Amira, seorang gadis jaman now yang terkontaminasi novel online bergenre pelakor. Ia selalu berharap bisa di hamili oleh seorang pria tampan dan kaya, sekalipun pria tersebut sudah memiliki istri.
Suatu ketika ia bertemu dengan Gerrard, seorang CEO kaya raya dan tampan yang menginginkan seorang anak. Sedang istrinya tak bisa memberi keturunan.
Meski di hujat netizen, Amira tetap mengikuti kata hatinya demi hidup bagaikan gadis miskin yang naik derajat, seperti di dalam novel-novel online yang pernah ia baca.
Ia kemudian menjalani kehidupan bak Cinderella. Ternyata pria kaya itu beserta keluarganya sangat baik. Amira merasa jika karma tidak berlaku pada kehidupannya.
Namun ketika ia telah menikah dengan CEO tersebut, muncul kejanggalan demi kejanggalan. Seperti sarapan pagi di rumah keluarga besar suaminya yang selalu sama, orang-orang yang mengenakan baju yang sama, pembicaraan yang sama setiap hari.
Apakah yang sebenarnya terjadi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pratiwi Devyara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membahas
"Jadi, kamu tidak mau ada lamaran?" tanya Gerrard malam itu pada Amira.
Mereka tampak tengah makan bersama dan duduk saling berhadapan.
"Gimana mau lamaran, keluarga orang tua saya aja marah, gara-gara kasus saya viral." jawab Amira lalu mereguk sedikit air putih yang ada di dalam gelas.
"Kalau adik-adik saya datang, nanti dikira mendukung pelakor. Kasihan mereka jadi dihujat oleh tetangga dan netizen." lanjutnya lagi.
"Kan kita menikah juga tidak disiarkan secara live, nggak masalah kalau ibu dan adik-adik kamu mau menerima lamaran resmi keluarga saya." ucap Gerrard.
Amira lalu menelan makanannya.
"Bapak kan tau keadaan ibu saya." ucap perempuan itu kemudian.
"Saya nggak mau nanti adik-adik saya malah malu ke keluarga bapak, karena ibu keadaannya begitu." ucap Amira.
Gerrard lalu terlihat menarik nafas dalam-dalam. Ia merasa iba pada keadaan Amira.
"Ya sudah, jangan terlalu dipikirkan. Kamu kan lagi hamil, dan saya juga mesti sidang cerai dulu." ucap Gerrard.
Amira diam dan mengangguk pelan. Tetapi ada rasa tak enak yang kini bersarang di hatinya. Ia tak seperti perempuan lain yang beruntung. Lahir dalam keluarga berkecukupan atau memiliki pendidikan yang tinggi.
Dari kecil ia selalu berharap kehidupannya yang sengsara hanyalah mimpi belaka. Ketika ia bangun, ia akan mendapati keajaiban. Bahwa ia berada ditempat yang mewah dan menjadi tuan putri.
***
Dua minggu kemudian, netizen sudah grasak-grusuk dan saling sindir di sosial media. Satu berpihak pada Amira, dan satu lagi berpihak pada Tiara istri sah Gerrard.
"Hari ini sidang say." tulis salah seorang netizen yang bertindak sebagai pemantik gosip atau provokator.
"Kasihan banget istrinya, dari awal berita mencuat dia diem aja. Sementara si pelakor miskin norak itu dikit-dikit bikin insta story, nyindir-nyindir istri sah dengan kata-kata sok bijak." salah seorang netizen mulai mengomentari.
"Semoga buntingnya gagal, biar tau rasa si pelakor." netizen mulai berdoa jahat kepada Amira.
"Iya, diandalkan banget bunting hasil zina-nya itu." timpal netizen lain.
"Ya begitulah, tipikal perempuan pemalas negri ini. Akibat sering baca novel online di hamili CEO kaya, wkwkwkwk."
Salah satu netizen laki-laki terlihat ikut nimbrung, lalu disusul komentar dari netizen laki-laki lainnya.
"Moral sudah bergeser, cita-cita perempuan jaman sekarang pun ikut mengalami pergeseran. Dari era emansipasi, pengen sekolah, berkarir, sekarang sebatas pengen dibuntingin cowok kaya, baru dinikahi. Cuih, murah banget." tulisnya.
Para netizen baik sesama laki-laki maupun perempuan, memenuhi kolom balas dari komentar tersebut.
Tak ada yang berani membela, hanya hujatan demi hujatan saja yang terus bermunculan. Sementara netizen pembela ada di komentar yang lain.
"Pada kenapa dah?. Wong si Gerrard nya juga mau koq. Lagian istrinya kan nggak bisa ngasih anak. Hal paling utama dalam pernikahan itu adalah melahirkan anak, kalau nggak bisa hamil ya siap-siap aja dibuang."
Komentar salah satu netizen perempuan tersebut, sontak membuat warganet menjadi geram. Mereka pun langsung membalas dengan kata-kata pedas.
"Kasihan deh lo, dinikahi laki-laki cuma buat disuruh beranak." tulis netizen.
"Heran masih ada aja perempuan kolot dan bodoh kayak gini di jaman sekarang. Laki-laki selingkuh koq dibela, kocak lu." timpal yang lainnya lagi.
"Eh mbak, yang namanya menikah itu ingin hidup bersama. Bukan ajang wajib bunting dan melahirkan. Itu sih otak lo dan laki lo aja dangkal." netizen makin geram.
"Saya dan suami nikah hampir dua puluh tahun belum ada anak, santai aja tuh suami saya. Nggak ada kegatalan selingkuh sana sini. Banyak koq pasangan yang melahirkan melulu, tapi tetap diselingkuhi oleh suaminya. SELINGKUH itu perkara GATAL." netizen yang lainnya lagi menambahi dengan tak kalah kesal.
Senyap, tak ada perlawanan disana, malah tak lama kemudian komentar tersebut menghilang. Sepertinya dihapus oleh yang mengunggah, sebab tak tahan pada hujatan.
***
Gerard menjalani sidang cerai pertama, tanpa kehadiran Tiara. Ia datang sendiri, dan menjalani persidangan sendiri pula.
Setelah selesai ia pun kembali ke kantor, tetapi kemudian Amira mengirim pesan singkat padanya melalui WhatsApp.
"Pak, gimana?. Udah keluar surat cerainya?" tanya perempuan itu.
Gerrard pun tersenyum dan membalas.
"Sudah nggak sabar ya, mau jadi istri saya dan dirudal tiap malam?"
Ia mengirimkan kata-kata nakal tersebut, sehingga membuat Amira kini senyum-senyum sendiri.
"Udah nggak sabar pake baju pengantinnya, pak." tulis Amira.
"Pengen bikin insta story sama video tiktok." lanjutnya lagi.
Selain cita-cita tipis ingin dihamili duluan oleh laki-laki kaya, Amira juga memiliki cita-cita receh lain. Yakni memakai gaun pengantin dan bisa membuat insta story serta tiktok di hari pernikahan.
Ia tak punya cita-cita lain seperti meningkatkan karir, sekolah lagi, ataupun bekerja di luar negri.
Nilai moralnya benar-benar sudah terkontaminasi oleh novel online yang sering ia baca.
"Kita akan menikah secepatnya, sayang. Dan kamu akan jadi milik saya, rahim kamu akan terus melahirkan." tulis Gerrard.
Membaca pesan tersebut Amira jadi seolah melayang di udara. Ia membayangkan hari pernikahannya dengan Gerrard akan semewah apa nantinya.
"Pasti aesthetic banget kayak nikahannya orang luar negri, Mir."
Sheva mengungkapkan pendapat, ketika Amira sharing mengenai hal tersebut.
"Lo harus nyari juga, Shev. Biar lo hidup enak, dan nggak harus kerja di kafe itu lagi." balas Amira.
"Wkwkwk, om-om mana nih yang harus gue deketin?" tanya Sheva.
"Nanti juga pasti ketemu." jawab Amira.
"Nggak usah takut karma. Nih buktinya gue baik-baik aja, malah dapat cowok yang sekeluarga baik banget." lanjutnya lagi.
"Iya ya, karma tuh bulshit sebenarnya." jawab Sheva.
"Kalau energi kita positif vibes, kita nggak akan ketemu sama orang-orang yang buruk." tambahnya.
"Makanya buruan cari Gerrard lain. Enak tau di hamili terus di ratukan." balas Amira.
Mereka terus saja membahas hal tersebut, sampai kemudian Amira pun mengantuk dan tertidur.
***
"Heh, Naira. Kakakmu si Amira itu pelakor ya?"
Adik Amira yang paling kecil mendapat pertanyaan bernada cibiran dari teman-teman sekolahnya. Naira menunduk dan memilih berjalan bersama temannya yang lain.
"Adik, pelakor. Perusak rumah tangga orang." teriak salah seorang teman sekolahnya.
Naira terus melangkah hingga sampai ke halaman belakang. Disana ia pun menangis karena kesal.
Ia lalu mengetik pesan di handphone miliknya, dan mengirimkan pesan itu pada Amira.
"Mbak kenapa sih, mesti jadi pelakor?. Aku di katain sama teman-teman sekolahku, gara-gara kelakuan mbak."
Amira membaca pesan tersebut lalu membalas.
"Pilih dengerin dan diem aja, atau balik susah lagi?" tanya nya kemudian.
Amira hanya memikirkan soal harta, tapi kurang peduli pada kondisi psikologis adiknya tersebut.
***