"menikah lah dengan putra ku, Kayla!", tuan Arya memohon kepada Kayla yang seorang anak pembantu sekaligus perawatnya. Kayla yang dari kecil diajarkan patuh oleh ibunya pun tidak bisa mengatakan tidak, apalagi Kayla yg sudah lama memperhatikan putra tuannya tentu saja ia senang. akan kah pernikahan Kayla dan putra majikan nya bahagia?
Buat yang suka romantis mending baca ini, konfliknya ringan
informasi penting
Zein yang saat ini tengah kecewa ingin segera pergi ke kamar mandi untuk mendinginkan pikirannya, ia menyalakan air kran dari wastafel sambil terus menerus membasuh wajahnya dengan air. Ia lalu bersandar di dinding, mendongakkan kepalanya dan memejamkan matanya.
ya Tuhan... kenapa hatiku sakit sekali rasanya. Baru saja aku bertemu gadis yang menarik hatiku, tapi ternyata dia bukan jodohku. Parahnya dia akan menikah dengan sahabatku sendiri. Sungguh takdir seperti mempermainkanku, kalau tidak bisa kumiliki lalu kenapa Tuhan membuatku jatuh cinta seperti ini, batin Zein meratapi nasibnya.
Tok...tok..tok.. suara seseorang mengetuk pintu kamar mandi, mendengar suara itu Zein langsung merapikan dasinya dan memperbaiki ekspresi wajahnya agar terlihat baik baik saja. Ceklek... Zein membuka pintu itu, dan terlihat gadis yang dicintainya berdiri di depan matanya.
"Kak Zein, tuan Arya bilang kak Zein mencari saya. Ada apa?", tanya Kayla yang baru saja menaruh belanjaan di dapur.
"Kayla...ayo kita bicara di taman samping rumah!", jawab Zein lalu berjalan menuju taman diikuti oleh Kayla dibelakang nya. Zein berdiri tepat di depan air mancur buatan yang dibawahnya terdapat kolam berisi ikan hias berwarna warni.
"Kayla... apa kamu sudah tahu tugas yang diberikan oleh tuan Arya kepadaku hari ini?", tanya Zein sambil membelakangi Kayla.
"Tidak, memangnya tugas apa?", tanya Kayla penasaran.
"Tugas itu adalah.... mengurus pernikahanmu dengan Reino!", jawab Zein suaranya sedikit bergetar.
jadi tuan Arya menyuruh kak Zein kemari karena itu, sebentar... dari tadi kak Zein membelakangiku. apa jangan jangan dia marah padaku?, batin Kayla khawatir.
"Dan tuan Arya juga bilang kalau.... kamu menyukai Reino, apa itu benar?", Zein melanjutkan kata kata nya dengan mata yang berkaca-kaca.
"i...itu be.. benar, kak Zein maaf....", Kayla menjawab dengan jujur.
Mendengar jawaban Kayla, senyuman menyedihkan muncul di bibir Zein. "Untuk apa kamu minta maaf!", tanya Zein.
"Kemarin kak Zein bilang ingin menjadi lebih dari sekedar kakak, tapi saya tidak bisa menjawabnya dan juga saya tidak berani mengatakan sejujurnya. Saya sangat takut menyakiti hati kak Zein, maafkan saya kak Zein...", jawab Kayla dengan menundukkan kepalanya.
Zein berbalik badan menghadap ke arah Kayla, Zein berjalan mendekati Kayla lalu memeluknya secara tiba tiba.
"Jangan merasa bersalah karena tidak bisa menerima perasaanku, jika kamu mencintai Reino itu adalah hak mu itu bukanlah kesalahan. Terima kasih karena Kamu sudah jujur padaku!", ucap Zein masih dalam posisi memeluk Kayla.
Mendengar perkataan Zein membuat Kayla senang karena ternyata Zein bisa memahami dan menerima keputusan Kayla.
"kak Zein... apakah kakak akan selalu ada untuk menjadi kakakku setelah ini?", tanya Kayla.
Zein melepas pelukannya sebelum menjawab, "Tentu saja, aku akan selalu menjadi kakak untukmu", jawab Zein dengan kedua tangannya memegang kedua bahu Kayla.
"Terima kasih banyak, kak Zein... sekarang berikan senyuman manis kakak untuk adik kecilmu ini! Dari tadi kakak memasang wajah menyedihkan, aku sampai takut melihatnya", pinta Kayla agar Zein tersenyum.
Zein pun tersenyum lebar hingga terlihat giginya yang rapi, "Baiklah, sekarang berikan biodata lengkapmu! Aku akan segera mengurus pernikahan adik dan sahabat terbaikku", kata Zein menyuruh Kayla mengambil biodata pribadinya.
"Baiklah kakak, tunggu sebentar!", kata Kayla yang kemudian pergi ke kamarnya untuk mengambil KTP, KK, ijazah dan akta kelahirannya. Kayla segera menyerahkan surat surat penting itu kepada Zein dalam sebuah map. Zein menerimanya, namun sebelum pergi Zein memberi tahu Kayla sebuah informasi penting.
"Kayla.. ada hal penting yang ingin kuberi tahu padamu", kata Zein.
"Hal penting apa kak?", Kayla penasaran.
"Tapi janji ya... jangan beritahu ini pada siapapun termasuk tuan Arya!", kata Zein sambil menyodorkan jari kelingkingnya.
"Iya saya janji", jawab Kayla sambil menyatukan jari kelingkingnya dengan jari kelingking Zein sebagai tanda kesepakatan.
"Sebenarnya Reino itu mengidap depresi, makanya dia mudah sekali emosi dan kadang bisa sampai merusak barang barang bahkan juga menyakiti dirinya sendiri. Jadi Kay, aku mengatakan hal ini supaya nanti kamu tidak shock menghadapi Reino", kata Zein memberi tahu.
"Apa? sejak kapan kak?", Kayla terkejut mendengarnya.
"Sudah lama sekali, sejak dia ditinggalin ibu dan calon istrinya waktu itu", jawab Zein.
"Lalu, kenapa tidak memberi tahu tuan Arya tentang hal sepenting ini?", tanya Kayla menggebu gebu.
"Itu karena Reino tidak mau membebani pikiran ayahnya. Tapi entah kenapa semua orang menganggap Reino itu cuek, dingin, emosian... padahal sebenarnya tidak seperti itu", kata Zein menjelaskan.
"Berarti obat yang selalu dikonsumsi tuan Reino itu, apakah obat anti depresan?", Kayla semakin penasaran.
"Iya, kamu pernah melihatnya?", tanya Zein.
"Iya kak, sudah dua kali saya melihat tuan Reino meminum pil yang tidak saya tau itu pil apa padahal dia kelihatan sehat, tapi sekarang saya mengetahuinya. Kak Zein, terima kasih banyak telah memberi tahu saya informasi sepenting ini", ucap Kayla menggenggam tangan Zein. Zein pun mengangguk sambil tersenyum pada Kayla.
"Ya sudah Kay, aku pergi dulu", pamit Zein pada Kayla sambil mengelus puncak kepala Kayla.
"iya kak, hati hati dijalan", ucap Kayla memandang Zein yang telah berjalan pergi hingga tak terlihat lagi.
Sedangkan Kayla masih diam termenung memikirkan perkataan Zein tentang Reino, Kayla tidak menyangka bahwa tuan yang dicintainya itu telah lama menderita tanpa diketahui oleh orang lain. Bahkan tidak hanya rasa cinta tetapi sekarang saat mengetahui fakta ini, rasa sedih dan kasihan juga muncul di hati Kayla.
Tuan Reino, awalnya aku juga mengira anda adalah orang yang dingin dan pemarah, tapi sekarang aku baru mengetahui alasan anda bersikap begitu. Aku janji, setelah kita menikah nanti, aku akan selalu berada di sisi anda apapun yang terjadi. gumam Kayla dalam hatinya.
Triiiiiing... triiiiiing... suara ponsel Kayla berdering membuyarkan lamunannya. Tertera nama tuan Arya dilayar hpnya, ia segera mengangkatnya.
"Halo Iya tuan Arya saya segera datang", kata Kayla kemudian mematikan teleponnya dan segera menuju ke tempat dimana tuan Arya berada.
