BEDA USIA? TAK MASALAH

Ternyata Nabila mendengarkan semua pembicaraan Ayu dan Fatimah, dengan wajah yang bete Nabila menghampiri mereka berdua, yang masih sibuk didapur.

"Iya terima kasih, cuma aneh saja, dari awal kamu ke sini kan belum pernah lihat kamu menyentuh alat masak, jadi wajarkan saja jika kami bertanya-tanya" jawab Fatimah senyum lembut membuat Nabila tidak tega mencuekinya

"Ya...ya baiklah, untuk kaka ipar penuh perhatian dan lembut, kalo ngga udah aku maki-maki juga" jawab Nabila dengan wajah masih bete

"Maafin Ayu juga ya kak, sudah meragukan kaka" ucap Ayu tersenyum

"Oke, aku maafkan juga tapi ada syaratnya untuk kamu" jawab Nabila tersenyum balik pada Ayu

"Ibu ngga pake syarat kenapa aku pakai syarat segala" ucap Ayu cemberut

"Hahaha...ibu mu beda lah, bisa habis aku sama Rendra kasih syarat segala" jawab Nabila tertawa

"Syaratnya apa? jangan susah-susah" tanya Ayu memelas

"Gampang kok, dan sangat mudah buat kamu, kamu tinggal ajarkan aku cara membuat bolu ketan item dan bolu karamel yang lembut, bagaimana" jawab Nabila tersenyum mengulurkan tangan

"Oke, aku terima syaratnya" ucap Ayu menerima uluran tangan Nabila

"Rencana untuk siapa kuenya?" tanya Fatimah mempunyai feeling terselubung Nabila

"Kepo, mau tau aja kaka ini, urusan aja tuh si Rendra menyebalkan" jawab Nabila membuang muka ke arah Ayu

"Ngga mau jujur, baiklah kalo begitu, aku bisa komporin mas Rendra agar si anu tidak suka dengan kue buatan mu" ucap Fatimah santai meninggalkan Nabila dan Ayu

Nabila langsung melotot dan mengejar Fatimah.

"Hehehe, kaka ipar yang baik, jangan begitu dong, ini kan lagi usaha, kalo kaka sudah tau orangnya kenapa bertanya" ucap Nabila memelas

"Hanya ingin tau kejujuran mu, ternyata 11, 12 dengan mas Rendra, pada susah untuk jujur" jawab Fatimah pura-pura ketus

"Ih kaka jangan pernah menyamakan aku dengan Rendra, itu jelas sangat beda" rajuk Nabila di lengan Fatimah

"Lebih baik kamu berjuang dari sekarang belum hal buruk terjadi pada mu, dan sebenarnya masih banyak pertanyaan untuk mu tentang pintu semua di ganti, karena saat ini aku terasa lelah jadi aku malas bertanya" ucap Fatimah tenang meninggalkan Nabila sendirian

"Kak apa maksudnya hal buruk terjadi padaku" teriak Nabila kesal melihat kaka iparnya melenggang pergi dan tidak menanggapi omongan Nabila

"Menyebalkan sama kaya Rendra" ucap Nabila menghentakan kakinya berjalan ke dapur untuk menemui Ayu

Kamar Rendra

"Kamu benar-benar nyenyak mas tidurnya, kemarin di rumah sakit kamu sebentar-sebentar bangun" ucap Fatimah menatap wajah suaminya yang terlihat pucat dan lelah

"Semoga kamu lekas sembuh ya mas, dan masalah dalam rumah tangga kita hanya hal-hal kecil saja, supaya bisa diselesaikan saat itu juga" ucap Fatimah lagi duduk di samping suaminya, mengelus rambut suaminya yang hitam lebat

Terasa ada yang menyentuh kepalanya Rendra membuka mata, melirik ke arah yang duduk di dekat sisinya.

"Aku ganggu kamu ya" ucap Fatimah tersenyum masih mengelus kepala suaminya, Rendra hanya ikut tersenyum dan memejamkan matanya lagi.

"Istirahat lagi ya, aku juga mau istirahat sebentar, Ayu dan Nabila lagi membuat sesuatu, dan nanti kamu juga harus cobain masakan Nabila" ucap Fatimah santai menatap suaminya

Rendra langsung membuka matanya dan menatap Fatimah dengan serius.

"Ada yang salah dengan ucapan ku?" tanya Fatimah menatap suaminya dengan lembut, Rendra mencoba menganggukan kepalanya pelan

"Salah yang mana? aku mau istirahat?" tanya Fatimah pelan masih melihat ke arah suaminya, Rendra menggelengkan kepala dengan pelan

"Ayu dan Nabila membuat sesuatu?" tanya Fatimah lagi penasaran, Rendra menganggukan kepalanya

"Oh itu, iya tadi Nabila masak buat menyambut kedatangan kita, jadi kita semua harus mencobanya" ucap Fatimah tersenyum

Rendra langsung menggelengkan kepalanya dengan wajah takut.

"Ada apa? kamu tidak mau mencoba masakan Nabila?" tanya Fatimah bingung, Rendra menganggukan kepala lagi

"Kenapa tidak mau mencoba? hargai Nabila yang sudah cape-cape membuatnya" ucap Fatimah melihat ke suaminya

Rendra berusaha bicara tapi susah, dan jadi terlihat seperti orang sedang sesak nafas.

"Mas Rendra kenapa? ya sudah kalo mas Rendra tidak mau makan masakan Nabila, nanti aku buatkan sesuatu ya untuk mu" ucap Fatimah lembut menenangkan hati suaminya, tapi Rendra kembali menggeleng

"Ngga mau masakan aku juga?" tanya Fatimah semakin bingung dan sambil berpikir apa yang suaminya mau

"Begini saja, jujur aku semakin bingung, aku kedapur minta tolong sama Ayu untuk memasak sayur bening untuk kamu ya" ucap Fatimah merasa tidak tega melihat suaminya yang terus berusaha ingin bicara, akhirnya Rendra menganggukan kepala tanda setuju

"Sekalian aku ambil jus untuk mu, mungkin saja udah jadi" ucap Fatimah berdiri dari duduknya

Tok...tok...tok ... ketukan suara pintu

Ceklek.... pintu terbuka

"Baru ibu mau ke dapur ambil jus buat ayah, kamu udah bawain" ucap ibu tersenyum

"Iya kan niat aku buat jus supaya ayah segar" jawab Ayu tersenyum juga

"Oh ya nak, tolong buatkan sayur bening ya, apa aja yang ada dikulkas" ucap Fatimah lembut

"Buat apalagi? kak Nabila aja masak banyak bu, ada sayur lengkap, lalu lauk pauknya berbagai macam" jawab Ayu heran

"Ibu juga ngga tau, tadi pas bilang kita akan cobain masakan Nabila pada ayah, tiba-tiba ayah seperti menolak, jadi alangkah baiknya kita siapkan satu sayur yang lain untuk ayah, tapi buatan kamu ya" ucap Fatimah menjelaskan pada anak gadinya itu

"Kok perasaan ku jadi ikut ngga enak ya bu" jawab Ayu resah

"Eh, ngga boleh gitu, apapun yang terjadi di meja makan, tetap hargai usaha Nabila ya" ucap Fatimah menasehati anaknya

"Iya bu, harus bersyukur kan, karena kita masih bisa makan" jawab Ayu tersenyum terpaksa

"Pintar anak ibu, tapi senyumnya yang ikhlas, udah sana bantuin lagi Nabila membuat kue" ucap Fatimah mengelus wajah anaknya, Ayu bergegas ke dapur lagi memasak sayur terlebih dahulu untuk ayahnya

Fatimah membenarkan posisi Rendra menjadi agak duduk sedikit, dan dia memberikan jus untuk Rendra.

"Bagaimana segar jusnya?" tanya Fatimah lembut menatap suaminya,

"I......yahh" jawab Rendra pelan nyaris tidak terdengar hanya seperti suara buang nafas.

Fatimah tersenyum melihat Rendra, Rendra pun membalas tatapan istrinya dengan lembut.

"Pelan-pelan ya, jangan dipaksakan" ucap Fatimah mengingatkan suaminya, Rendra hanya tersenyum dan meminum lagi jus.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Hai Readers untuk dukung terus karyaku "Cinta Zavier untuk Aisyah" dan "Beda Usia? Tak Masalah" tidak lupa juga "Kesetiaan Cinta Yusuf", wah ayo dukung terus ya.

Berikan Author dukungan di Idul Adha ini.

👍🏼 LIKE

📝 KOMEN

🎁 HADIAN

🌹☕🎟️ VOTE/GIFT

🌟 FAVORIT

Terima kasih untuk yang sudah membaca kedua karyaku, ikuti terus ya cerita lainnya.🙏🏼😊🤩🥰🥳

SELAMAT HARI RAYA IDUL ADHA🙏🏼, bagi yang menunaikannya, mohon maaf lahir dan batin untuk Readers. 🙏