namaku Nadia putri Az-Zahra sering disapa Nadia berusia 36 tahun aku seorang ibu beranak 3 memiliki suami yg sangat perhitungan akan tetapi aku tetap sabar menghadapi sifat suamiku namun tanpa sepengetahuanku ternyata suamiku telah memberiku seorang madu.
akankah nadia bertahan atau memilih untuk mengakhiri semua??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummy phuji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
Nadia hanya terdiam dan tangannya sibuk mengucek-ucek ujung kerudungnya hingga kusut
Amanda yang melihat itu semua tau kalau Nadia sedang gugup
Amanda memegang tangan Nadia untuk mengurangi rasa gugup Nadia
"kamu santai aja ya,jangan gugup kamu ceritakan semua apa yang kamu alami selama ini juga perlihatkan semua bukti yang kamu dapatkan"
Nadia hanya mengangguk mendengar ucapan Amanda
tak berapa lama Athar dan Kinara datang dibelakangnya ada bi asih dengan nampan ditangannya
Athar dan Kinara tersenyum manis pada mereka berdua
lalu duduk bersisian didepan Amanda dan Nadia dihalangi meja yang sudah berisi tiga cangkir teh hangat dan secangkir kopi dan juga cemilan
"Maaf mbak lama tadi menemani kaila dulu untuk kekamarnya "ucap Kinara merasa tidak enak karena tamunya lama menunggu mereka
"iya nggak apa Ra,oh iya Ra Thar ini teman mbak yang mbak ceritakan tadi"ucap Amanda memperkenalkan Nadia kepada kedua adik iparnya
" Oh saya Kinara mbak dan ini suamiku mas Athar" jawab Kinara mengulurkan tangannya memperkenalkan nama dan juga suaminya
"saya Nadia mbak Kinara mas Athar" jawab Nadia sopan dan menerima uluran tangan kinara dan Athar
"Panggil dengan kinar aja mbak,karena mbak adalah sahabat kakak iparku jadi mbak Nadia juga kakakku iya kan mas?!" ucap kinara ramah dan diangguki oleh Athar
"diminum dulu mbak tehnya mumpung masih hangat"ucap kinara lagi
Nadia dan amanda segara meraih cangkir tehnya
lalu menyesapnya perlahan
"mbak bisa menceritakan semua dan kuta akan mencari solusinya bersama" ucap Athar mencairkan suasana
Nadia terdiam sesaat lalu menceritakan semua yang terjadi padanya tanpa mengurangi ataupun menambahkannya
Amanda mengusap punggung sahabatnya itu untuk memberikan kekuatan
Nadia sesekali mengusap air matanya yang terus mengalir tanpa diperintah
Ada rasa sakit yang dirasakannya juga rasa trauma
Athar dan Kinara mendengarkan semua cerita Nadia
sesekali kinara juga mengusap air matanya karena merasa iba pada nadia
sedangkan Athar hanya manggut-manggut sambil memegang dagunya sepertinya Dia aedang berfikir mencari solusi yang tepat untuk permasalahan sahabat kakak iparnya ini
" kenapa mbak Nadia tidak melaporkannya ke kepolisian tentang masalah pemerkos**n ini ? apakah mbak masih mencintai suami mbak?" tanya Kinara
Nadia menggeleng mendengar pertanyaan Kinara
"mbak tidak ingin memenjarakan ayah dari anak-anak mbak bukan karena mbak masih mencintainya akan tetapi mbak tidak ingin tindakan mbak akan sangat menyakiti perasaan anak-anak dan mereka juga akan menjadi bahan bulian teman-teman ataupun orang-orang disekitar kami yang akan mengatakan mereka anak narapidana mbak tidak ingin itu terjadi, mbak takut itu akan mempengaruhi mental mereka
cukup perceraian kami nanti yang akan menyakiti hati mereka tapi mbak akan mencoba untuk menjelaskan pada mereka dengan kata-kata yg mereka gampang mengerti
alasan mbak berpisah dengan ayahnya" ucap Nadia panjang lebar
Kinara dan Athar hanya manggut-manggut begitu pun dengan amanda
"Baiklah kalau begitu keinginan mbak semoga kami berdua bisa membantu mbak Nadia " ucap Athar
"iya mbak kami pasti berusaha untuk bisa membantu Mbak"ujar kinara
"mbak j#uga ingin hak asuh Anak-anak diserahkan kepadaku karena saya tidak sanggup hidup berjauhan dengan anak-anakku mereka lah alasanku untuk bertahan selama ini"ucap Nadia kemvali terisak membayangkan bagaimana dia bisa jauh dari ketiga anaknya
"mbak simpan berkas mbak saja biar Nanti kami coba untuk masukan gugatannya" ujar Kinara
"iya mbak,karena mbak sudah punya banyak bukti untuk bisa menggugat suami mbak
dan tugas mbak sekarang adalah meyakinkan anak-anak mbak agar tidak menjadi trauma untuk mereka "ucap Athar
"kalau boleh tau mbak harus menyiapkan berkas apa saja?"tanya Nadia
"tunggu saya ambilkan kertasnya dulu"Jawab Kinara dan bergegas berdiri lalu berjalan masuk kedalam
tidak berapa lama kinara sudah datang membawa selembar kertas dan pulpen
kinara lalu menuliskan semua persyaratan yang harus disediakan oleh Nadia setelah merasa semua persyaratannya sudah ditulis nya Kinara menyerahkan kertas itu pada nadia
"ini mbak semua sudah saya tulis,mbak tinggal melengkapinya"ucap Kinara
"baiklah, terimakasih kasih banyak atas waktu kalian juga bantuan kalian" ucap Nadia tersenyum dengan mata berkaca-kaca
Karena Nadia merasa tidak sendirian dan semua diberi kelancaran
"semua sudah kan Nad?" tanya Amanda lalu diangguki oleh Nadia
"kalau begitu kami pamit pulang dulu ya"ucap Amanda berpamitan karena hari sudah sangat sore sebenarnya Amanda sudah pamit pada suaminya saat akan pulang bahwa dia akan menemani Nadia kerumah Athar dan Kinara untuk konsultasi tentang perceraian Nadia
izin sudah dikantongi makanya Amanda tidak merasa was-was pulang terlambat
"oh iya mbak Kalau bisa saya minta nomor kontaknya biar memudahkan untuk saling tukar informasi" kata kirana saat Nadia dan amanda sudah ingin berpamitan
"oh iya boleh"jawab Nadia lalu Nadia merogoh ras bahunya dan mengambil kartu namanya dan serahkan nya pada kirana
kinara membaca kartu nama Nadia
"wah ternyata toko kue favoritku punya mbak?! " ucap kinara sumbringah
" Benarkah?" ucap Nadia Dengan mata berbinar bahagia
"iya mbak benar,apa lagi mas Athar dan keila sangat menyukai kue kejunya "ucap kinara
"kalau begiti kalian nanti datang kerumah mbak,mbak akan membuatkan kue kesukaan kalian pasti anak-anak juga bertemu dengan keila"ucap Nadia
"tentu saja mbak saya akan datang kerumah mbak"ujar Kinara
"okey mbak tunggu ya "jawab nadia dengan senyuman bahagia
"siap mbak"jawab Kinara
Akhirnya Nadia dan Amanda meninggalkan kediaman kedua pengacara itu dan meminta amanda mengantarkannya kehotel di.mana Nindi dan anak-anaknya berada
Nadia sama sekali tidak memikirkan bagaimana cemasnya wahyu menunggu Nadia pulang
wahyu Beberapa kali bertanya pada Mita tapi mita juga menggeleng seakan tidak tau dimana keberadaan Nadia karena nadia sempat mengirimkan pesan bahwa dia akan kehotel tempat nindi dan anak-anaknya nginap juga nadia berpesan kalau jangan memberi tahu Wahyu tentang keberadaannya
"Kamu pasti bohong kan mit?! kamu pasti tau dimana Nadia sekarang tidak mungkin Nadia tidak mengatakan sesuatu smaa kamu" jawab wahyu dengan mat melotot
Mita menelan ludahnya tenggorokannya terasa kering tapi sebisa mungkin mita bersikap biasa-biasa saja
"tadi pagi aja mbak nadia cuma berpamitan dengan mengirimkan pesan, jadi saya nggak ketemu mbak Nadia kalau abang nggak percaya bisa menanyakan ini pada anak-anak yang lain " ucap mita
"alah kamu pasti beralasan saja,kalian pasti sudah bersekongkol dengan Nadia "ucap wahyu emosi
"sini ponsel kamu"ucap wahyu lagi
"kenapa dengan poselku bang,inikan privasi saya"ucap mita berpura-pura menolak perintah wahyu
Mita sudah mengantisipasinya semua pesan Nadia sore tadi sudah dihapusnya hanya menyisakan pesan yang dikirim Nadia pagi tadi
Nadia sudah menyangka semua ini pasti dilakukan oleh wahyu dari itu dia memberikan pesan kepada Mita untuk menghapus semua pesannya
"cepat mana ponselmu, kenapa? kamu takut ketahuan berbohong?" ucap wahyu tersenyum sinis
setelah beberapa kali didesak oleh Wahyu akhirnya Mita menyerahkan ponselnya