Pernikahan Puncak Balas Dendamku

Di dalam kamar Kevin melihat Dewi yang sedang bermain ponsel sambil tersenyum sendiri, lalu Kevin berjalan mendekati Dewi.

"apa kau sudh gila senyum-senyum sendiri sambil menatap ponselmu"ucap Kevin dingin.

"ahh maaf aku terlalu bahagia ketika mendapat pesan dari Rangga, sejak kapan kamu disini,..?"tanya Dewi.

"kamu masih berhubungan dengan Rangga, apakah kamu lupa dengan kesepakatan kita tadi.??"ucap Kevin ketus.

"kesepakatan kita hanya aku menjaga jarak sama Rangga, bukan memutuskan hubungan dengannya kan"ucap Dewi sambil menatap ponselnya.

"istri macan apa kamu yang senyum sendiri ketika mendapat pesan dari pria lain"ucap Kevin menatap tajam Dewi.

Ketika Dewi mendengar perkataan Kevin, ia langsung melemparkan ponselnya ke sembarang arah.

"lalu kau suami macam apa yang menyimpang wanita lain dirumah mu sendiri, yang membiarkan kekasih dan istri tinggal satu atap"ucap Dewi yang membuat Kevin bungkam seketika.

"kita berdua sama, sama-sama memiliki kekasih, yang membedakan kamu tinggal satu rumah dengan kekasihmu"

"jadi kamu jangan menuntun aku meninggalkan Rangga kalau kamu sendri menyimpan wanita lain disini, aku masih tau kok batasan ku sama Rangga sampai dimana, dan aku ngk pernh tuh tinggal satu atap sama kekasihku"ucap Dewi lagi menyindir Kevin.

"aku tidak menyimpang Icha disini, ia beberapa hari kedepan akan pindah ke apartemen, dan jangan pernh samakan aku sama kamu"ucap kevin menatap wajah Dewi.

"sayangnya aku tidak peduli, dia mau pindah ke apartemen kah atau mau tinggal disini kah aku no urus, toh aku ngk ada hak juga kan mengusir dia ataupun melarangmu berpacaran smaa dia, karna aku sadar dengan posisiku, hanya seorang budak yang memakai embel-embel menjadi istrimu"ucap dewi.

"begitu respon kamu ketika melihat suamimu bersama wanita lain..?"tanya Kevin ketus.

"terus aku harus gapain..? apakah aku harus junggir balik ngituh..?atau aku harus menangis bersujud dihadapan mu supaya kamu meninggalkan wanita itu..?atau apakah aku harus berteriak sampai pita suaraku putus..?"tanya Dewi.

"sorry dalam kamus ku ngk ada sejarahnya menangisi pria, dan bukan tipe aku banget, lakukan apa yang membuatmu bahagia, nikmati hidupmu selagi kau muda dan aku tidak peduli tentang masalah hidupmu, aku bukan tipikal orang yang suka mengurusi hidup orang, karna bagiku itu adalah suatu hal konyol" ucap Dewi, "masih banyak hal-hal yang mau aku urus ketimbang mengurusi hidup orang",ucap Dewi lalu berjalan menuju lemari.

"jangan pernah menuntun banyak dariku, karna aku juga tidak akan menuntun apapun darimu"ucap Dewi.

"dan satu lagi, aku tidak butuh uang bulanan dari kamu, jadi kamu tidak perlu menafkahi aku karna aku masih punya otak dan anggota tubuh yang lain untuk mencari uang, dan aku juga tidak mau menambah hutang kepada pihakmu ketika pernikahan ini selesai"ucap Dewi sambil meletakkan sebuah kartu yang dikasih oleh Daffa kepadanya.

Melihat Dewi menolak nafkah darinya entah kenapa hati Kevin sangat sakit mendengar hal itu.

"mempunyai anggota tubuh yang lain untuk mencari uang, apakah maksudnya kau akan menjajahi tubuh di club sana"ucap Kevin meledek dewi.

"mau aku menjajani tubuhku diluar sana ngk ada urusan denganmu, bukan kah kamu sendri yang bilang kalau aku ini wanita j*l*Ng dan mur*han..?sekarang aku akan tunjukkan ngimna wanita j*l*Ng yang kamu bilang melakukan profesi itu, toh sekeras apapun aku membela diri tetap saja kau akan menganggapku sebagai wanita jal*Ng bukan"ucap Dewi tersenyum miring.

Dan hal itu membuat Kevin lagi-lagi harus bungkam, entah apa yang harus ia katakan kepada Dewi.

"mau kemana..?"tanya Kevin ketika melihat Dewi berjalan keluar kamar.

"mau mencari mangsalah, mau kemana lagi..? aku tidak mau dikatai seorang j*Lang penganguran ngk lucu itu namanya"ucap Dewi tipis.

"jangan pernh kau langkah kan kakimu keluar dari kamar ini"ucap Kevin menatap tajam Dewi.

"aku yang melangkah keluar dari kamar ini atau kamu yang keluar sekarang juga"ucap Dewi menekan setiap kata-kata nya.

"berani-beraninya kau menyuruhku keluar dari kamar ini, emng kamu siapa..?"ucap Kevin tak terima.

"lebih tepatnya mengusirmu dari kamar ini, kata menyuruh terlalu halus buat kamu, "ucap Dewi.

"kamu lupa kalau aku dsini sekarang sudh resmi jadi pembantu, dan tidak etis rasanya jika seorang majikan memasuki kamar seorang pembantu"ucap Dewi melipat kedua tangannya di dadanya.

"mulai detik ini kamu tidak boleh menggunakan ponsel"ucap Kevin mengambil ponsel milik Dewi yang ada diatas kasur lalu berjalan meninggalkan kamar Dewi.

"bukankah aku sudah bilng, lakukan apa yang membuatmu bahagia, dan aku akan mendukung kebahagiaan mu, jika peranku dibutuh untuk membuatmu bahagia akan aku perankan sebagus mungkin"ucap Dewi yang membuat langkah Kevin terhenti.

"ku pastikan kamu akan bertekuk lutut dihadapan ku Dewi"ucap Kevin menunjuk wajah Dewi.

"bukan kah aku sudh bertekuk lutut dihadapan, bahkan untuk satu tahun kedepan aku akan bertekuk lutut, jadi jangan buang tenaga ku untuk melakukan itu lagi, karna tanpa kau suruh pun aku sudh bertekuk lutut dihadapanmu"ucap Dewi terkesan enten.

Kevin langsung menutup pintu kamar Dewi dengan kasar, yang membuat Dewi sedikit terkejut.

"kamu terlalu jauh menyakiti aku Vin"lirih Dewi.

Setelah kepergian Kevin air mata Dewi jatuh begitu saja, entah sampai kapan hidup akan terus begini saja, entah sampai kapan ia harus terjebak dalam pernikahan konyol ini.

"ma Dewi udh capek"lirih Dewi duduk disamping kasurnya ia menangis dalam diam.

Sedangkan Kevin setelah keluar dari kamar Dewi ia langsng masuk kedalam kamarnya dan membanting pintu dengan keras.

aaaaaaaaaa

teriak Kevin sambil menarik rambutnya kasar.

"aku ini kenapa sih, ada apa dengan hati ini Tuhan, kenapa ketika dekat dengan Dewi selalu rasanya beda"ucap Kevin pada dirinya sendri.

Ia teringat dengan ponsel Dewi yang sudh ia ambil tadi, lalu ia membuka ponsel itu.

"hari gini ponsel tidak memiliki kunci"guman Kevin karna mendapati ponsel Dewi tidak terkunci.

Di wallpaper ponselnya dapat Kevin lihat foto Dewi dan Rangga yang dimana Rangga memeluk pinggang Dewi dengan posesif, sedangkan Dewi tersenyum manis menatap Rangga penuh cinta.

"bahagia sekali ternyata"guman Kevin tersenyum miring.

Lalu tangan tergeser menekan aplikasi galeri dan yang terdapat disana hanya foto-foto Rangga dan Dewi mulai dari foto romantis dan berbagai aib Rangga Dewi simpan, dan hal itu membuat emosi Kevin seketika naik,

"foto murahan disimpan"guman Kevin menahan emosinya.

Dan lagi tangan Kevin tergeser untuk membuka aplikasi wa dan lagi-lagi aplikasi itu tidak terkunci, di dalam sana hanya ada nomor suci dan Rangga selain itu hanya ada grup-grup dari kampus, banyak nomor baru yang mengirim pesan kepada Dewi tapi sepertinya gadis itu memilih mengabaikannya. Lalu Kevin membuka riwayat percakapan Dewi dan Rangga semua ia baca tanpa ada tertinggal sedikit pun.

"aku benci smaa kamu Rangga, pokok Dewi tidak boleh jatuh ke pelukan kamu, Dewi sekarang milikku dan apa yang menjadi milik ku tidak boleh disentuh oleh siapapun"ucap Kevin tersenyum licik.

Lalu ia melempar ponsel Dewi sampai benar-benar hancur berkeping-keping, ia muak membaca riwayat pesan Rangga dan Dewi yang sangat romantis dikalangan zaman pacaran sekarang.

Lalu Kevin berjalan kearah balkon kamar, dari sana ia dapat melihat keramaian kota dan ia juga dapat melihat orang-orang yang melakukan berbagai jenis aktivitas, sejenak foto-foto mesra Rangga dan Dewi terlintas dibenaknya bahkan pesan romantis Rangga dan Dewi pun terlintas begitu saja di otaknya.

Karna tidak mau larut dalam lamunannya Kevin memutuskan mandi dan berangkat kekantor.

Setelah beberapa menit mandi dan dirasa penampilannya sudh rapi Kevin pun berjalan menuju pintu, diteras rumah ia melihat Dewi sedang menyiram bunga-bunga.

"gapain..?"tanya Kevin sekedar basa-basi.

"berenang, menurutmu gapain lagi"jawab Dewi ketus.

"si Icha mna..?"tanya Kevin lagi.

"mana ku tau, pacar sendiri kok ngk tau kemana."ucap Dewi lagi.

"emng Rangga kamu tau dimna sekarang"tanya Kevin memancing.

"ngk tau"jawab Dewi.

"berarti kita sama, kamu juga pacar sendri kok ngk tau dimna"ucap Kevin dengan nada meledek.

"aku berangkat"ucap Kevin mengacak rambut Dewi sekilas, ia memilih menghentikan perdebatannya dengan Dewi, takut si empedu keluar dari sarang buasnya.

Dewi yang mendapati perlakuan begitu seketika wajahnya bersemu merah jantungnya berdetak dua kali lebih cepat dari detakan jantung orang normal.

"seperti aku harus ke dokter memeriksa jantung"guman Dewi sambil memegang jantungnya.

Lalu ia melanjutkan kegiatannya membersihkan bunga-bunga sekaligus menyiramnya.

Terimakasih atas kunjungan dan dukungan jangan lupa tinggalkan jejak 🙏🙏