Milka yang seorang siswi kelas tiga SMA, yang saat cuti sekolah ikut mengunjungi orang tua dari ibu tirinya, harus menjadi kambing hitam untuk menggantikan saudara tirinya, iaitu Melody untuk menikah. Dan, pernikahan itu adalah pernikahan yang sungguh tak masuk akal. Bagaimana tidak, Milka harus menjadi pengantin pengganti, untuk mengantikan Melody menikah dengan hantu. Menikah dengan hantu adalah tradisi keluarga dari ibu tirinya. Dan, malangnya Milka yang menjadi tumbal untuk menjalani tradisi itu.
Dan, dengan terpaksa Milka menerima pernikahan itu, karena jika menolak maka dia tak lagi akan dianggap anak oleh ayahnya. bagaimanakah Milka menjalani kehidupannya di alam baka? Dan sajakah kesulitan yang di hadapi Milka? mampukah dia bertahan ataukah akan memyerah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mikeen S.I, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pembunuhan di Sekolah
Saat berada di sekolah Milka benar-benar takjub dengan apa yang terjadi, karena semua yang ikut saat study tour tak mengingat satu pun kejadian yang menimpa mereka. Orang-orang Underworld memang luar biasa. Ucapnya.
"Lagi pikirin apa?" Dennis mengejutkan Milka.
"Dennis.." sebut Milka yang sudah memutar badan ke arah Dennis berdiri.
"Kaget ya?" Tanya Dennis yang melihat ekspresi Milka.
"Dikit." Ucap Milka.
"Masih pikirin kejadian kemarin?" Tanya Dennis sambil mereka berjalan menuju kelas.
"Aku enggak nyangkah aja kalo ternyata ingatan mereka tuh benar-benar terhapus." Kata Milka.
"Apa sih yang enggak bisa di lakukan oleh orang-orang Underworld." Ucap Dennis. Dan, Milka setuju dengan itu.
"Aku malahan enggak nyangkah kamu ternyata adalah Selir Raja." Kata Dennis membuat Milka menjadi malu.
"Semuanya terjadi di luar dugaan, dan atas keterpaksaan." Sahut Milka.
"Aku juga baru tau kalo ternyata kamu itu pemburu hantu."
"Ya, awalnya kamu yang aku buru. Aku kira kamu itu adalah roh yang bersembunyi di tubuh manusia." Dennis menjelaskan bahwa karena aura negatif pada Milka membuat dia mengira jika Milka adalah roh jahat yang memanfaatkan tubuh manusia demi kepentingan roh jahat itu. Dan dia tak menyangka jika Milka sebenarnya adalah Selir dari penguasa Underworld yang begitu di alu-alukan dan di hormati oleh Gennya.
"Kalian pacaran ya?" Tanya Melody yang berdiri di pintu kelasnya.
"Kepoh banget sih." Sahut Milka tak senang, karena Melody selalu saja ingin mencampuri urusannya.
"Kalo kamu pacaran sama dia mending hati-hati deh, dia itu udah nikah, punya suami. Entar suaminya nerkam kamu lagi, suaminya kan hantu." Ucap Melody pada Dennis yang berdiri di samping Milka. Namun tampaknya Dennis tak menggubris ucapan Melody dan memilih mengajak Milka untuk segera pergi.
"Dasar cowok tolol, mau aja, entar kalo kamu suaminya muncul dengan wajah buruk rupanya baru tau rasa kamu!" Teriak Melody. Namun Dennis hanya melampai tak peduli. Mungkin jika Melody tau kenyataan sebenarnya siapa suami Milka dia tak akan lagi berani mengganggu Milka. Atau bahkan dia bisa menyesal karena sudah menolak pernikahan itu.
"Kalian datang berdua?" Tanya Glydis pada Milka yang masuk kelas bersama Dennis.
"Ketemu di luar jadi ke kelas sama-sama." Jawab Milka. Lalu Milka pun duduk dan sesuatu muncul di benaknya. Dia akan mengetes sesuatu, karena dia merasa sangat penasaran.
"Dis, kamu enggak ingat tentang study tour kemarin?" Tanya Milka ingin tahu apakah Glydis benar-benar lupa dan ingatannya sudah di hapus.
"Study tour? Enggak, study tour apaan?" Glydis tampak bingung dengan pertanyaan Milka.
Kemarin kan sekolah kita ngadain study tour Dis." Kata Milka masih ingin mencoba.
"Mimpi kamu ya, mana ada Mil. Bahas study tour aja sekolah enggak pernah." Ucap Glydis yang tak mengingat apa pun. Dan, kini Milka benar-benar yakin bahwa ingatan tentang perjalanan mengerikan mereka dan study tour telah di hapus oleh Rafhael.
"Masih penasaran ya?" Bisik Dennis yang duduk di samping Milka.
"Iya, karna ini tuh kayak mimpi." Balas Milka berbisik.
"Ngapain sih bisik-bisik?" Tanya Glydis yang duduk di bangku belakang.
"Enggak kita cuman ngomongin nanti istirahat mau makan apa. Dennis mau traktir kita makan." Ucap Milka. Dennis hanya bisa melongo mendengar bahwa Milka berkata dia yang akan membayar makan siang nanti.
"Iya kan Den?" Lirik Milka. Dan, dengan terpaksa Dennis pun mengangguk.
****
Bel jam istirahat telah berbunyi, Milka, Glydis dan Dennis akan menuju kantin namun sebuah teriakan mengagetkan satu sekolah. Lalu mereka pun berlari ke arah suara itu.
Dan di sana seseorang telah terbaring bersimbah darah, semua siswa dan siswi yang menyaksikan menjadi histeris. Begitu pun Milka dan Glydis. Sementara Dennis berjalan mendekati mayat itu.
Sebuah pisau menancap tepat di jantung laki-laki itu. Dan, laki-laki itu bukan siswa atau pun guru di sana.
Guru-guru pun datang dan melapor pada pihak berwajib. Para siswa dan siswi di kumpulkan agar tak meninggalkan tempat kejadian perkara.
Polisi yang datang mulai memeriksa mayat tersebut. Dan, kesimpulan dari polisi bahwa orang itu telah di bunuh.
"Bukan guru di sini kan ya?" Tanya Glydis.
"Bukan, ini pertama kalinya aku liat orang itu." Sahut Milka.
"Kemungkinan dia di bunuh di tempat lain." Ucap Dennis membuat Milka dan Glydis memandangnya dengan pandangan penuh tanya, kenapa Dennis bisa berpendapat seperti itu.
"Itu hanya asumsiku kok." Kata Dennis tak ingin mengatakan dengan pasti, karena dia juga sebenarnya tak benar-benar yakin dengan asumsinya sendiri. Karena itu hanya dugaannya saja.
"Tapi dia siapa ya?" Gumam Milka. Dan, itu juga adalah pertanyaan semua yang ada di sana.