Suamiku Adalah Musuhku

Melihat Axel yang tiba-tiba saja berubah membuat kekhawatiran bagi Summer. Pasalnya Axel tidak mungkin bersikap seperti ini jika tidak karena dua alasan, pertama karena mabuk yang kedua mungkin untuk mendapatkan sesuatu. Summer merasa bahwa saat ini mungkin saja alasan yang pertama yaitu Axel memang mabuk. Akan tetapi Axel memiliki pernyataan lain, ia menegaskan bahwa dirinya sadar 100%. Hal itu pun membuat Summer terlihat kebingungan.

“ Ayolah, kenapa menjauh dariku? Bisakah kau berbaring kembali?“ Kata Axel dengan manja.

“ Apa kamu bilang? Apa sih yang kamu pikirin? Kayanya kamu memang mabuk deh.“ Summer berkata sambil menatap Axel dengan heran.

“ Aku sangat sadar dan aku ingin kau berada disampingku saat ini.“ Ungkap Axel tanpa ragu.

Summer merasa bahwa Axel sedang dibawah pengaruh alkohol yang sangat kuat sehingga dia tidak menyadari perkataannya sama sekali. Summer berpikir untuk meninggalkannya namun Axel menarik lengannya sehingga Summer terjatuh tepat di atas tubuh kekarnya Axel. Kedua mata mereka saling menatap. Saat itu Summer melihat sekaligus mengakui bahwa Axel memang sangat tampan, akan tetapi ia tidak bisa terlena dengan mudah. 

Summer mencoba bangkit berdiri tapi Axel menahan pinggangnya dengan kedua tangannya. Summer pun mulai meronta-ronta dan meminta Axel untuk melepaskan tangannya yang sedari tadi menahan tubuh Summer.

“ Lepaskan aku! Apa yang ingin kamu lakukan?“ Summer berkata dengan lantang.

“ Bukankah kau menyukai hal seperti ini? Dan inikan yang kau mau.“ Sahut Axel dengan wajah yang terlihat seperti penggoda.

“ Tidak! Ini bukan hal yang aku inginkan! Bahkan hal ini tidak ada dalam kontrak sama sekali." Pungkas Summer.

“ Jangan banyak bicara, tolong biarkan aku, dan aku akan mengetahui yang sebenarnya.“ Axel yang mulai menyodorkan wajahnya dan hendak mencium Summer.

“ Apa? Sebenarnya? Apa sih maksudnya?“ Summer berkata dalam hati sambil berusaha menolak tindakan Axel.

Di saat Summer mulai lengah, tiba-tiba saja Axel membalik tubuh Summer sehingga mereka bertukar posisi dan membuat Summer tidak berkutik sama sekali. Axel kemudian mulai memuji kecantikan Summer dan mulai menyentuh bagian-bagian yang sensitif sehingga membuat Summer mulai terangsang oleh setiap sentuhannya.

“ Ahhh, Ugh, Axel– apa yang kau lakukan?" Summer mulai mengerang.

“ Rasakan saja setiap sentuhan ku, aku yakin kau akan menyukainya.“ Bisik Axel. 

Axel bukan lagi seperti Axel yang biasanya. Axel terlihat sangat ahli dalam hal seperti ini, ia bahkan tampak liar. Perlahan-lahan Axel mulai meremas bagian dada dengan lembut dan mulai menempelkan bibir tipisnya. Summer semakin tenggelam dalam suasana begitu pula dengan Axel. Ia sama sekali tidak bisa berpikir logis. Kemudian kedua tangan Summer mulai di regangkan oleh Axel dan Axel mulai mengecup setiap bagian tubuhku mulai dari leher sampai bagian pinggang.

" Aku rasa aku memang benar-benar menikmatinya. Jujur saja ini adalah hal pertama kali bagi ku sehingga aku tidak tahu apa yang harus ku lakukan." Pikir Summer dalam benaknya.

Perlahan-lahan Summer mulai mendesah, Dan semakin Axel menyentuhnya teriakan desahan Summer pun semakin terdengar dan membuat Axel semakin terangsang. Untuk pertama kalinya Summer merasa candu terhadap sesuatu. Belaian yang begitu lembut, kecupan yang begitu hangat serta perlakuan yang begitu lembut membuat Summer berada di titik dimana sebuah kenikmatan yang tiada tara begitu sangat dia rasakan.

“ Apakah ini yang dinamakan kenikmatan dalam bercinta?" Pikir Summer.

Axel merasa tidak bisa menahan birahinya lagi, ia meluapkan segalanya pada malam itu. Axel begitu menikmati melalukan malam pertama dengan Summer semua gerakan bahkan merela lakukan satu persatu hingga membuat mereka satu sama lain merasa terpuaskan.

Axel kali ini benar-benar kehilangan kendali begitu pula dengan Summer. Mereka terlihat seperti melupakan tentang kontrak mereka untuk pertama kalinya. Setelah sama-sama mencapai klimaks, mereka pun tertidur bersama di atas ranjang yang selama ini tidak pernah mereka tiduri bersama. 

***

Keesokan paginya, Summer terbangun dengan hanya berlapiskan selimut di tubuhnya, Summer belum menyadari bahwa dirinya tidak mengenakan sehelai pakaian pun, lalu ia membuka kedua matanya lebar-lebar dan mendapati sebuah punggung pria tepat berada di hadapannya. Summer pikir ia masih bermimpi.

“ Apakah aku bercinta dengan Axel semalam? Tidak tidak, sepertinya aku hanya bermimpi." Summer terus berkata dalam hatinya.

Setelah Summer akhirnya mendapati bahwa dirinya dalam keadaan tanpa busana, barulah dia menyadari bahwa kejadian semalam bukanlah mimpi melainkan kenyataan. Summer tiba-tiba merasa malu, ia pun mencoba bangun perlahan-lahan agar tidak membangunkan Axel. Summer mengambil pakaiannya dan bergegas memakainya.  Summer pun bergegas mandi karena ia harus pergi ke kantor.

Tak lama kemudian bunyi alarm di ponsel Axel berbunyi dan membangunkannya. Axel melihat bahwa dia sudah tertidur sendiri di atas ranjang. Axel kembali terbayang dengan apa yang baru saja ia lakukan semalam bersama Summer. Bahkan ia tersenyum saking senangnya. Ternyata ia begitu menikmatinya dan serasa menjadi candu untuk mengulangnya kembali. Lalu kemudian ia beranjak dari tempat tidurnya dan mencari keberadaan Summer. 

Akan tetapi, ia tidak bisa menemukan Summer dimana pun sehingga dia berpikir Summer sudah berangkat ke kantor lebih dulu. Axel pun kemudian bersiap karena ia juga harus pergi ke kantor. Saat sarapan pagi, Axel tertangkap karena terus tersenyum-senyum sendiri oleh ibunya. Ibunya berpikir sepertinya ada hal baik yang sedang dirasakan putra semata wayangnya tersebut. 

“ Apakah ada hal baik nak? Cerita dong sama bunda.“ Ucap ibunya Axel ingin tahu.

" Ah, bunda mau tahu aja urusan anak muda." Jawab Axel.

Sementara itu ayahnya hanya memandang aneh ke arah Axel karena ia juga baru pertama kali melihat Axel yang terlihat begitu ceria.

“ Ayolah, ceritakan pada bunda, jangan buat bunda penasaran." Ibunya Axel terlihat memohon.

“ Nanti ya Bun, kapan-kapan. Aku pamit ya. Yah aku jalan dulu." Sahut Axel yang langsung berpamitan. 

" Ish, dasar anak itu." Keluh ibunya Axel.

Ibunya Axel merasa bahwa sepertinya anak semata wayangnya itu sedang kasmaran. Ibunya juga menduga bahwa hal-hal besar akan datang.

“ Jangan - jangan sebentar lagi aku punya cucu. “ Ucap ibundanya Axel sambil tertawa sendiri. Ayahnya Axel hanya menggelengkan kepalanya menatap perilaku istrinya tersebut. 

Suasana hati Axel benar-benar sangat bahagia. Bahkan pada saat di kantor, tidak henti-hentinya ia menebarkan senyumannya kepada siapa pun yang menyapanya. Toni yang ikut merasakannya, sangat penasaran apakah ada hal baik yang telah terjadi kepada bosnya tersebut sehingga membuat dirinya bertanya kepada Axel. namun Axel tidak menjelaskannya secara gamblang. Ia hanya mengatakan bahwa dirinya telah mendapatkan apa yang selama ini sudah ia idam-idamkan. 

Berbeda dengan Axel, Summer merasa suasana hatinya sedang buruk. Pasalnya ia merasa menyesal telah bercinta dengan Axel. karena meskipun hal tersebut membuat candu tersendiri baginya, namun akan menjadi masalah karena ia akan terus terikat dengan Axel. meskipun Summer menyukai pada saat ia melakukannya, namun bisa jadi akan jadi bumerang untuk dirinya sendiri. 

Summer hanya berpikir bahwa dirinya terlalu gampangan. Terlalu mudah luluh hanya karena sentuhan. Padahal ia sudah berusaha untuk menahan, akan tetapi perlakukan Axel malam itu membuat dirinya hilang kendali.

“ Apakah aku memang sebodoh ini?" Pikir Summer dalam benaknya.