Nur Aini seorang gadis piatu yang beragama muslim yang di asuh oleh nenek dan kakeknya, dan sudah di lamar oleh kakak seperguruan tempatnya belajar ilmu agama islam. tapi karena berahli asuh ketangan Pamannya, Aini di bawa ke negara Prancis dan dipaksa pindah agama oleh pamannya, membuat Aini harus memutuskan hubungannya dengan tunangannya.
Setelah kecelakaan, Aini melupakan memori tentang tunangan masa kecilnya, dan kembali ke Indonesia, disinilah Aini bertemu dengan seorang pemuda tampan yang sholeh, sekaligus pengusaha yang terkenal lalu di pinang olehnya yang bernama Ammar Abqori.
Tapi siapa sangka pernikahanya yang baru 2 hari harus merelakan suami tercinta menikah dengan sehabat suaminya.di malam pertamanya. Bagaimana perasaan seorang istri ketika mengijinkan suaminya menikah lagi? bagaimana kisah kehidupan poligami Aini..? Apakah Aini akan kembali ingat dengan tunangannya.. yang bernama Al..?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon anggi (@ngie_an), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34. Pengawal Pribadi
Tok tok tok.... suara ketukan pintu kamar Aini dan Ammar.
" Mas,,, udah lepasin dulu... itu ada yang ngetuk pintu... " ucap Aini yang ingin melepaskan pelukan Ammar.
" Siapa sih..! Ganggu aja,, "ucap Ammar yang melepaskan pelukan Aini.
Aini hanya tertawa melihat tingkah manja suaminya yang seorang direk sekaligus pemilik PT Abqori Ernergi.
Aini tekejut saat Nabila berada di depan kamarnya, Aini hanya terdiam saat Nabila mengucapkan salam dan menanyakan Ammar.
" Sayang.. ? siapa yang datang..? " ucap Ammar yang melihat ke pintu ternyata istri keduanya yang datang.
Ammar hanya terdiam saat melihat Nabila yang ada di luar pintu, suasana pun menjadi canggung.
" Puji syukur Tuhan,, akhirnya bisa nonton drama indiciar,,, azzap terciduk istri ke dua,, ihh serem bener judulnya" ucap Frans yang tak sengaja lewat sambil melihat ponselnya.
Ammar yang hanya menahan kesal pada frans membiarkan Frans berkata sesuka hatinya.
" Ohmmm hahaha oia Astagfirullah sampai lupa Aini,, silahkan masuk mba " ucap Aini sambil tertawa yang mencairkan suasana.
" Gak usah terimaksih,, saya hanya menyampaikan keadaan papi sudah mulai membaik in sya allah dalam waktu beberapa hari sudah bisa balik ke Jakarta. " ucap Nabila yang meremas tali tasnya yang di sangkut pundak kanannya.
Ammar masih terdiam dengan ucapan Nabila.
" Alhamdulillah kita juga ikut senang mendengarnya,, " ucap Aini.
" Kita..? " ucap Nabila.
" Ahhh maksud saya Mas Ammar juga senang mendengarnya.. ya kan mas" ucap Aini yang menyenggol lengan Ammar.
" Oh ya Alhamdulillah kalau giitu" ucap Ammar dengan wajah datarnya.
" Oohmmm kalau gitu,,, mas ngobrol dulu aja sama mba Nabila," ucap Aini yang mendorong Ammar keluar.
" Gak usah terimakasih, saya hanya mau menyampaikan kabar itu saja, dan hanya ingin memastikan bahwa suami saya berada disini,, saya pamit dulu, Assalamualaikum. " ucap Nabila dengan nada lembut dengan makna sombong ke Aini tapi melihat lurus ke Ammar.
" Mba,, mba Nabila tunggu mba... " ucap Aini yang ingin mengejar Nabila tapi di tahan oleh Ammar.
" Mas,,, kejar dong mas mba Nabilanya," ucap Aini ke Ammar.
Ammar hanya menuruti perintah Aini untuk mengejar Nabila.
" Aini,,, tunggu..! " Ucap Ammar yang mengejarnya.
Seketika Nabila berhenti mendadak karena suaminya memanggilnya dengan nama yang salah.
"Aini..? Nama ku NA_BIL_LA mas. Nabila.." ucap kesal Nabila
" Ahhmm maafkan mas,, hmm kamu mau ke Rs? bagaimana kalau kamu ikut kita saja? " ucap Ammar.
" Kita? heh,,,! " ucap Nabila membuang nafas pendek.
" Ya... Aku dan Aini.. apa kamu mau ikut bersama kami..? " ucap Ammar benar benar membuat Nabila emosi.
" Gak usah mas, aku bisa pergi sendiri. " ucap Nabila langsung meninggalkan Ammar.
" Nabila,,, ?" ucap Ammar yang menarik tangan Nabila dan memeluknya.
" Abang mohon sama kamu,, abang sedang tak mau berdebat sama kamu, maafkan abang yang mebuatmu merasa kesal dan tak adil" ucap Ammar dalam pelukan nya yang masih berada di lorong.
" Kenapa abang tega sama Nabila,,? kenapa semalam abang tega ninggalin Nabila sendirian di kamar". ucap Nabila yang langsung mengeluarkan kekecewaannya
" Maafkan abang Nabila, " ucap Ammar yang bersalah.
" Kalau memang abang belum siap melakukannya bukan berarti abang ninggalin Nabila di malam pertama kita bang, Nabila cuma mau bersama abang.. " ucap Nabila yang menangis di pelukan Ammar
" Nabila,,,," ucap Ammar yang ingin sekali menjelaskan bahwa dia dan Aini juga baru saja menikah.
Nabila sangat sakit bila Ammar terus memprioritaskan Aini ketimbang dirinya.
" Nabila akan memaafkannya tapi bisakah hari ini untuk beberapa hari kedepannya abang bersama Nabila? " ucapan Nabila membuat Ammar susah menjawab iya.
" Gak bisa kan? katanya abang akan memberi kesempatan untuk Nabila mengambil hati abang.. kalau kita gak ada waktu untuk berdua bagaimana caranya cinta itu tumbuh di hati abang untuk Nabila? " ucap Nabila yang menangis.
" Ok in sya allah akan abang usahakan, nanti abang juga akan bilang ke Aini." Ucap Ammar.
Ternyata tak jauh dari posisi mereka Aini sudah mendengar percakapan mereka, sungguh sakit melihat mereka berpelukan di tempat umum walaupun memang sepi.
" Maaf mas ganggu, hmmm boleh Aini minta izin pamit untuk pulang nanti sore bareng ibu? soalnya Aini sudah lama izin dari mata kuliah," ucap Aini yang memberanikan diri untuk berbicara pada Ammar di saat mereka berpelukan.
Aini tidak ingin hatinya sakit bila Ammar yang bilang langsung untuk meminta waktu privasi suami nya dengan Nabila.
" Aini.. ? kenapa kamu tiba tiba berkata seperti itu ?" ucap Ammar yang kacau melepaskan pelukannya dari Nabila saat Aini tiba tiba minta izin untuk pamit duluan ke Jakarta.
" Hmmm ini gak ada kaitannya kok dengan yang barusan tadi yang mas omongin sama mba Nabila, maaf kalau Aini sudah lancang mendengar pembicaraan kalian". ucap Aini yang berusaha mungkin untuk menahan tangisannya.
Nabila yang mendengar hanya diam, tak membalas ucapan Aini. Walaupun di dalam hatinya senang, karena sebentar lagi dia punya waktu berduaan dengan suaminya.
" Mas gak izinkan kamu pulang sore ini. walaupun balik ke Jakarta kita akan sama sama perginya" ucap Ammar yang mengutak atik ponselnya.
" Mas, tapi Aini dan ibu sudah memesan tiketnya. sayang kan nanti tiketnya." ucap Aini.
" Mas akan ganti kerugian tiket yang sudah kamu beli dua kali lipat" ucap Ammar yang sudah menghubungi seseorang dari ponselnya.
" Mas... "
"Ssttt... " ucap Ammar yang menyuruhnya diam.
" Rudi batalkan penerbangan Aini dan ibu sore ini. " ucap Ammar yang menyuruh anak buahnya.
" Astaghfirullah mas... " ucap Aini dengan penuh kekecewaan.
" Hmm maaf bukannya saya mau ikut campur tapi,,, tapi, bang yang di katakan sama Aini benar, sayang kalau sudah di beli tiketnya, tapi tidak jadi berangkat, sama aja kan mubazir jadinya" ucap Nabila yang ingin sekali punya waktu berdua dengan Ammar.
" Mas gak mau debat, lebih baik kita jenguk papi sekarang ok..! " ucap Ammar yang menarik tangan Aini.
Ammar yang sebelumnya berpamitan pada ibunya untuk menjenguk papi Nabila di Rs bersama Aini dan Nabila, walaupun Ainun ingin menjenguk papi Nabila. Tapi Ammar melarangnya demi kesehatan ibunya.
Sesampainya di Rs. Ammar berbicara pada dokter, dan dokter pun mengatakan bahwa papi Nabila bisa di rawat jalan dengan kondisi yang mulai stabil.
Mengetahui pasien sudah di perbolehkan pulang tantenya Nabila ingin merawat papinya tinggal bersamanya di Bali, demi keselamatan papinya.
Agar Nabila dan Ammar bisa tinggal bersama di Jakarta, tanpa kawatir tentang kesehatan papinya.
" Tante hanya ingin kamu fokus memiliki anak bersama Ammar, karena papi kamu juga kepingin cepat cepat menimang cucu, ya kan bang" ucap Tante nya yang melirik ke papinya, yang hanya di anggukan oleh papi Nabila.
Ammar hanya tersenyum membalas ucapan tantenya.
" Mah, Reza mau keluar dulu ya cari angin" ucap Reza yang modus ingin menemui Aini di luar.
Ammar yang tau modus dari Reza mencoba bangun dari tempat duduknya tapi di cegah oleh Nabila.
🍁
Di halaman parkir Rs.
Reza benar benar datang menemui Aini yang berada di dalam mobil sambil menikmati udara masuk dari luar jendela dan mendengar ayat ayat suci lewat headset nya.
Aini memang menolak untuk masuk bersama karena tak ingin orang orang menatap nya penuh curiga dengan cara berjalannya yang cukup membuat Nabila cemburu buta.
" Hai,, sendirian aja di luar, kenapa gak masuk? " ucap Reza ke Aini.
" Tidak apa apa, hanya saja traumah sama yang namanya Rs. " ucap Aini
" Kalau punya pobia sama Rs kenapa kesini? kenapa gak jalan jalan aja ? mumpung di Bali kan? malah ikut ngintilin pengantin baru... " ucap Reza yang bersandar di samping mobil.
" Aku juga sebenarnya gak mau tapi ya mau gimana lagi di paksa sama Mas Ammar. jadinya hanya nurut saja. " ucap Aini.
" Di paksa? heh,, ternyata kamu sepenurut itu sama saudara kamu? sama saudara aja nurut apalagi sama suami" ucap modus Reza.
Aini hanya terdiam mendengar ucapan Reza yang masih belum tahu bahwa Aini adalah istri pertama Ammar.
" Mau jalan jalan ?" Ajak Reza.
Aini hanya terdiam mendengar ajakan Reza.
" Gak apa apa, gak usah takut di culik. Kalaupun di culik paling aku bawa ke orang tua aku" ucap Reza yang mencoba menggombali Aini.
" Hahaha" Aini hanya tertawa mendengar gombalan Reza.
" Loh kenapa tertawa..? "
" Tidak apa apa hanya lucu saja,, melihat situasi kita mengingatkan aku pada seseorang.." ucap Aini yang mengingat Frans.
" Siapa? pacar? "
" Bukan,, sudahlah lupakan saja." ucap Aini.
Ammar yang cemburu melihat Aini tertawa karena Reza dengan cepat berjalan menuju tempat parkir.
" Loh mas sudah? kok cepat? " ucap Aini kaget melihat kedatangam Ammar dan Nabila.
" Kenapa emangnya? masih mau ngobrol sama dia? pindah kedepan" ucap Ammar yang masuk dan duduk di kursi pengemudi. Aini pun kaget mendengar Ammar menyuruhnya duduk di depan.
Nabila yang sudah duduk di depan langsung melirik tajam ke Ammar, seakan tidak percaya dengan omongan Ammar. Ammar hanya membuang nafas kasar ke sembarangan arah.
" Sudah gak apa apa, lain kali aja kita lanjutkan obrolan kita, oh ya tunggu dulu,, boleh aku minta no kamu..? " ucap Reza yang berani meminta nomor istri orang lain di depan suaminya.
Ammar langsung menutup kaca mobil belakang yang di tempati Aini dan langsung menancapkan gasnya setelah mendengar ucapan Reza.
" Astaghfirullah allazim,,," ucap Reza yang kaget melihat kaca mobil Aini langsung tertutup.
Ting pesan masuk ke Nabila, Nabila melihat Ammar untuk membuka pesan yang masuk. Tapi Ammar tidak peduli dan mengabaikannya.
Reza.
" Bil kirimin no Aini dong.. cepat ya..! "
Nabila hanya membalas dengan kata In sya allah.
" loh mas,, apa gak sebaiknya kamu anterin aku dulu ke hotel aku? " ucap Aini bingung ketika Ammar masuk ke hotel yang di tempati oleh Nabila.
" Hmmm ya sudah gak apa apa, nanti biar aku naik taksi saja pulangnya. " Ucap Aini yang tidak di jawab oleh Ammar.
Mobil pun berhenti, Ammar menyerahkan mobilnya ke petugas. Aini dan Nabila turun bersamaan.
" Mas, seperti nya aku langsung balik ke hotel saja ya, kasian ibu sendirian di hotel" Ucap pamit Aini yang tidak mau menganggu waktu privasi Ammar dan Nabila.
Ammar yang mendengar Aini bicara seperti itu hanya terdiam saja, justru mengandeng tangan Nabila untuk masuk ke dalam hotel.
Aini yang merasa di cuekin sama suami hanya berdiam diri di pintu hotel, Aini bingung kalau melangkahkan kaki pergi Ammar belum memberi izin, tapi kalau dia mengikuti Ammar dan Nabila itu lebih tidak mungkin.
Aini hanya menunggu Ammar di lobby hotel sambil mengutak atik ponselnya dan melihat posisi Veby berada melalui ponsel pintarnya.
" Permisi Nyonya Ammar? " ucap seorang wanita yang memakai jas hitam.
"Siapa..? "
" Maaf saya Sarah pengawal pribadi anda yang ditugaskan oleh Tuan Ammar untuk menjaga Nyonya Aini" ucap Sarah pengawal Aini.
" Pengawal..? heu" ucap Aini kaget.
" Iya Nyonya,,, dan saya di perintahkan oleh tuan untuk membawa anda menemui tuan" ucap Sarah
Aini mengikuti Sarah tanpa ada rasa curiga sedikitpun atau rasa takut, Aini di ajak sebuah kamar dengan nomor cantik.
Ceklek... " Silahkan nyonya,, tuan sudah ada di dalam," ucap Sarah yang membukakan pintu dan menyuruh Aini ke dalam.
" Saya permisi dulu nyonya, kalau ada perlu silahkan tinggal panggil nama saya, Sarah" ucap Sarah yang pergi meninggalkan Aini dan Ammar.
" Assalamualaikum, mas..? " ucap Aini yang melihat Ammar sedang duduk di tempat tidur sambil mengutak atik ponselnya.
Bersambung,,,,
intip karyaku juga ya..