Menikahi Lelaki Tunanetra

Kana bersiap turun dari mobil saat sudah berada di depan gedung perusahaan. Disebelahnya, Krishan duduk dengan wajah dingin. Dia masih kesal karena kejadian pagi tadi. Walau begitu, dia tetap mengantar Kana pergi ke kantor.

"Aku turun, Krish."

Seperti biasa, Kana mencium Krishan sebelum ia pergi.

Cup

Bibir Kana tertahan disana, Krishan menekan belakang kepala Kana supaya bibir perempuan itu terus menempel di bibirnya. Krishan nampak melampiaskan kegundahannya melalui pagutan yang agak kasar di bibir istrinya.

"Aakhh!"

Krishan menggigit bibir Kana. Wanita itu langsung mendorong tubuh Krishan yang nampaknya enggan menghentikan ciumannya. Krishan menarik lagi tengkuk Kana dan berusaha menciumnya sampai Kana benar-benar menarik diri.

"Krish!!"

Bentakan Kana membuat Krishan berhenti. Bibir pria itu kini terdapat bercak merah bekas lipstik Kana.

"Kau ini kenapa, sih?!" Kana menghapus saliva Krishan yang menempel di bibirnya dengan tisu. Dia melihat bibirnya yang sedikit bengkak di cermin kecil. Kana memperbaiki lipstik dan merapikan rambut yang berantakan.

Kana keluar dari mobil, ia membanting pintu dengan keras. Sementara Krishan merogoh sapu tangan dari saku celananya.

Tok..tok..tok..

"Itu tuan David, tuan." Ucap supir Krishan memberitahu.

Krishan menurunkan kaca mobil. David membungkuk, melihat Krishan yang tengah membersihkan bibirnya dengan sapu tangan.

"Kenapa istrimu terlihat sangat kesal?" Tanya David. "Apa kau melakukan yang aneh-aneh?"

"Sejak kapan kau mengurusi kehidupanku?" Tanya Krishan ketus.

"Hei, kalau kau sudah tidak mau dengan istrimu, aku siap menampung! Kau tidak lihat tadi istrimu sangat cantik dan jalannya yang terlihat kesal saja sangat seksi."

Jika bukan sahabat dan David banyak membantunya, sudah pasti ia akan membuat David tidak bernyawa detik ini juga.

"Ada apa?" Tanya Krishan lagi tanpa basa-basi.

"Aku melihat lobang di data Wellgroup." Tukas David menunggu perintah untuk jalan selanjutnya.

"Hancurkan." Titahnya.

"Baik, tapi kusarankan kau berlaku baik pada istrimu, karena dia menjadi incaran lelaki satu kantor." David melangkah pergi sambil tertawa jail, sementara Krishan dengan wajah bertekuk menutup jendela meninggalkan kantornya.

...♤♠︎♤♠︎...

Krishan menunda kepergiannya ke studio tato karena mendadak Daniel meneleponnya tentang hal penting.

Seorang yang bekerja di Foldcury, salah satu anak cabang KGroup disusupi musuh.

Krishan duduk di kursi kekuasaannya. Dia membuka kemejanya untuk menghindari noda bekas darah atau apapun yang membuat Kana curiga nantinya.

Krishan melipat kakinya yang panjang. Rokok di mulutnya terus mengeluarkan asap, singlet putihnya sedikit bebercak darah. Dia menghembuskan perlahan asap rokok ke atas.

"Katakan, siapa lagi yang ada disini selain kau!" Pekik Daniel sambil menjambak rambut pria yang sudah duduk berlutut di depan Krishan.

"Ti-tidak ada.."

BUK!

Pukulan keras mendarat di wajah yang sudah bersimbah darah karena hantaman Krishan.

"Menjawab atau tidak, memang hakmu. Tapi tetap ada konsekuensinya. Bunuh dia!" Titah Daniel.

Pria itu didudukkan lalu tangannya kiri dan kanan di ikat di tangan kursi.

"A-ampuun.. ampunkan saya.. jangan bunuh saya.." pria itu mulai bersuara saat dia akan dibunuh.

Dia menatap Krishan memelas, "Tuan Yohan.. saya akan memberitahunya.. sebenarnya ada satu orang lagi, tetapi saya juga tidak tahu nama dan orangnya. Dia kerabat tuan Arex."

"Dimana?" Tanya Daniel.

"Sa-saya tidak tahu, tuan. Dia dirahasiakan. Yang saya tahu, tugasnya menyelidiki tuan Yohan dari belakang." Jawab pria itu dengan nada yang ketakutan. "Saya menjawab jujur, tuan. Ampunkanlah saya.." pria itu mulai menangis.

"Han, bagaimana?" Tanya Daniel pada Krishan.

Krishan menyandarkan kepalanya. Dia menghembuskan napas sekaligus mengeluarkan asap dalam mulutnya.

Ada sesuatu yang belum ia lepaskan dalam dirinya, lalu saat ingin disalurkan, istrinya malah menolak dan itu sangat mempengaruhi mood-nya hari ini.

"Suasana hatiku sangat buruk." Gumam Krishan lalu mengapitkan rokok di mulutnya. Telapak tangannya terbuka seperti meminta sesuatu pada orang di sebelahnya.

Sean meletakkan pistol di tangan Krishan.

"A-ampuunn tuan Yohaan.. ampunn..." pria itu tak bisa bergerak karena tangan yang terikat di kursi. "Saya akan menjadi budak anda, tuan.." pintanya di tengah tangisannya.

Krishan mengokang pistolnya.

"45 derajat pada angka 1, tuan." Ucap Sean memberitahu posisi pria itu.

Krishan langsung menaikkan tangannya 45 derajat, mengarahkannya ke arah jarum jam 1.

Satu kali tembakan, orang itu mati di tempat. Krishan menembak tepat di dahinya.

Krishan berdiri, beberapa anggota membantu Krishan memakaikan kemeja dan membersihkan semua yang terkena darah di tubuh bos mereka.

"Selidiki siapa orang yang dimaksud pria itu, lalu kirim mayatnya ke markas Arex." Titah Daniel pada seorang pemimpin dari seluruh anggota. Sementara Krishan langsung berjalan keluar dengan tongkatnya, dia akan pergi ke studio tato untuk memperbaiki apa yang dibenci Kana beberapa hari ini.

...♡♥︎♡♥︎...

Kana sudah pulang sebelum Krishan sampai. Dia memilih tidur lantaran tubuhnya terasa sangat letih.

Tak lama, Krishan pulang. Dia merasakan aroma Kana ada di dalam kamar.

"Jia, sudah pulang?"

Tidak ada jawaban, Krishan berjalan perlahan. Kakinya menendang sepatu milik istrinya.

Krishan mendekat ke ranjang dan mendengar suara napas Kana. Dia membaringkan tubuh, memeluk istrinya yang tadi sempat membuatnya kesal.

"Krish, kau sudah pulang?" Suara Kana serak karena bangun tidur.

"Apa aku membangunkanmu?" Tanya Krishan sementara Kana mencoba bangkit.

"Jam berapa ini? Ah, aku lapar." Ucap Kana.

"Ayo, kita makan diluar."

"Baiklah, aku akan mandi dulu."

Krishan mengikuti Kana dari belakang. Dia menginginkan sesuatu.

"Kau mau mandi juga?"

Krishan mengangguk cepat seperti anak anjing, membuat istrinya menahan tawa karena gemas. Kana membantunya membuka kemeja.

Mata Kana membulat saat melihat bercak darah yang cukup banyak di singlet Krishan.

"Krish, kau terluka?" Buru-buru Kana mengangkat singlet dan memeriksa tubuh Krishan.

"Ada apa, Baby?"

"Ada darah di bajumu. Apa kau terluka?" Kana memutari badan Krishan, mencari bekas luka namun tidak ada.

"Kenapa bisa ada noda darah di baju dalammu?" Tanya Kana memperhatikan noda yang benar-benar darah.

Krishan mematung sesaat. "Aah, itu sepertinya bekas darah yang dulu, Jia."

"Tidak, aku yang menyiapkan bajumu setiap hari. Aku tidak melihat ini pagi tadi."

Krishan diam, dia tidak pintar mencari alasan karena sifatnya yang tidak banyak cakap dan terlalu terus terang.

"Krish, ini noda darah yang baru. Jawablah dengan jujur, kau habis melakukan apa?"

Krishan sudah gugup duluan. Bagaimana bisa hal seperti ini tidak diperhatikan oleh bawahannya?

"Melihatmu tidak menjawab membuatku semakin mencurigaimu."

Ponsel Kana berdering, wanita itu langsung keluar dari kamar mandi untuk mengambil ponselnya sementara Krishan merasa sedikit lega. Tetap saja dia harus menyiapkan jawaban untuk istrinya yang super detail itu supaya Kana bisa menerima alasannya tanpa curiga sedikitpun.

Tbc