun?" tanya Bian saat sudah mendekati brangkar yang ditempati oleh Laras.
Laras hanya mampu menganggu lemah karena mulutnya masih belum bisa mengeluarkan suara. Bian semakin mendekat lalu menggenggam erat tangan lemah Laras, membawanya dalam kecupan bertubi tubi.
"Terima kasih, terima kasih sudah kembali," lirih Bian tidak henti hentinya menciumi tangan Laras yang terbebas dari jarum infus.
"A_an_anak ki_ta?" ucap Laras dengan tenaga yang dia punya mencoba menanyakan prihal putra mereka.
"Dia lahir dengan selamat sayang, dia sehat dan sempurna. Dia bahkan sudah bisa membuka matanya," jelas Bian dengan mata yang berkaca kaca.
Senyum samar terbit dari wajah pucat Laras saat mendapati jika putra mereka bisa diselamat kan. Rasa lega pun kini begitu dirasakan oleh Laras, meski keadaan nya sendiri masih belum baik baik saja.
Namun dia lega karena putra nya lahir selamat dan dalam ke adaan sehat.
***
***
"Bagaimana? Apa sudah ada informasi tentang kecelakaan yang terjadi pada Laras? Aku yakin, mall sebesar itu pasti memiliki sistem keamanan yang bagus. Pastikan agar kita mendapatkan informasi itu sekecil apapun itu, kita harus tahu apa yang sebenarnya terjadi. Sangat tidak mungkin jika Laras bia jatuh begitu saja disana," ucap Abra pada seseorang disebrang sana yang sengaja dia hubungi untuk membantunya mencari apa penyebab terjatuhnya Laras di mall itu.
Tak berselang lama, Mentari pun datang menghampiri sang suami untuk memberikan kabar jika adiknya sudah siuman.
"Mas, sudah selesai menelpon nya?"
"Sudah, kenapa sayang? Ada yang kamu inginkan?"
"Bukan, aku hanya ingin memberi tahu jika Laras sudah bangun. Tapi kondisi nya masih belum stabil," lirih Mentari memberi tahukan kabar prihal adik iparnya itu.
'Alhamdulillah, terima kasih ya Allah. Terima kasih karena sudah mengembalikan dia pada kami," lirih Abra menatap haru pada sang istri yang juga kini tengah berkaca kaca, saking bahagia nya karena Laras bisa bertahan dari kecelakaan itu.
Tidak menunggu lama, Abra pun langsung beranjak menuju ke ruangan dimana Laras di rawat. Setiba nya didepan ruangan Abra menemukan Bian tengah terduduk di kursi tunggu seorang diri.
"Bi. Bagaimana Laras?" tanya Abra pada adik ipar nya itu.
"Sudah bisa di ajak bicara. Namun saat ini, didalam masih ada mama Sinta. Tunggulah dulu sampai Mama keluar jika Kakak mau menemuinya," jelas Bian pada Abra.
Abra pun mengangguk mengerti, lalu pria itu pun duduk disamping Bian sembari menunggu giliran masuk kedalam diikuti oleh Mentari yang ikut duduk disamping nya.
Sementara itu, didalam ruangan Laras. Tampak seorang wanita paruh baya tengah menangis tersedu disamping Laras.
"Ja_jangan menangis Ma., aku baik baik saja," lirih Laras saat mama Sinta terus saja menangi disisi nya.
"Maafkan Mama Laras, sungguh, Mama menyesal," lirih mama Sinta menyesali perbuatan nya yang sudah memisahkan anak dan menantunya itu.
Meski akhirnya mereka kembali bersama, namun tetap saja. Mama Sinta harus minta maaf karena sudah banyak menekan Laras hingga akhirnya Laras pun menyerah dengan pernikahan nya dengan Bian.
"Aku sudah memaafkan Mama, maafkan Laras juga yang akhirnya harus kembali bersama Mas Bian,"
"Tidak sayang, Mama tahu jika kalian masih saling mencintai satu sama lain. Dan harusnya Mama bisa lebih bersabar lagi,"
Keduanya pun akhirnya saling meminta maaf dan saling memaafkan. Sejatinya, setiap orang tidak akan pernah tahu bagaimana jalan takdir kita masing masing.
Maka, bersabar, berdoa dan terus berikhtiar adalah kunci untuk kita mendapatkan apa yang kita harapkan.
***
***
Sementara ditempat lain...
Tampak seorang gadis tengah duduk dengan penuh kegelisahan. Rasa takut selalu menghantuinya sejak ke pulangan nya dari luar kota.
Sambil menggigit kuku jari jari nya, tak henti henti nya dia bergumam. Berharap apa yang dia gumam kan bisa meredakan kegelisahannya saat ini.
"Tidak, mereka tidak akan pernah tahu. Semua akan baik baik, tenanglah. Kamu melakukan nya dengan sangat hati hati, maka semuanya akan baik baik saja," gumam nya meyakinkan dirinya sendiri.