Istri Cantik Sang Casanova

"Ma....ma....u...apa?" ucap Delima lirih, pikiran Delima kemana mana, tapi untuk menghadapi orang macam ini memang otak harus jernih tidak boleh panik apalagi oleng

"Bang Ke....menyingkir gak elu"

Kenzo tersenyum manis, merasa mangsa yang sedang diburunya sudah di depan mata.

Delima kamu gak boleh panik kamu gak boleh panik..ayo jaga kewarasan kamu.....batin Delima

Semenit kemudian

"Au....." teriak Kenzo

Delima menginjak kaki Kenzo sangat keras, dengan begitu Delima bisa keluar dari kungkungan tangan kekar Kenzo.

Delima tersenyum melihat Kenzo meringis

"Sakit Del....elu..." tangan Kenzo menunjuk ke wajah Delima, dengan cepat Delima menangkap tangan itu kemudian memplintir ke belakang

"Masih mau macem macem ma gue Bang?" tanya Delima yang posisi tangannya masih memplintir tangan Kenzo.

"Sial....sakit Del, lepasin kagak" bentak Kenzo.

"Cieh....lepasin elu, enak aja...gue belum puas maen maen ma elu Bang Ke" Delima tersenyum sinis menatap Kenzo yang masih menahan sakit.

Hingga akhirnya, Delima melepaskan tangannya, tetapi sesaat kemudian...

Bugh....

Bugh...

Dua pukulan mendarat diperut Kenzo.

"Breng......"

Bugh

Belum sempat Kenzo mengumpat Delima, Delima sudah melayangkan pukulannya kembali ke bibir Kenzo.

"Elu ya Del....ah...." teriak Kenzo sambil memegangi perut dan juga bibirnya yang agak sedikit mengeluarkan darah.

Kenzo masih meringis, menahan kesakitan di kaki, tangan, perut dan juga bibirnya yang agak sedikit bengkak pada ujungnya.

Delima membuka pintu dan merapikan kembali gaun pengantin yang masih melekat di tubuh Delima. Delima menoleh ke belakang, tampak Kenzo masih terkapar lemah akibat pukulan dari tangan manis Delima.

"Itu akibatnya kalau Bang Ke berani macam macam ma gue"

Delima keluar dan segera menemui Mamer dan juga tante Susi, karena sudah cukup lama Delima berada diruang ganti ini.

"Del...tolongin abang....sakit banget nih" pinta Kenzo kepada Delima yang melihat Delima akan keluar ruangan ini tanpa menolong dirinya.

Delima kembali menghampiri Kenzo "Sakit Bang....duh kasian cuma segitu saja kekuatan Bang Ke"

"Del....emang elu beneran bisa bela diri?" Menatap kembali wajah Delima.

"Masih tanya lagi....apa kurang yang tadi Bang Ke sayang"

"Enggak.....elu ya, jadi cewek bar bar amat, cewek kok mainannya beladiri, gak main boneka aja di kamar terus bobok manis"

"Iya kali kalau gue cuma main boneka dikamar, bisa bisa habis gue ma elu Bang, gue yang jago beladiri aja masih elu macem macem in apalagi kalau enggak, bermacam macam deh jadinya"

"Sumpah....gila banget tendangan elu...."

"Kurang?"

Kenzo menggeleng

"Atau masih mau lagi?" Delima mendekat dan menarik kerah Kenzo

"Stop....remuk badan gue Del..."

"Makanya jangan coba coba melanggar perjanjian kita, elu pikir gue diam aja gitu Bang"

"Elu apa gak takut karma Delima, meng KDRT nin suami sendiri?" Tanya Kenzo memelas

"Bang Ke Bang Ke coba deh inget, siapa dulu yang mulai, kalau gue gak nyerang elu...pasti gue sudah habis diterkam ma elu"

"Itu elu pinter Del"

"Gue sekolah Bang"

"Sekolah apa pacaran?"

"Nyambi lah Bang, ada cowok ganteng masak mau dianggurin aja, sayang kali"

"Delimaaaaaaaaaa"

"Bang Keeeeeeeeee"

"Udah sini gue bantuin, nanti keburu mamah nyari kita"

Delima membantu Kenzo berdiri, menggandeng Kenzo, bukan gandengan mesra tetapi gandengan iba.

Mamah Nia yang melihat Kenzo dan menantu cantiknya itu langsung berdiri menghampiri mereka

"Ken...kamu kenapa?" tanya mamah Nia

"Itu mah Ken....."

"Bang Kenzo habis jatuh mah, kakinya gak sengaja kena kaki meja" ucap Delima dengan tersenyum tanpa rasa bersalah

Bener bener rese ni anak ya, pintar banget memutar balikkan fakta, padahal gue jelas jelas dianiaya.batin Kenzo.

Mama Nia tersenyum dan kembali menatap Kenzo. "Ini juga bibirnya kenapa?habis jatuh juga"

"Itu mah, habis nyium pinggiran meja juga tadi"

Mama Nia yang paham itu tersenyum lagi, sedangkan Kenzo masih meringis menahan sakit.

"Mah ini udah kan, Delima gerah banget, boleh ganti ya Mah?"

Mama Nia melirik ke tante Susi dan kemudian ke Kenzo.

"Oke Ni, itu udah pas dengan Delima, cocok dengan kulitnya yang putih dan bersih"

"Gimana Ken?" tanya mama Nia

"Biasa aja mah"

"Biasa kok ngelihatinnya kayak gitu sih" goda mamah Nia

"Biasa ngeliatin maksudnya mah" jawab Delima dan mendapat pelototan tajam dari Kenzo

"Ya udah Delima ganti ya mah, tante" dan dianggukin oleh kedua wanita cantik itu

"Gue bantuin ya Del" pinta Kenzo

Seketika Delima melotot menatap Kenzo membuat nyali Kenzo menciut, pasalnya luka yang dibibir saja belum kering malahan mau nambah lagi.

Delima mendekati Kenzo dan berbisik "Yang tadi kurang Bang, atau masih mau nambah lagi, gue siap lo bang melayani abang, melayani pukulan maksudnya"

Kenzo langsung lemas mendengar ucapan Delima. Antara anugerah atau musibah dirinya bisa bertemu dengan Delima

"Awas elu Delima....kalau elu sudah sah jadi istri gue, gak bakalan gue biarin elu ke luar kamar" bisik Kenzo ditelinga Delima

Delima yang mendengar itu tertawa puas "Coba aja kalau berani" lalu Delima pergi ke ruang ganti untuk mengganti baju nya itu.

Setelah ganti baju, Delima menghampiri mama Nia. Karena kondisi Kenzo yang masih lemas, sehingga tidak memungkinkan kalau Kenzo menyetir

"Delima dianter pak supir ya sayang"

"Kenzo gak bisa nganterin, kaki dan perutnya masih sakit"

Delima melirik Kenzo, ada rasa kasian kepada Kenzo.

"Mama belum telpon pak supir kan mah?"

"Belum sayang ada apa?"

"Biar Delima yang anterin mama dan Bang Kenzo ya, gak tega liat bang Ke menderita"

"Tuh Ken dengar, kurang apalagi coba Delima ini, sudah cantik, pinter dan baik hati pula"

"Iya mah pinter, pinter menyiksa anak mamah" jawab Kenzo dengan suara lirih

Delima memapah Kenzo keluar dari butik Vaganza dan masuk ke mobil Kenzo. Delima melajukan mobil menuju kediaman rumah kekuarga Mahendra

Setibanya di rumah megah itu, Mamah Kenzo membuka pintu dan keluar untuk meminta bantuan agar menolong Kenzo, tetapi dengan cepat Kenzo menahan mama Nia.

"Gak usah mah, biar Delima yang bantuin Kenzo, dia kan calon istri Kenzo, iya kan sayang?"

"Eh...i..iya mah, biar Delima saja"

Delima membawa Kenzo masuk ke dalam rumah megah itu.

"Gimana? ini baru pemanasan balas dendam gue Del" bisik Kenzo

Delima menghentikan langkahnya "Gue gak takut bang, wekkkkk"

Kenzo tersenyum sinis "gue punya banyak cara untuk meluluhkan hati elu Del, membuat elu bertekuk lutut dihadapan gue" ucap Kenzo lirih

Sampainya didalam rumah, tampak papa Erik dan Opa Hendra sedang duduk lalu memandang ke arah Delima dan Kenzo

Opa Hendra berdiri "Loh Kenzo kenapa Delima?"

"Di ani...." Seketika Delima menutup mulut Kenzo.

"Itu Opa jatuh nyium meja"

Papa Erik dan Opa Hendra yang mendengar itu lalu geleng geleng kepala "Ini pasti ulah menantu cantikku" batin Papa Erik.

"Ya udah sana duduk, obatin Kenzo Del, walaupun ngeselin dia tetap calon suami kamu" ucap Opa Hendra

"Siap Opa...Delima kan baik hati gak suka neko neko, beda dengan Bang Ke yang doyan neko neko" jawab Delima kemudian tertawa

Delima duduk dan mengambil kapas, alkohol serta obat merah. Dengan telaten Delima mengobati luka di sudut bibir Kenzo.

"Auh...sakit Del, pelan sedikit napa" kata Kenzo yang masih kesakitan ketika Delima menekan lukanya.

"Maaf Bang, tapi sengaja"

Kenzo menatap Delima yang berada didepannya, tangan Delima terampil membersihkan luka Kenzo, kemudian dengan sengaja Kenzo memegang tangan Delima "Del...gue....."