Wanita murahan,aku membencimu!!
Pertemuannya dengan seorang gadis polos dan cantik bernama Jeny membuat hidupnya jungkir balik . Kenan oktavian .. seorang pria tampan dan playboy . Hidupnya tidak pernah kekurangan apapun dan bergelimang harta
Jeny Adilla , wanita miskin dan yatim piatu yang berhasil memporak porandakan hidup sang most wanted
Karena kesalahpahaman mereka berpisah selama bertahun-tahun dan bertemu kembali dengan keadaan yang berbeda
Baca selanjutnya ➡➡
Tinggalkan jejak, like dan vote 🤗🤗 Terima kasih
SELAMAT MEMBACA
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon irra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku menyerahkan mahkotaku padamu
" Ken .." panggil Jeny sambil menarik lengannya namun Ken hanya diam membisu , pria itu bahkan menatapnya dingin . Bayangan Jeny berpelukan dan tersenyum manis pada pria itu berputar kembali diingatan membuatnya kesal setengah mati
" Kamu mengenalnya?"tanya Ken tiba-tiba dengan raut wajah yang tidak bisa ditebak
"Dia tetangga disebelah "
Ken menautkan kedua alisnya tajam "Bagaimana kamu bisa tahu?"
" Aku .. aku pernah bertemu dengannya beberapa kali ." ucap Jeny . Rupanya perkataan Jeny malah membuat Ken menjadi semakin marah . Bagaimana bisa gadis itu menemui pria lain dibelakangnya? dan apa Jeny selalu tersenyum seperti itu pada pria tersebut? . Pikiran negatif memenuhi isi otaknya
Ken menatap Jeny kecewa, menepis kasar tangannya dan berlalu pergi kekamar begitu saja meninggalkan sang gadis yang berdiri mematung dengan mata yang berkaca-kaca . Baru kali ini Ken begitu marah padanya
Hingga malam tiba pun Ken masih tak keluar dari kamarnya membuat Jeny mau tak mau melangkahkan kakinya. Jeny terlalu takut pada Ken namun rasa khawatir melebihi rasa takutnya. Perlahan ia membuka pintu dan masuk kedalam , dilihatnya Ken sedang duduk diranjang dengan laptop dipangkuannya . Kedua bola mata Jeny tertuju pada dua botol anggur merah diatas meja yang telah tandas isinya, menghembuskan nafasnya kasar karena tidak suka melihatnya. Ia mendekat dan duduk disamping Ken yang seolah tak menghiraukan kehadirannya
"Ken .. kamu belum makan malam .. " ucap Jeny sambil menyentuh bahu pria itu namun Ken tak menjawabnya , pria itu tak mengalihkan tatapannya dari layar laptop miliknya
Jeny menaikan kakinya dan bergeser mendekat
" Ken .."
"Ken, kamu marah?."
"Ken.. " panggil Jeny memelas namun lagi-lagi Ken bungkam membuat Jeny menarik laptopnya kasar dan meletakannnya kesembarang tempat. Ken mengangkat wajahnya dan menatap kedua manik Jeny dengan garang
" Berhenti menggangguku." sautnya tajam menepis lengan Jeny dan beranjak bangun namun Jeny menahan dengan memeluk tubuhnya dari belakang
"Jangan mendiamkanku seperti ini .. " ucap Jeny
" Kumohon jangan pergi." lirih Jeny mengeratkan pelukannya
"Kamu menyukainya ?" pertanyaan Ken membuat Jeny terperangah . Bagaimana bisa pria itu berpikir seperti itu ? memangnya selama ini Ken tidak pernah merasakannya ?
Jeny menggeleng pelan " Aku tidak menyukainya "
Ken bergerak menghadap Jeny dan menarik dagunya keatas agar tatapan mata mereka bertemu, " Lalu kamu menyukai siapa? tanya Ken menatap dalam . Jeny menggigit bibir bawahnya karena gugup dan sebagai jawaban, Jeny mencium bibir sang pemilik manik hitam. Ken tersenyum puas, mendekap tubuh mungil itu lebih mendekat dan mendorongnya hingga berada dibawah kungkungannya
" Aku menginginkanmu." ucapnya parau dengan tatapan berkabut
Jeny terdiam mematung, menatap dalam dan bibirnya terasa kelu. Apa ia harus benar-benar menyerahkan tubuhnya malam ini?namun Jeny begitu mencintai pria ini, perasaannya sudah terlalu dalam, ia takut kehilangan sang malaikat penolong
" Aku menginginkanmu Jen." ucap Ken lagi. Jeny mengulurkan tangannya, meraih tangan kekar itu dan meletakannya didada
"Aku milikmu." sautnya. Ken langsung membungkam bibir merah Chery itu, mel***tnya habis. Dalam sekejap tangan kekar itu berhasil melepaskan semua kain yang berada ditubuhnya dan Jeny. Tidak ada satu bagian tubuh itu yang lolos dari sentuhan Ken. Ia benar-benar memanjakan Jeny dengan terus berlama-lama bermain di m**s V wanita itu, hal yang tidak pernah Ken lakukan pada wanita manapun
"Ken, sakitttt.." Jeny menjerit saat Ken merobek selaput daranya dalam sekali hentak. Air mata berjatuhan dari kedua sudut matanya, mulai malam ini tubuhnya sudah tidak suci, ia bukan lagi seorang gadis
Ken merasa ada yang berbeda, cengkraman kedua tangan Jeny pada punggungnya membuat Ken sedikit meringis merasakan kuku-kuku lentik itu menembus kulitnya seperti menahan rasa sakit. Ia menunduk dan seketika membeku saat melihat darah pada miliknya. Sungguh Ken tidak pernah melakukan **** dengan wanita yang masih perawan dan ini pengalaman pertamanya. Ken merasa bersalah telah merusak gadis pujaannya, merenggut kesuciannya, namun jauh didalam hatinya ia juga merasa senang dan puas karena menjadi yang pertama
"You are mine, aku tidak akan melepaskanmu Jeny Adilla .." bisik Ken
-
-
***
-
-
" Apakah sangat sakit?" tanya Ken sembari mengelus pelan rambut Jeny dengan tangan kanannya sementara tangan lainnya ia jadikan bantalan untuk kepala Jeny . Rasa lelah tak membuat keduanya langsung memejamkan matanya begitu saja
Jeny mengangguk pelan sebagai jawaban
" Maaf .." lirihnya mengecup puncak kepala Jeny cukup lama
Hening sejenak
" Ken .."
" Kenapa ?.."
"Apa kamu akan meninggalkanku , seperti kamu meninggalkan wanita-wanita itu?" mendengar hal itu spontan Ken langsung menoleh pada Jeny yang sedari tadi menatapnya sendu hingga tatapan mereka beradu
"Itu tidak akan pernah terjadi .." Ken mengeratkan pelukannya ," Kamu selalu membuatku takut kehilanganmu . Perasaan yang tidak pernah kurasakan pada wanita manapun , aku memang bukan lelaki yang baik untukmu tapi aku akan berusaha untuk membahagiakanmu , aku ingin menjagamu seumur hidupku ." Ken mengurai pelukannya dan menatap Jeny
" Aku sungguh mencintaimu sayang." ucap Ken dengan tatapan memuja . Jeny membisu dengan mata berkaca dan perlahan buliran kristal itu turun dari sudut matanya , Ken segera mengusapnya dengan lembut
Jeny mengangkat tangannya dan menyentuh pipi Ken, mengusapnya lembut ," Maukah kamu berjanji padaku?"
"Aku akan mati bila melanggar janjiku ." saut Ken serius sambil memberikan senyuman hangat dan menggenggam punggung tangan Jeny dipipinya . Ken memandang lekat wajahnya, memberi kecupan-kecupan lembut diseluruh diwajah cantiknya dan berhenti dibibir
Hawa dingin karena hujan deras diluar membuat keduanya menghabiskan waktu sepanjang malam dengan melakukan lagi kegiatan panas mereka seakan tiada hari esok . Malam itu hanya terdengar suara desahan dan deritan ranjang yang memecah seisi kamar . Ken mengakhirinya dengan menghujani ciuman di wajah Jeny yang sudah terlelap lebih dulu karena kelelahan
Jeny mengerjapkan matanya saat sinar Mentari membuatnya silau hingga terbangun . Jeny meringis , merasakan seluruh tubuhnya terasa sakit , lalu ia melihat ke samping namun tak menemukan pria yang semalam sudah mengambil mahkotanya itu
" Aww .. sakit ." Jeny mengaduh kesakitan di daerah pangkal pahanya saat ia menggerakan tubuhnya hendak bangun
" Sayang kamu sudah bangun ?" tanya Ken yang baru saja keluar dari kamar mandi , menghampiri Jeny yang masih berbaring diranjang . Namun Jeny hanya membisu , gadis itu tertegun melihat Ken yang t****ang dada hanya memakai handuk yang melilit dipinggang . Tetesan air dari rambutnya yang masih basah membuat pria itu semakin Sexy dan menggoda hingga Jeny meneguk ludahnya kasar apalagi kepingan-kepingan kejadian panas semalam berputar diingatannya , wajahnya memerah seketika , rasanya sangat canggung saat Ken menatapnya
Cup
Sebuah kecupan hangat dari bibir mendarat dikening Jeny membuat gadis itu tersadar dari lamunannya
" Kenapa tidak membangunkanku ?" tanya Jeny dengan gugup
"Kamu terlihat sangat lelah , aku tidak tega membangunkanmu .." Ken tersenyum manis sambil membelai pipi Jeny yang memerah . Ia menurunkan pandangannya pada leher Jeny yang terdapat tanda merah lalu tersenyum misterius membuat Jeny menarik selimut dan menutupinya sampai dagu
"Kenpa menutupinya ?" tanya Ken keheranan dengan tingkah Jeny
" Aku malu , jangan melihatku seperti itu .." ucapan Jeny membuat Ken terkekeh , baru kali ini ada wanita yang tidur dengannya malu-malu seperti Jeny
"Kenapa harus malu , aku sudah melihat semuanya .." goda Ken sambil menarik selimut namun Jeny memegangnya begitu erat
" Ayolah , aku ingin melakukannya lagi .. " goda Ken kembali dengan suara berbisik hingga membuat Jeny memelototkan matanya kesal pada Ken
Ken tertawa sembari mengusap puncak kepala Jeny lalu bangun dan berjalan menuju lemari untuk mengambil pakaiannya
"Apa sakit ?" Jeny memperhatikan punggung Ken yang penuh luka memerah bekas cakaran kukunya . Seakan mengerti maksud Jeny , Ken menggeleng pelan dan tersenyum
"Apa wanita-wanita itu juga melakukan hal yang sama ? "
" Tidak "
" Kenapa?" pertanyaan Jeny membuat Ken menghentikan gerakannya yang akan memakai baju dan menatap kearah Jeny sebentar kemudian melanjutkan kembali
" Karena aku bukan yang pertama untuk mereka .. " ucap Ken dengan senyum kecut , ia melirik Jeny yang sedang menatapnya begitu intens . Seringai jahil terlihat dibibirnya , tiba- tiba Ken melepaskan handuk yang masih melilit dipinggangnya hingga tubuh bagian bawahnya terpampang sempurna di mata Jeny . Spontan Jeny langsung memejamkan matanya dan berteriak penuh tenaga
" Ken .." teriak Jeny menggema di kamar hingga Ken menutup telinga dan tertawa dibuatnya
-
-
jangan lupa like & vote untuk memberi semangat pada penulis 😚
☘☘