NovelToon NovelToon
Kepingan Puzzle

Kepingan Puzzle

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Menyembunyikan Identitas / Trauma masa lalu
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Khabar

"Lima bersaudara dengan kedua orang tuanya adalah sebuah keluarga bahagia tenang dan damai, ibarat puzzle yang sudah sempurna sudah dipecahkan. Namun, insiden yang mengerikan terjadi, keluarga itu menjadi kelam karena ulah oknum yang jahat.

Tiga potongan puzzle hilang di tumpukan puzzle yang berbeda. Aku Glantea Albar berusaha menemukan tiga potongan puzzle itu. Tapi, takdir berkata lain aku tidak pernah menemukan tiga puzzle itu. Aku memutuskan menggantikan puzzle lain yang bentuknya sama dan jelas tidak pernah bisa sama dengan warna dari puzzle sebelum nya."

Kata Glantea di sebuah alat perekam kakinya mengalami patah karena insiden jatuh dari helikopter. setalah itu ada seorang yang membuka gubuk tua dimana dia berada sekarang lalu tiba-tiba dia bangkit tanpa peduli rasa sakit itu menghampiri seseorang dibalik pintu sambil menangis memegangi tangan orang tersebut.

"Hiks... Hiks... ayahhh..... " Kata itu keluar dengan begitu tulus mengenali orang itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khabar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Identitas Sebenarnya

Albar pulang ke apartemennya dengan tubuh yang terasa sangat lelah. Hari yang panjang dan penuh dengan kejutan, dari makan malam dengan adiknya hingga pertemuan serius dengan Farel, membuat pikirannya terusik. Sesampainya di apartemen, ia langsung merebahkan diri di atas kasur tanpa sempat berganti pakaian. Nyamannya kasur dan kehangatan selimut mulai membuainya ke dalam tidur, tetapi pikirannya malah melayang ke masa lalu yang kelam dan penuh ketakutan.

Bayangan masa kecilnya muncul dalam benaknya. Usianya saat itu sekitar 13 tahun, dan ia berada di sebuah ruang interogasi yang suram. Ruangan itu dingin, hanya diterangi oleh lampu neon yang berkelap-kelip di atas kepala. Albar kecil duduk di kursi besi, tangannya terikat di belakang punggungnya. Rasa sakit yang luar biasa terasa di tangannya, tempat sebuah pulpen menancap dengan dalam.

Darah menetes dari lukanya, mengotori lantai di bawahnya. Seorang pria bertubuh besar, bawahan dari pasukan khusus, berdiri di depannya dengan wajah dingin dan tanpa belas kasihan. "Katakan padaku, bocah. Di mana ayahmu menyembunyikan dokumen itu?" tanyanya dengan suara yang kasar.

Albar kecil hanya menggigit bibirnya, menahan rasa sakit dan ketakutan. la tidak tahu apa yang harus dikatakan atau dilakukan. Pria itu semakin marah, mengangkat tangannya untuk memukul Albar lagi. Namun, sebelum pukulan itu mengenai wajahnya, pintu ruang interogasi terbuka dengan keras.

Seorang panglima dengan pakaian singlet hoodie masuk ke ruangan. Badannya kekar dan berotot, menunjukkan kekuatan dan otoritasnya. Wajahnya terlihat marah saat ia melihat keadaan Albar yang tersiksa. "Apa yang kalian lakukan di sini?" teriak panglima itu dengan suara menggelegar.

Bawahan yang menyiksa Albar langsung berdiri tegak, tampak ketakutan. "Panglima! Kami sedang mencoba mendapatkan informasi dari anak ini."

Panglima itu melangkah maju dengan cepat dan tanpa peringatan, ia memukul bawahan itu dengan keras di wajahnya, membuatnya terjatuh ke lantai. "Kau pikir ini cara yang benar untuk mendapatkan informasi dari anak kecil? Kau sudah gila!" Panglima itu menoleh ke arah Albar, wajahnya melunak sedikit. "Anak ini hanya anak kecil. Dia tidak tahu apа-ара."

Albar kecil menatap panglima itu dengan mata yang penuh ketakutan, tetapi ada secercah harapan. Panglima itu mendekat, melepaskan ikatan di tangan Albar dengan hati-hati. "Tenang, anak. Aku di sini untuk membantumu," katanya dengan suara yang lebih lembut. "Bawahan ini tidak akan menyakitimu lagi. Aku akan pastikan itu."

Panglima itu mengangkat Albar yang lemah dan terluka dari kursi, membawanya keluar dari ruang interogasi yang kelam. "Kau aman sekarang," katanya dengan suara menenangkan. "Aku akan memastikan kau mendapatkan perawatan yang kau butuhkan."

Albar merasa air mata mengalir di pipinya saat ia dibawa keluar dari kegelapan. Meskipun rasa sakit masih mendera tubuhnya, ia merasakan secercah harapan dan kelegaan. Panglima itu, dengan kekuatan dan wibawanya, memberikan perlindungan yang tak pernah ia rasakan sebelumnya.

Panglima membawa Albar kecil ke ruangannya yang lebih hangat dan jauh lebih nyaman daripada ruang interogasi yang suram tadi. Setelah memberikan perawatan yang memadai untuk luka-lukanya, panglima itu duduk di samping Albar yang terbaring lemah di sofa. Mata Albar masih berkaca-kaca, tetapi ada rasa tenang dalam pelukan panglima itu.

Dengan hati-hati, panglima mulai memegang tangan Albar dan mengusapnya lembut. "Kau aman sekarang, tidak ada yang akan menyakitimu lagi," kata panglima dengan suara yang penuh kehangatan dan keprihatinan.

Albar menatap wajah panglima itu dengan rasa penasaran dan bingung. "Siapa kau? Kenapa kau membantuku?" tanyanya dengan suara lemah.

Panglima menarik napas dalam-dalam, tampak ragu sejenak sebelum mengambil keputusan yang sulit. Dengan hati-hati, dia mulai menarik kulit palsu di wajahnya, mengungkapkan identitas aslinya. Di balik topeng itu, terlihat wajah yang akrab bagi Albar, meskipun lebih tua dan penuh bekas luka. Itu adalah kakaknya, Farel.

Farel menatap adiknya dengan mata penuh air mata yang tak bisa lagi ia tahan. "Albar, aku... aku Farel, kakakmu," katanya dengan suara bergetar. "Aku mencarimu selama tiga tahun, sejak hari kau hilang di sungai itu."

Albar terkejut, matanya melebar tak percaya. "Farel? Kakak? Tapi... kenapa kau ada di sini? Apa yang terjadi?" Suaranya bergetar antara kelegaan dan kebingungan.

Farel menarik Albar ke dalam pelukan erat, air matanya mengalir deras di pipinya. "Maafkan aku, Albar. Aku tak bisa menemukanku lebih cepat. Kamu terjatuh di sungai, dan aku tak pernah berhenti mencarimu. Setiap hari, aku berusaha menemukan jejakmu, berharap kau masih hidup."

Albar menangis dalam pelukan kakaknya, merasakan beban ketakutan dan kesedihan yang perlahan-lahan terangkat. "Aku juga mencarimu, Farel. Aku takut dan sendirian. Kenapa semuanya begitu sulit?"

Farel mengusap rambut Albar, mencoba menenangkan adiknya. "Karena dunia ini kejam, Albar. Tapi sekarang aku menemukanku. Aku akan melindungimu. Aku berjanji tak akan membiarkan siapa pun menyakitimu lagi."

Mereka berdua terisak dalam pelukan, merasakan kehangatan keluarga yang lama hilang. Farel mengangkat wajah Albar dan menatap matanya dengan penuh kasih sayang. "Aku tahu kau telah melalui banyak hal. Tapi kita bersama sekarang. Aku akan menjaga dan melindungimu. Kau akan baik-baik saja."

Albar mengangguk pelan, masih terisak tetapi merasa sedikit lebih kuat. "Terima kasih, Farel. Aku sangat merindukanmu. Aku tak tahu apa yang harus kulakukan tanpamu."

Farel mengangguk, memeluk adiknya lebih erat. "Aku juga merindukanmu, Albar. Sekarang kita bersama lagi, dan kita akan melalui semua ini bersama-sama. Aku berjanji."

Malam itu, di dalam ruang yang lebih hangat dan aman, mereka berbicara hingga larut, mengenang masa lalu dan merencanakan masa depan. Hubungan yang terpisah selama bertahun-tahun akhirnya dipulihkan, memberi Albar kekuatan baru untuk menghadapi tantangan yang akan datang. Kenangan akan masa lalu yang kelam tetap ada, tetapi dengan kakaknya di sisinya, Albar tahu bahwa ia bisa melewati apa pun.

Setelah beberapa saat mengenang masa lalu, suasana di ruangan mulai berubah menjadi lebih serius. Farel, menatap adiknya dengan mata yang penuh ketegasan. Mereka duduk di meja dengan makanan yang sudah disiapkan oleh Farel untuk Albar.

"Albar, dengarkan aku baik-baik," kata Farel, suaranya berubah menjadi lebih formal dan tegas. "Mulai sekarang, jangan pernah memanggilku Farel lagi. Di sini, aku dikenal sebagai Mesanet. Nama ini untuk menyamarkan identitas asliku dan melindungi kita berdua."

Albar mengangguk pelan, mencoba mencerna informasi itu. "Baik, Kak... Mesanet. Aku mengerti."

Farel menatap adiknya dengan serius, lalu melanjutkan. "Ada satu hal lagi yang perlu kau ketahui. Mulai hari ini, aku akan melatihmu. Tujuan pelatihan ini sederhana tapi sangat penting: menjadikanmu mesin pembunuh yang efisien."

Mata Albar melebar, terkejut mendengar kata-kata kakaknya. "Mesin pembunuh? Kenapa begitu?"

Farel menarik napas dalam-dalam, mencoba menjelaskan. "Karena ini satu-satunya cara kita bisa bertahan. Dunia ini penuh bahaya, dan jika kau tidak siap, kau akan menjadi korban. Aku tidak akan membiarkan itu terjadi. Selain itu, kita harus menjaga rahasia kita, dan satu-satunya cara untuk melindungi diri kita adalah dengan memastikan kau bisa melawan siapa pun yang mengancam kita."

Albar mengangguk perlahan, mulai memahami maksud kakaknya. "Jadi, kau akan melatihku untuk bertahan dan melawan?"

"Benar," jawab Farel dengan tegas. "Aku akan mengajarkanmu semua yang aku tahu. Kau akan belajar teknik bertarung, strategi, dan cara bertahan hidup di kondisi paling ekstrem. Tapi ingat, ini bukan hanya tentang kekuatan fisik. Ini juga tentang mental dan kecerdikan. Kau harus siap dalam segala hal."

Albar menatap kakaknya dengan tekad baru. "Aku siap. Aku ingin melakukannya, untuk kita berdua. Aku ingin kuat dan melindungi diriku serta orang-orang yang aku sayangi."

Farel tersenyum tipis, bangga dengan adiknya. "Bagus. Itu semangat yang aku harapkan darimu. Kita akan mulai besok pagi. Tapi malam ini, makanlah dan istirahat. Kau akan membutuhkan semua energimu untuk pelatihan ini."

Mereka melanjutkan makan dalam keheningan, suasana di antara mereka berubah menjadi penuh dengan antisipasi dan persiapan. Farel tahu bahwa jalan di depan mereka akan sulit, tetapi dengan tekad dan kekuatan yang baru ditemukan, mereka akan menghadapi apa pun yang datang. Sementara itu, Albar merasakan campuran rasa takut dan kegembiraan. Meski pelatihan itu menakutkan, dia tahu bahwa bersama kakaknya, mereka akan mampu mengatasi segala rintangan.

...֎֎֎...

Pulpen menancap: coba baca eps 21 (mustahil memilih)

1
Scorpion's Caesar
folback kak
Khabar: iya aku follow back
total 1 replies
Hana
double up kak
Khabar: maskudnya?
total 1 replies
ッoff♪
udah dibaca dari awal
semangat
Khabar: mantap, salut abangku
total 1 replies
ッoff♪
ayo senyumlah
/Facepalm/
Khabar: /Grin/
total 1 replies
Sena Widuri
engkau punya cerita sungguh memotivasi sekali
Khabar: makasih /Smile/
total 1 replies
Sena Widuri
tari ape hal engkau kena culik /Sob/
Sena Widuri
bagian ketidak percayaan lupa awak spasi, perbaiki dulu biar perfect
Khabar: iya ngak papa makasih juga aku jadi bisa belajar lagi /Smile/
Sena Widuri: lah betol lah /Grin/ berarti saya yang silap
total 3 replies
Sena Widuri
berpendar itu apa? awak agak tanda tanya bagian ini
Khabar: pernah liat cahaya seperti yang tampak pada lendir kelemayar atau pada permukaan laut pada malam hari kayak gitu lah cahaya bergerak gerak
total 1 replies
Sena Widuri
wahh fantasi rupanya
Sena Widuri
yang bagian ini typo, awak tulis mengis, seharusnya menangis, keren 💪🏻
Khabar: makasih saran nya
total 1 replies
Sena Widuri
/Sob//Sob//Sob//Sob/ I'm feeling blue
Sena Widuri
engkau punya cerita walau banyak typo tapi buat tense aku naik lah, andrenalin ku meningkat /Sob/ seru sekali
Khabar: begitu kah, makasih lo btw klau ada typonya langsung kritik aja ngak masalah
total 1 replies
Sena Widuri
engkau punya typo di baris ni, semangat 💪🏻
Khabar: oohh makasih
Sena Widuri: paragraf ke dua bagian beubah
total 4 replies
Amelia
salam kenal ❤️🙏
Khabar: iya salken juga /Smile/
total 1 replies
✿🅼🅴🅳🆄🆂🅰✿
hadir thorrrr
✿🅼🅴🅳🆄🆂🅰✿: okey/Applaud/
Khabar: iya, semangat juga ya bacanya 👍
total 4 replies
ッoff♪
semangat terus ya
Khabar: iya nanti aku mampir lagi
ッoff♪: sama² jangan lupa like lagi di novel ku
🙏
total 3 replies
Bening
2 kopi meluncur..
jangan blokir aku..
jangan bales gift ku balik..
besok ku lanjut lagi baca nya..
ッoff♪
semangat terus ya
Khabar: iya makasih
total 1 replies
Kia Shoji
Keren banget kak
Khabar: coba dilanjutkan siapa tau suka nanti
Khabar: makasih ya 😄
total 2 replies
ッoff♪
wkwkwkw
/Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!